Materi gelap adalah salah satu konsep yang paling kuat dan kontroversial dalam fisika modern. Kita telah menemukan bukti tak terbantahkan tentang bagaimana semua materi normal di alam semesta yang terdiri
dari proton, neutron, dan elektron, tidak bisa menjelaskan rangkaian
efek gaya gravitasi mereka sendiri. Oleh karena itu, para ilmuwan menambahkan sumber massa tambahan dengan karakteristik tertentu, yaitu materi gelap, yang membawa hampir semua prediksi gaya gravitasi sesuai
dengan apa yang telah kita amati. Salah satu prediksi tentang materi gelap
adalah galaksi-galaksi satelit katai yang berukuran kecil seharusnya
terbentuk di dalam lingkaran halo besar di sekitar galaksi-galaksi raksasa. Namun di
sekitar Bima Sakti, Andromeda, dan sekarang Centaurus A, galaksi-galaksi satelit mereka ternyata tidak berada di dalam
lingkaran halo, justru berada di cakram galaksi induk. Para peneliti
yang melakukan studi terbaru mengklaim fenomena ini adalah tantangan utama
terhadap gambaran standar kosmologi Cold
Dark Matter (CDM). Tapi benarkah seperti itu? Untuk
menjawabnya diperlukan pengamatan secara lebih mendalam.
Kapanpun seseorang mencetuskan teori yang menarik, simpel dan dapat memecahkan banyak permasalahan, namun prediksi fundamental dari teori hanya dapat dideteksi secara tidak langsung, pasti akan
ada orang yang menentangnya. Inflasi kosmik, misalnya, menjelaskan asal usul kosmos, namun hanya sisa dari efeknya saja yang dapat diamati saat ini.
Energi gelap menjelaskan laju ekspansi alam semesta secara sempurna,
namun belum ada cara untuk mengetahui asal usulnya. Dan materi
gelap, yang turut membuat frustrasi, menjelaskan seluruh rangkaian observasi kosmologis, mulai dari dinamika galaksi ke jaringan kosmik
berskala besar hingga fluktuasi cahaya sisa Big Bang. Tapi belum pernah ada yang secara langsung mendeteksi partikel materi gelap. Bahkan bisa dikatakan belum
pernah ada yang lebih dekat dari sekadar mendeteksi. Tetapi bukan berarti materi gelap tidak nyata, jadi kita harus sangat
berhati-hati dalam menganalisis.
Permasalahan galaksi-galaksi satelit
adalah teka-teki nyata, karena melibatkan banyak fisika rumit.
Ketika menjalankan simulasi materi gelap, simulasi harus fitur
universal yang dari waktu ke waktu mengharuskan kita untuk membangun lingkaran halo
materi gelap skala besar yang bergabung menjadi satu dan sesuai dengan
galaksi spiral dan elips raksasa yang kita amati saat ini. Tapi di
sekitarnya ada sub lingkaran halo berukuran lebih kecil yang turut muncul
dalam simulasi pada semua orientasi di sekitar galaksi yang lebih besar.
Namun dalam prakteknya, galaksi-galaksi satelit katai yang benar-benar kita amati muncul dalam sebuah bidang, yaitu bidang orbital yang sama dengan cakram galaksi utama.
Selain itu, sementara muncul harapan naif agar galaksi-galaksi satelit katai juga menunjukkan gerakan acak, apa yang
kita amati menunjukkan bukti signifikan bahwa mereka berada di dalam putaran satu bidang
orbit dengan galaksi induk itu sendiri. Fenomena serupa ditemukan
pertama kali di Bima Sakti dan Andromeda, dan penelitian terbaru menunjukkan bagaimana hal
ini juga berlaku untuk Centaurus A, dengan 14 dari 16 galaksi satelit yang
ditemukan terlihat berotasi bersama dengan galaksi pusat.
Entah apakah ada sesuatu yang menyembunyikan lingkaran
halo materi gelap ini, ada yang salah dengan simulasi atau sesuatu yang tidak
sepenuhnya diperhitungkan untuk materi gelap. Mari kita lihat masing-masing
kemungkinannya.
1.) Lingkaran halo materi gelap memang nyata,
tapi galaksi-galaksi satelit katai berukuran kecil di luar cakram galaksi utama
terlalu sulit untuk diamati. Permasalahan terhadap galaksi satelit yang hilang adalah
masalah klasik dalam kosmologi, karena simulasi CDM sejak dulu mengindikasikan eksistensi sejumlah besar galaksi-galaksi katai ultra redup di sekitar galaksi raksasa daripada yang telah kita temukan. Belum lama ini, banyak galaksi katai ultra-redup yang telah ditemukan, sebagian besar berada
di dekat galaksi induk. Cahaya yang mereka pancarkan lebih redup daripada gugus bintang terbuka yang ditemukan di
Bima Sakti, yang sebagai besar hanya terdiri dari ratusan bintang, meskipun tertutup
oleh massa dari materi gelap yang mencapai ratusan ribu kali lipat massa Matahari.
Namun, penemuan ini tidak sepenuhnya menjelaskan masalah orientasi, karena bidang
orbital terlihat nyata.
Lebih jauh lagi, argumen bahwa galaksi-galaksi
katai disembunyikan seharusnya hanya berlaku untuk Bima Sakti, karena hanya
bidang Bima Sakti yang mengaburkan galaksi-galaksi satelit. Pengamatan galaksi-galaksi
satelit di Centaurus A dan Andromeda nampaknya dapat menjelaskan hal ini. Ada
argumen tentang apakah semua bidang orbit yang diamati secara dinamis stabil dalam rentang waktu yang lama, namun tidak terlihat galaksi-galaksi katai yang
hilang yang dapat menjelaskan kesejajaran bidang yang tak terduga.
2.) Simulasi yang memprediksi distribusi galaksi-galaksi
satelit seperti lingkaran halo adalah kurang tepat. Inilah penjelasan
potensial yang harus diperhatikan dengan sangat serius. Ada sejumlah proses yang sedang berjalan dalam evolusi galaksi, termasuk penggabungan
galaksi-galaksi yang berukuran lebih kecil untuk membentuk galaksi yang berukuran
lebih besar, materi yang jatuh ke galaksi dan arus materi gelap
dan materi normal di sepanjang filamen kosmik. Filamen kosmik berperan layaknya jalan raya galaksi, yang memberikan akses bagi galaksi-galaksi katai untuk mengarah ke galaksi yang lebih besar selama miliaran tahun. Selain itu, ada efek
umpan balik dari pembentukan bintang, interaksi antara gas, plasma dan radiasi
yang turut memainkan peran namun belum diperhitungkan dengan baik dalam simulasi
standar CDM. Lagipula distribusi galaksi-galaksi satelit seperti lingkaran halo
mungkin bukan fitur generik, ketika seluruh efek fisik lainnya diperhitungkan.
Kelanjutan artikel: Bidang Orbit Galaksi Satelit Menentang Prediksi Materi Gelap (Bagian 2)
Komentar
Posting Komentar