Langsung ke konten utama

Apakah Teori Big Bang Tidak Lengkap?

apakah-teori-big-bang-tidak-lengkap-informasi-astronomi
Shutterstock

Apakah teori Big Bang tidak lengkap? Pertanyaan ini awalnya muncul di situs Quora: sebuah tempat untuk memperoleh dan berbagi pengetahuan, memberdayakan kita untuk belajar dari orang lain dan untuk lebih memahami tentang dunia di sekitar kita.

Dijawab oleh Viktor T. Toth, seorang profesional di bidang IT dan fisikawan paruh waktu, di Quora, sebagai berikut:

Jangan menganalogikan teori Big Bang sebagai acara serial televisi yang jelas tidak lengkap karena masih banyak episode berikutnya yang sedang diproduksi. Big Bang sebenarnya bukanlah teori, tapi ungkapan yang awalnya justru digunakan untuk mengejek konsep ekspansi kosmos oleh astronom Fred Hoyle dalam sebuah acara radio di BBC pada tahun 1949.

Teori yang memprediksi alam semesta tidak statis, volumenya bisa meluas atau menyusut, adalah relavitas umum Einstein. (Einstein menganggap teorinya belum sempurna dan berusaha memperbaikinya dengan memperkenalkan konsep yang disebut kosmologis konstan).

Ekspansi kosmos juga dapat diamati, sebagaimana telah didemonstrasikan untuk pertama kalinya oleh astronom Georges LemaƮtre, dilanjutkan oleh Edwin Hubble dan para ilmuwan lainnya.

Jadi, teori relativitas umum memprediksi ekspansi dan kontraksi kosmos, yang berdasarkan pengamatan ternyata volume alam semesta terus meluas. Apakah teori ini lengkap? Jelas tidak! Relativitas umum adalah teori geometri ruang dan waktu, bukannya teori materi. Materi hanya diwakili oleh apa yang disebut tensor energi tegangan momentum dan tidak menentukan sifat materi.

Kosmologi fisika modern menggabungkan beberapa teori untuk membangun "concordance" atau "Lambda-CDM" model alam semesta. Selain relativitas umum, Model Standar fisika yang dibangun dari teori medan kuantum dan postulat spesifik yang menggambarkan bidang dan partikel, juga turut digunakan untuk membangun concordance. Model ini telah menggambarkan, dan dalam beberapa kasus berhasil memprediksi (sebelum observasi aktual dilakukan), karakteristik alam semesta secara terperinci.

Selain sedikit potongan-potongan fisika yang saya sebutkan, model concordance juga membutuhkan konfirmasi dari collisionless cold dark matter (CDM) yang masih menjadi misteri terbesar dan diduga mengandung kepadatan energi massa sekitar enam kali lipat materi “normal”. Sifat CDM sama sekali tidak dapat ditentukan, selain fakta bahwa materi gelap: a) dingin, sehingga energi kinetik termalnya dapat diabaikan dibandingkan dengan sisa massanya, dan, b) tanpa benturan, tidak ada tekanan, tidak ada interaksi dengan dirinya sendiri dan tidak ada interaksi dengan materi normal. Apa itu CDM, kita tidak tahu!

Selanjutnya, model menggabungkan konstanta kosmologis (dilambangkan dengan huruf kapital Yunani “Lambda”), yang tidak melanggar teori Einstein, namun apa yang sebenarnya dilambangkan olehnya tetap tidak diketahui. Apakah hanya sesuatu yang konstan? Apakah untuk menggantikan sesuatu yang lain, seperti bidang yang belum diketahui, atau mungkin residu energi vakum bidang kuantum? Ataukah sesuatu yang lain? Tidak ada jawaban yang pasti!

Model concordance cukup sesuai untuk konten materi alam semesta teramati, termasuk rasio dari berbagai isotop purba. Lantas, mengapa tetap ada ketidakseimbangan antara materi dan antimateri. Ada juga misteri-misteri lain, seperti homogenitas alam semesta awal yang mendorong munculnya konsep inflasi kosmik, meskipun akhirnya justru memunculkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Bagaimanapun juga, inflasi kosmik tidak didukung oleh bukti observasional

Terakhir, ketika kita melihat ke alam semesta awal yang ekstrem, ketika efek kuantum gravitasi tidak dapat diabaikan lagi, kita mengalami kesulitan dalam hal teoritis fundamental. Faktanya kita hanya memiliki sedikit teori gravitasi kuantum (bahkan beberapa ilmuwan menduga gravitasi mungkin sama sekali tidak terkuantisasi).

Ditulis oleh: Quora, kontributor www.forbes.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang