Langsung ke konten utama

Kehidupan Mungkin Muncul di Eksoplanet TRAPPIST-1

sistem-trappist-1-informasi-astronomi
Ilustrasi sistem TRAPPIST-1.
NASA/R. Hurt/T. Pyle

Di seluruh jagad raya, hanya ada satu planet yang diketahui menampung kehidupan. Sementara Bumi sangat istimewa bagi kita, tidak terhitung banyaknya dunia mirip Bumi yang mengorbit bintang selain Matahari. Karena kehidupan bisa muncul saat awal sejarah Bumi, kehidupan mungkin dapat muncul di planet-planet lain yang berpotensi layak huni. Tapi saat kita mempelajarinya secara mendalam, baik tentang eksoplanet dan sejarah kehidupan di Bumi, kita justru menemukan situasi yang sedikit lebih rumit.

Dalam astronomi, “berpotensi layak huni” berarti orbit menempatkan sebuah planet pada jarak tertentu dari bintang induk, yang tidak terlalu dekat karena air akan menguap dan tidak terlalu jauh karena air akan membeku. Dugaan Anda benar, Bumi terletak di zona layak huni Matahari.

Tapi, ada beberapa faktor yang membuat Bumi begitu ramah terhadap kehidupan. Salah satunya, Matahari kita adalah bintang deret utama yang stabil. Bumi telah menerima sumber panas dan cahaya dengan stabil selama miliaran tahun. Bumi juga memiliki Bulan yang berukuran besar dan gaya pasang surut gravitasi antara Bumi dan Bulan menciptakan pemanasan pasang surut di interior Bumi, yang menghasilkan gunung berapi dan aktivitas geologi lainnya, sehingga mentransfer material secara berlimpah dari interior ke permukaan Bumi. Di wilayah terluar tata surya, bulan-bulan berukuran besar Jupiter juga mengalami gaya pasang surut serupa, sehingga menghangatkan air agar tetap cair di bawah permukaan. Bulan-bulan seperti Europa mungkin menampung kehidupan karena pemanasan pasang surut ini.

Ternyata tata surya kita sedikit unik. Jumlah bintang mirip Matahari lebih sedikit daripada bintang katai merah. Sebagian besar planet yang telah kita temukan mengorbit bintang katai merah dari jarak dekat. Misalnya, sistem TRAPPIST-1 yang diorbit oleh 7 dunia seukuran Bumi dari jarak yang lebih dekat daripada orbit Merkurius mengitari Matahari. Meskipun massa bintang TRAPPIST-1 sekitar 90 kali lipat lebih masif daripada Jupiter, namun ukurannya kurang lebih setara, sedangkan orbit sistem planet terletak pada jarak yang setara dengan orbit bulan-bulan yang mengitari Jupiter. Karena orbit sistem planet TRAPPIST-1 tidak sepenuhnya melingkar, mereka berpotensi mengalami gaya pasang surut seperti bulan-bulan Jupiter. Jadi bisa dikatakan mereka aktif secara geologis dan berpotensi ramah terhadap kehidupan.

Bintang katai merah belia kemungkinan agak kurang bersahabat terhadap kehidupan, karena cenderung menghasilkan semburan berbahaya yang melucuti atmosfer planet sistem. Tapi TRAPPIST-1 adalah bintang katai merah stabil yang berusia lebih tua, sehingga sistem planet akan memperoleh aliran panas dan cahaya dengan stabil. Dalam sebuah makalah studi yang ditulis baru-baru ini, satu tim ilmuwan mengamati kondisi sistem planet TRAPPIST-1 dengan mempertimbangkan jumlah panas yang mereka terima dari bintang induk, termasuk jumlah pemanasan pasang surut yang mereka hasilkan. Para ilmuwan memprediksi planet d dan e (lihat gambar) tampak paling ramah terhadap kehidupan, dengan sumber panas yang ideal, baik dari bintang induk maupun dari pemanasan pasang surut. Mereka seharusnya cukup hangat untuk dapat mempertahankan air cair, tapi terlalu dingin untuk mencegah efek rumah kaca.

Tentu pertanyaan terbesar yang ingin diungkap adalah apakah planet d dan e menampung air cair dalam jumlah yang cukup di permukaan? Hal ini sangat tergantung dengan ukuran mereka. Meskipun kita memperoleh perkiraan terbaik tentang ukuran, kita belum yakin dengan massa mereka. Jadi kita memerlukan lebih banyak data untuk menentukan apakah kehidupan bisa bertahan di dunia-dunia yang relatif dekat dengan kita.

Makalah studi berjudul "Interior structures and tidal heating in the TRAPPIST-1 planets", telah dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysic.

Ditulis oleh: Brian Koberlein, kontributor www.forbes.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang