Langsung ke konten utama

Akankah Bumi Bertahan Ketika Matahari Menjadi Raksasa Merah?

akankah-bumi-bertahan-ketika-matahari-menjadi-raksasa-merah-informasi-astronomi
Ilustrasi Bumi yang panas membara saat Matahari menjalani tahap evolusi raksasa merah.
Kredit: Wikimedia Commons/Fsgregs

Sejak awal sejarah manusia, kita telah menyadari Matahari adalah bagian sentral dari kehidupan di Bumi. Sistem mitologis dan kosmologis yang tersebar di seluruh dunia menjadi bukti kuat untuk itu. Seiring kemajuan drastis ilmu pengetahuan era modern, kita bahkan mengetahui Matahari telah eksis terlebih dahulu sebelum kita dan akan tetap ada setelah kita lenyap. Setelah terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, Matahari memulai sejarahnya sekitar 40 juta tahun sebelum Bumi terbentuk.

Sejak itu, Matahari telah menikmati statusnya sebagai bintang deret utama, karena mampu melakukan proses fusi nuklir di bagian inti untuk memancarkan energi dan cahaya, sekaligus memelihara kehidupan di Bumi. Namun status nyaman Matahari hanya berlangsung selama 4,5-5,5 miliar tahun lagi, setelah itu Matahari akan menghabiskan pasokan hidrogen dan helium dan mengalami beberapa perubahan drastis. Dengan asumsi umat manusia masih tinggal di planet yang kita sebut rumah saat ini, karena barangkali kita telah mempertimbangkan untuk keluar dari Bumi dan mencari planet baru!

Kelahiran Matahari

Teori utama tentang bagaimana Matahari dan tata surya terbentuk adalah Teori Nebula. Matahari dan seluruh planet berasal dari awan molekuler gas dan debu raksasa miliaran tahun lalu. Sekitar 4,57 miliar tahun yang lalu, awan molekuler runtuh karena gaya gravitasinya sendiri, termasuk disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari sebuah bintang yang melintas dekat hingga gelombang kejut yang bersumber dari supernova. Semua proses dimaksud memicu kelahiran Matahari kita.

Pada dasarnya, awan molekuler raksasa runtuh setelah kantong-kantong debu dan gas mulai terkumpul ke wilayah-wilayah yang lebih padat. Seiring lebih banyak material yang terakumulasi di wilayah-wilayah padat, kekekalan momentum membuat mereka mulai berputar dan meningkatkan tekanan yang menghasilkan panas. Hampir seluruh material terkumpul di bola pusat, sementara sisanya membentuk cakram besar yang mengelilinginya.

cakram-protoplanet-informasi-astronomi
Bintang belia dikelilingi oleh cakram gas dan debu yang disebut cakram protoplanet. Dari cakram inilah planet-planet terbentuk, kandungan air es di dalam cakram memengaruhi jenis planet yang terbentuk.
Kredit: NASA/JPL-Caltech

Bola di pusat awan molekuler adalah Matahari, sedangkan cakram material membentuk planet-planet tata surya. Matahari kemudian menghabiskan waktu 100.000 tahun sebagai protostar, sebelum suhu dan tekanan di interior memicu fusi nuklir di bagian inti bintang. Matahari memulai sejarahnya sebagai sebuah bintang mirip T Tauri, yang sangat aktif dan meletuskan angin surya intens. Beberapa juta tahun kemudian, Matahari beralih ke statusnya saat ini sebagai bintang deret utama.

Bintang Deret Utama

Selama 4,57 miliar tahun masa kehidupannya, Matahari tergolong sebagai bintang deret utama, yang ditandai oleh proses fusi nuklir yang melebur hidrogen menjadi helium di bawah tekanan dan suhu yang luar biasa di bagian inti. Fusi nuklir menghasilkan energi dalam jumlah besar. Setiap detik, 600 juta ton materi diubah menjadi neutrino, radiasi Matahari, dan energi sekitar 4x1027 Watt.

Tentu saja, proses fusi nuklir tidak berlangsung selamanya, karena tergantung pada suplai materi yang dikonsumsi secara teratur. Seiring waktu, semakin banyak hidrogen yang dilebur menjadi helium dan inti bintang terus menyusut. Lapisan-lapisan terluar Matahari akan lebih dekat ke pusat bintang dan mengalami gaya gravitasi yang lebih kuat.

Sebelum Matahari mengkonsumsi seluruh hidrogen di bagian inti, proses fusi terjadi semakin cepat dan energi yang dihasilkan Matahari semakin meningkat. Saat ini, konsumsi hidrogen telah meningkatkan 1% luminositas Matahari setiap 100 juta tahun, berarti selama 4,5 miliar tahun terakhir telah meningkat 30%.

siklus-hidup-bintang-seperti-matahari-informasi-astronomi
Siklus hidup bintang mirip Matahari. Mulai dari sejak dilahirkan di sisi kiri hingga tahap evolusi menjadi raksasa merah di sebelah kanan setelah miliaran tahun.
Kredit: ESO/M. Kornmesser

Matahari akan 10% lebih terang sekitar 1,1, miliar tahun lagi. Kenaikan luminositas berarti peningkatan energi panas yang diserap oleh atmosfer Bumi dan memicu efek rumah kaca mirip Venus yang telah berubah menjadi planet neraka saat ini.

Dalam waktu 3,5 miliar tahun, Matahari akan 40% lebih terang, menyebabkan lautan di Bumi mendidih, kutub es meleleh secara permanen dan semua uap air di atmosfer lenyap ke luar angkasa. Dengan kondisi seperti ini, kehidupan tidak akan bisa bertahan di permukaan dan planet Bumi berubah sepenuhnya menjadi dunia panas dan kering, seperti Venus.

Tahap Evolusi Raksasa Merah

Dalam waktu 5,4 miliar tahun dari sekarang, Matahari akan menjalani tahap evolusi raksasa merah, yang dimulai setelah semua pasokan hidrogen habis di bagian inti, sementara helium menjadi tidak stabil dan runtuh karena bobotnya sendiri. Inti Matahari akan memanas dan lebih padat, menyebabkan ukuran Matahari membengkak.

Ukuran Matahari akan terus membengkak hingga melampaui orbit Merkurius, Venus, dan mungkin Bumi. Meskipun Bumi dapat bertahan dan tidak “dikonsumsi” Matahari, namun jaraknya yang sangat dekat dengan Matahari akan menghanguskan seluruh planet dan memusnahkan kehidupan. Tapi para astronom juga mempertimbangkan kemungkinan saat ukuran Matahari membengkak, gaya gravitasi Matahari melemah dan lintasan orbit planet Bumi juga turut berubah.


Ketika mencapai tahap pamungkas evolusi bintang, Matahari kehilangan sejumlah besar massa melalui angin surya yang kuat. Pada dasarnya, saat membengkak, Matahari juga kehilangan massa dan menyebabkan orbit planet-planet semakin menjauh. Lalu, apakah Matahari yang membengkak akan menyusul orbit planet yang menjauh, atau apakah Bumi (dan bahkan Venus) lolos dari genggamannya?

K.-P Schroder dan Robert Cannon Smith adalah dua orang ilmuwan yang telah menjawab pertanyaan ini. Dalam makalah studi berjudul “Distant Future of the Sun and Earth Revisted” yang telah dipublikasikan di Monthly Notice of Royal Astronomical Society, mereka menjalankan perhitungan dengan model terbaru evolusi bintang.

Menurut Schroder dan Smith, saat menjadi bintang raksasa merah 7,59 miliar tahun yang akan datang, Matahari mulai kehilangan massanya dengan cepat. Pada saat mencapai radius maksimalnya, 256 kali ukurannya saat ini, massa Matahari menurun ke 67% massanya saat ini. Ketika mulai membengkak, Matahari akan menyapu wilayah terdalam tata surya hanya dalam waktu 5 juta tahun.

Setelah melakukan fusi nulkir helium yang relatif singkat (130 juta tahun), pada saat itu Matahari membengkak dan melampaui orbit Merkurius dan Venus. Saat mendekati Bumi, Matahari telah kehilangan 4,9 x 1020 ton massa setiap tahunnya (8% massa Bumi).

Akankah Bumi Bertahan?

Ada kabar buruk dan kabar baik, menurut Schroder dan Smith. Kabar buruknya, Bumi tidak mampu bertahan selama Matahari membengkak. Meskipun orbit Bumi melebar 50% lebih jauh daripada saat ini (1,5 AU), sangat tipis peluang untuk meloloskan diri. Matahari yang ukurannya semakin membengkak, menelan Bumi tepat sebelum mencapai puncak tahap raksasa merah. Bahkan Matahari terus membengkak 0,25 AU lagi selama 500.000 tahun kemudian.

1 AU adalah jarak Bumi-Matahari, sekitar 150.000.000 km.

bintang-raksasa-merah-informasi-astronomi
Ilustrasi bintang raksasa merah.
Kredit: NASA/Walt Feimer

Begitu berada di dalam atmosfer Matahari, Bumi akan bertabrakan dengan partikel-partikel gas. Orbit Bumi akan luruh dan akan ditelan sepenuhnya. Jika saja orbit Bumi saat ini sedikit lebih jauh, 1,15 AU, Bumi bisa meloloskan diri dari Matahari. Jika saja kita bisa mendorong planet kita untuk berada ke jarak 1,15 AU, maka kita dapat bertahan. Namun, pengandaian semacam itu sepenuhnya bersifat spekulatif dan hanya ada di dunia fiksi ilmiah.

Kabar baiknya, jauh sebelum Matahari memasuki tahap raksasa merah, zona layak huni Bumi akan lenyap. Para astronom memperkirakan zona layak huni baru akan meluas melampaui orbit Bumi dalam waktu sekitar satu miliar tahun. Matahari yang semakin panas akan menguapkan seluruh lautan dan melenyapkan atom hidrogen dari air. Bumi tidak akan pernah memiliki samudera lagi dan meleleh.

Apakah itu adalah kabar baik? Ya, dengan percaya diri! Umat manusia akan dipaksa meninggalkan Bumi sebelum dihancurkan oleh Matahari. Mengingat fakta bahwa kita berurusan dengan garis waktu melampaui apapun yang pernah kita lalui, kita belum berani memastikan ada beberapa fenomena bencana lain yang mengharuskan kita untuk lebih cepat meninggalkan Bumi, atau barangkali kita tidak akan pernah melampaui tahap evolusi kita saat ini.

Perubahan zona layak huni Matahari akan mengubah seluruh tata surya. Sebagian besar wilayah terluar tata surya justru akan memasuki zona layak huni baru, yang membentang antara 49,4-71,4 AU, melampaui Sabuk Kuiper. Berarti dunia-dunia es yang sebelumnya beku akan mencair dan air cair akan berada di luar orbit Pluto.


Mungkin Eris akan menjadi rumah baru kita. Planet katai Pluto menjadi Venus baru, sedangkan Haumeau, Makemake dan objek lain menjadi wilayah terluar baru tata surya. Pertanyaan yang paling menarik adalah "apakah kita akan tetap bertahan di Bumi miliaran tahun dari sekarang?"

Entah bagaimana, subjek yang ada di depan kita dan apa yang tertinggal saat kita pergi, terus mempesona kita. Saat harus berhadapan dengan fenomena seperti Matahari, Bumi, dan alam semesta, eksistensi kita hanyalah sekedipan mata dibandingkan kosmos, dan berapa lama kita akan tetap bertahan sebagai suatu spesies tetap menjadi pertanyaan terbuka.

Ditulis oleh: Matt Williams, www.universetoday.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang