Langsung ke konten utama

Mengapa Upaya Pencarian Alien Berdampak Positif untuk Masyarakat?

upaya-pencarian-alien-baik-untuk-masyarakat-informasi-astronomi

Upaya pencarian kehidupan di luar Bumi adalah salah satu aspek paling menarik dalam sains modern. Demi kepentingan ilmiahnya, sumber daya secara signifikan dialokasikan bagi disiplin ilmu astrobiologi yang masih tergolong muda, mulai dari misi rover di Mars hingga pengamatan teleskopik terhadap planet yang mengorbit bintang selain Matahari.

“Cawan suci” dari semua upaya ini adalah penemuan kehidupan ekstraterestrial (alien) yang kemungkinan besar membawa implikasi ilmiah dan filosofis secara mendalam. Tapi kehidupan di luar Bumi belum pernah ditemukan dan sejauh yang kita ketahui barangkali memang tidak ada. Untungnya, meskipun alien tidak pernah ditemukan, tidak ada yang merasa dirugikan, justru upaya pencarian kehidupan di luar Bumi akan memberikan keuntungan yang berharga bagi masyarakat.

Mengapa demikian?

Pertama, astrobiologi adalah multi disiplin ilmu yang inheren (tidak dapat dipisahkan). Untuk mencari kehidupan asing, dibutuhkan pemahaman setidaknya di bidang astronomi, biologi, geologi, dan sains keplanetan. Program sarjana astrobiologi mencakup unsur dari semua disiplin ilmu yang berbeda ini dan para peneliti astrobiologi pascasarjana maupun postdoctoral juga harus familiar dengan sebagian besar atau keseluruhan disiplin ilmu dimaksud.

Dengan memaksakan beberapa disiplin ilmu untuk berinteraksi, astrobiologi merangsang reunifikasi terpisah dari sains, yang membantu transfer sains abad ke-21 dari spesialisasi yang ekstrem saat ini ke visi multi disiplin ilmu yang pernah terjadi di masa lalu.

bumi-naik-di-atas-permukaan-bulan-apollo-8-informasi-astronomi
Foto Bumi terbit di atas permukaan Bulan yang diambil oleh misi Apollo 8 pada bulan Desember 1968.
Kredit gambar: NASA.

Dengan menghasilkan para ilmuwan berpemikiran luas, yang familiar dengan berbagai aspek dunia alamiah, studi astrobiologi memperkaya keseluruhan upaya sains. Dari pembuahan silang gagasan inilah, penemuan masa depan dapat dihasilkan, tak sekadar warisan permanen astrobiologi, meskipun kehidupan asing tak pernah ditemukan.

Penting juga untuk mengenali bahwa astrobiologi adalah upaya sains yang sangat terbuka. Mencari kehidupan di seluruh kosmos membawa kita dari lingkungan ekstrem di Bumi, ke dataran dan di bawah permukaan Mars, satelit-satelit es alami yang mengorbit planet-planet raksasa, hingga ke planet yang mengorbit bintang lain. Pencarian akan terus berlanjut, terlepas apakah kehidupan esktraterestrial benar-benar ditemukan. Rentang lingkungan yang sepenuhnya terbuka untuk diselidiki pada dasarnya tidak terbatas dan oleh karena itu berpotensi menjadi sumber stimulasi ilmiah dan intelektual yang tidak pernah berakhir.

bukit-pasir-di-dekat-kutub-selatan-mars-informasi-astronomi
Bukit pasir di dekat kutub selatan Mars.
Kredit gambar: NASA

Perspektif Kosmik

Di luar manfaat intelektual astrobiologi secara khusus, adalah berbagai manfaat sosial yang lebih luas, yang muncul dari jenis perspektif dalam skala kosmik yang dipelajari oleh astrobiologi.

Mustahil mempertimbangkan pencarian kehidupan di Mars atau di planet yang mengorbit bintang-bintang jauh, tanpa bergeser dari perspektif geosentris yang mendominasi kehidupan sosial dan politik sebagian besar orang. Saat ini, Bumi dihadapkan pada tantangan global yang hanya dapat diatasi melalui peningkatan kerja sama internasional. Namun di seluruh dunia, ideologi nasionalistik justru berperan memisahkan umat manusia. Pada saat seperti itu, pertumbuhan penyatuan perspektif kosmik berpotensi menjadi sesuatu yang sangat penting.

Pada tahun-tahun awal dimulainya era antariksa, duta besar AS Adlai Stevenson untuk PBB, mengatakan kepada dunia: “Kita tidak akan pernah lagi menjadi kelompok dari bangsa yang bertikai di depan keagungan dahysat luar angkasa.” Sayangnya, perspektif ini belum sepenuhnya terserap ke dalam akal budi kita. Di sisi lain, kepentingan publik yang lebih luas dalam mencari kehidupan di luar Bumi, mendorong peran astrobiologi sebagai sarana edukasi ideal untuk mempopulerkan perspektif ini.

Memang, hanya dengan mengirim pesawat antariksa untuk menjelajahi tata surya, yang sebagian besar untuk tujuan astrobiologis, dapat memberikan gambaran tentang tempat planet kita di tengah jagad raya.

bumi-diprotet-dari-permukaan-mars-informasi-astronomi
Bumi dipotret dari permukaan Mars oleh Mars Exploration Rover Spirit pada bulan Maret 2004.
Kredit gambar: NASA/JPL/Cornell/Texas A & M

Selain itu, astrobiologi memberikan perspektif evolusioner penting dalam segala hal terkait manusia sebagai suatu spesies, jadi membutuhkan pemahaman sejarah secara mendalam dalam skala besar. Karena itu, banyak mata pelajaran astrobiologi di perguruan tinggi dimulai dengan gambaran sejarah alam semesta. Dimulai dengan Big Bang dan bergerak secara berurutan melalui asal usul unsur kimia, evolusi bintang, galaksi, sistem planet, asal usul kehidupan dan sejarah evolusioner dari sel pertama ke wujud kehidupan kompleks seperti kita. Pemahaman ini akan membantu kita untuk menemukan segala hal terkait umat manusia dalam rentang waktu yang sangat luas, dan oleh karena itu melengkapi perspektif kosmik yang diberikan oleh eksplorasi antariksa.

alexander-von-humboldt-informasi-astronomi
Alexander von Humboldt, 1843.

Implikasi Politik

Ada sebuah pepatah terkenal yang secara luas dikaitkan dengan seorang penganut paham naturalis dari Prusia bernama Alexander von Humboldt. Ia menyatakan bahwa “wawasan dunia yang paling berbahaya adalah wawasan dunia dari mereka yang tidak memiliki cara pandang terhadap dunia itu sendiri.” Humboldt mungkin hanya berpikir tentang potensi ekspansi perjalanan menjelajahi dunia. Tapi kemiripannya dengan perspektif kosmik dan evolusioner yang disediakan oleh astrobiologi, diperkuat pula oleh wawasan sebenarnya tentang Bumi dari luar angkasa, pastinya dapat bertindak untuk memperluas pemikiran agar dunia tidak lagi terfragmentasi dan menjadi tempat yang berbahaya.

Saya pikir akan ada implikasi politis penting yang melekat dalam perspektif ini, sebagai spesies berakal yang menguasai teknologi dan mendominasi satu-satunya planet yang diketahui memiliki kehidupan di alam semesta, manusia memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan institusi sosial dan politik internasional secara tepat untuk mengelola situasi yang mengarahkan kita untuk menemukan jati diri kita yang sejati.

Tinjauan terkenal HG Wells untuk menyelesaikan karya Outline of History yang monumental pada tahun 1925 adalah: “Sejarah umat manusia semakin lama berkompetisi di antara pendidikan dan malapetaka.” Tinjauan semacam itu tampaknya terkait erat dengan situasi geopolitik saat ini, seperti keputusan tak rasional yang sering diambil oleh pihak-pihak yang berkuasa (dan juga oleh seluruh populasi) yang tampaknya mengabaikan perspektif yang lebih luas, barangkali memang membawa planet kita ke arah malapetaka.

Ditulis oleh: Ian Crawford, theconversation.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang