Di alam semesta, kita kerap berhadapan
dengan benda langit yang terletak begitu jauh. Dalam skala kosmik, planet Bumi kita sangat kecil. Bahkan
di tata surya kita sendiri, Bumi sangat kecil jika dibandingkan planet
Jupiter. Menurut NASA, dibutuhkan lebih dari 1.000 planet Bumi untuk memenuhi volume Jupiter. Sedangkan menurut Universitas Cornell, dibutuhkan lebih dari satu juta planet Bumi untuk memenuhi volume Matahari.
Lagipula, Matahari kita sekalipun terlihat sangat
kecil jika dibandingkan dengan bintang terbesar yang kita ketahui. Matahari diklasifikasikan sebagai tipe G, sebuah bintang katai kuning, dengan ukuran yang tergolong rata-rata pada skala
kosmik. Tapi, beberapa bintang hypergiant jauh lebih besar. Dibutuhkan lebih dari 1.700 Matahari untuk memenuhi volume UY Scuti, bintang terbesar di alam semesta. Meskipun hanya mengandung massa 30 kali lipat lebih masif
daripada Matahari, namun UY Scuti seolah menunjukkan bagaimana massa dan ukuran
tidak harus selalu berkorelasi dalam hal volume.
Lanjut ke daftar objek kosmik terbesar, yang paling perlu dipertimbangkan adalah lubang hitam supermasif yang bersemayam di pusat galaksi. Bima Sakti kita menampung lubang hitam supermasif yang memiliki massa sekitar 4
juta kali lipat massa Matahari. Namun salah satu lubang hitam terbesar
yang pernah ditemukan berada di galaksi NGC 4889, dengan massa setara 21 miliar kali lipat Matahari.
Kemudian masih banyak di luar sana yang lebih
besar daripada lubang hitam supermasif. Galaksi adalah ikatan kosmik yang terdiri dari sistem
bintang dan segala sesuatu yang ada di dalamnya (seperti planet,
bintang, asteroid, komet, planet katai, molekul gas, debu kosmik dan masih banyak lagi). Menurut
NASA, ukuran Bima Sakti membentang sekitar 100.000 tahun cahaya. (Tahun cahaya
adalah jarak tempuh cahaya dalam satu tahun). Sulit untuk mengkarakterisasi galaksi-galaksi terbesar di alam semesta, namun ukuran mereka dapat mencapai
jutaan tahun cahaya. Sejauh ini, pemegang gelar galaksi terbesar di seluruh jagad raya adalah IC 1101, sekitar 50 kali lipat ukuran Bima Sakti dan sekitar 2.000 kali lipat lebih masif. IC 1101 membentang hingga 5,5 juta tahun cahaya. Sementara awan molekuler gas yang disebut nebula, ukurannya juga tak kalah mengesankan. Nebula NGC 604 di galaksi Triangulum adalah salah satu nebula terbesar yang membentang sekitar 1.520
tahun cahaya.
Sekarang kita beralih ke struktur
terbesar di alam semesta. Galaksi sering terikat dengan galaksi lainnya secara gravitasi dan membentuk ikatan yang disebut gugus galaksi. Galaksi Bima Sakti kita adalah bagian dari Grup Lokal yang terdiri dari sekitar dua
lusin galaksi, termasuk Andromeda. Dulu para astronom pernah menganggap Grup Lokal sebagai struktur terbesar, namun pada tahun 1980-an, mereka menyadari gugus galaksi juga terhubung secara gravitasi dengan supergugus galaksi.
Supergugus Galaksi Terbesar
Supergugus galaksi terbesar di alam semesta adalah Hercules-Corona Borealis Great Wall, yang pertama kali ditemukan pada tahun 2013 dan telah dipelajari beberapa kali. Supergugus ini begitu besar, bahkan cahaya membutuhkan waktu sekitar 10 miliar tahun untuk merambat di sepanjang struktur. Sebagai perspektif, alam semesta hanya berusia 13,8 miliar tahun.
Struktur ini pertama kali terungkap saat tim ilmuwan yang dipimpin oleh Istvan Horvath dari National University of Public Service di Hungaria, mengamati fenomena
kosmik singkat yang disebut semburan sinar gamma (GRB), yang dihasilkan oleh fenomena dahsyat supernova bintang-bintang masif.
GRB dianggap sebagai
indikasi terbaik untuk menentukan lokasi objek masif di alam semesta, mengingat bintang-bintang masif cenderung berkumpul di wilayah yang padat.
Survei pertama mengungkap sinar gamma yang secara khusus terkonsentrasi sekitar 10
miliar tahun cahaya dari Bumi ke arah rasi Hercules dan Corona Borealis.
Tapi bagaimana struktur terbesar di alam semesta terbentuk masih menjadi teka-teki. Sebuah artikel yang ditulis pada
tahun 2013 di Discovery News, menjelaskan bagaimana Hercules-Corona Borealis Great Wall bertentangan dengan prinsip kosmologi atau bagaimana alam semesta terbentuk dan berevolusi. Secara khusus, prinsip kosmologi menggagas materi harus seragam jika diamati pada skala yang cukup
besar, sedangkan supergugus galaksi cenderung tidak seragam.
“Saya pikir struktur ini terlalu besar untuk
dimiliki oleh alam semesta, bahkan sebagai rekan penulis studi, saya masih merasa ragu-ragu,” ungkap astronom Jon Hakkila dari Charleston College di Carolina Selatan. Dia
mengatakan persentase potensi tim mengamati sejumlah
sinar gamma acak di lokasi tersebut hanya kurang dari 1%.
“Jadi kami meyakini bahwa struktur tersebut memang eksis,” tambahnya. “Ada juga struktur lain yang tampaknya melanggar homogenitas
universal, yaitu Sloan
Great Wall dan Huge Large Quasar
Group...., jadi mungkin ada stuktur lain yang mungkin lebih besar. Hanya waktu yang bisa menjawabnya.”
Objek Terbesar di Tata Surya Kita
Sementara tata surya sangat kecil jika dibandingkan dengan skala Hercules-Corona Borealis Great Wall, berikut daftar
beberapa tipe objek terbesar di tata surya:
- Planet terbesar: Jupiter, dengan diameter sekitar 142.984 km, atau sekitar 11 kali diameter Bumi.
- Bulan terbesar: Ganymede, yang kebetulan mengorbit planet terbesar Jupiter. Diameternya sekitar 5.268 km dan sedikit lebih besar daripada planet Merkurius.
- Gunung tertinggi: Olympus Mons di Mars, tingginya kira-kira 25 km, tiga kali tinggi Gunung Everest di Bumi.
- Ngarai terbesar: Valles Marineris di Mars, dengan panjang sekitar 3.000 km, lebar 600 km dan kedalaman 8 km.
- Kawah terbesar: Utopia Planitia di Mars, diameternya sekitar 3.300 km. Utopia Planitia adalah lokasi pendaratan pesawat antariksa Viking 2 pada tahun 1976.
- Asteroid terbesar: Vesta, ukurannya 530 km dan terletak di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.
- Planet katai terbesar: Pluto adalah planet katai terbesar dengan diameter 2.370 km, meskipun pernah dianggap lebih kecil daripada planet katai Eris. Pengukuran terbaru Pluto dikonfirmasi ulang oleh pesawat antariksa New Horizons NASA pada tahun 2015.
Komentar
Posting Komentar