Langsung ke konten utama

Jembatan Materi Gelap Membentuk Jaringan Kosmik Penghubung Galaksi

Citra pertama ‘jembatan’ yang diambil oleh para astrofisikawan Kanada.

jembatan-materi-gelap-membentuk-jaringan-kosmik-alam-semesta-informasi-astronomi
Jembatan materi gelap terungkap melalui pencitraan lensa gravitasi.
(Foto: Universitas Waterloo)

Leonardo da Vinci, tokoh pergerakan budaya yang sangat memengaruhi kehidupan intelektual di Eropa, pernah berkata: “Sadarilah bahwa segala sesuatunya itu terhubung.” Sekarang para ilmuwan telah membuktikan penerapan klaim ini di alam semesta.

Satu tim ilmuwan dari Universitas Waterloo di Kanada telah memanfaatkan teknik pelensaan gravitasi untuk memperoleh representasi visual materi gelap untuk pertama kalinya. Secara teoritis, materi misterius yang tak kasat mata ini kemungkinan membentuk sekitar 84% dari seluruh materi di alam semesta. Gambar mengungkap sebuah struktur “jembatan materi gelap” yang menghubungkan dua galaksi yang terpisah jauh. Dilansir dari situs Wired, penemuan ini berpotensi menguatkan teori yang menggagas materi gelap sebagai jaringan kosmik yang menghubungkan galaksi di seluruh alam semesta.

Pelensaan gravitasi adalah efek yang memperkuat cahaya dari galaksi-galaksi jauh karena gaya gravitasi beberapa objek masif. Menggunakan teknik ini, tim mencoba mengungkap eksistensi jembatan materi gelap.

Tim membangun citra komposit lebih dari 23.000 pasang galaksi yang terletak dalam rentang jarak 4,5 miliar tahun cahaya. Jembatan materi gelap terlihat paling jelas di antara sepasang galaksi yang terpisah kurang dari 40 juta tahun cahaya.

“Selama beberapa dekade, para periset telah memprediksi filamen materi gelap di antara galaksi yang berperan layaknya megastruktur, sebuah jaringan yang menghubungkan galaksi,” tulis profesor astronomi Mike Hudson dari Universitas Waterloo di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. "Gambar ini membawa kita melampaui prediksi terhadap sesuatu yang bisa kita lihat dan ukur.”

Eksistensi materi gelap pertama kali diajukan untuk menjelaskan laju rotasi galaksi yang begitu cepat. Jika galaksi hanya terbentuk dari materi kasat mata, maka gaya gravitasi tidak cukup kuat untuk menahan laju rotasi galaksi. Jadi, para teoretikus menggagas seharusnya ada materi dalam jumlah besar yang tak kasat mata untuk mengkompensasi defisit gravitasi materi kasat mata.

Setelah itu, para astrofisikawan membayangkan alam semesta yang dipenuhi benang halus materi gelap misterius, benang yang bisa bertindak sebagai “perancah kosmik” yang mengkoordinasikan beberapa gerakan dalam skala besar di ruang angkasa.

“Pengamatan” terhadap beberapa jembatan materi gelap adalah penemuan yang sangat penting. Teknik yang diterapkan dapat lebih disempurnakan untuk memetakan distribusi materi gelap di seluruh kosmos secara lebih akurat, yang mungkin akhirnya mengarah ke petunjuk desainnya yang misterius.

Ditulis oleh: Bryan Nelson, www.mnn.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang