Langsung ke konten utama

15 Penemuan Terbesar Spitzer selama 15 Tahun Misi Antariksa (Bagian 1)

penemuan-terbesar-teleskop-antariksa-spitzer-informasi-astronomi

Spitzer adalah teleskop antariksa yang mendeteksi panjang gelombang inframerah, satu dari empat Observatorium Besar NASA untuk mengeksplorasi ruang angkasa.

Diluncurkan pada tanggal 25 Agustus 2003, orbit lintasan Spitzer di belakang Bumi secara berangsur-angsur menjauhi planet kita. Semula dijadwalkan untuk melaksanakan misi utama selama 2,5 tahun, Teleskop Antariksa Spitzer NASA telah jauh melampaui masa operasionalnya.

Untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-15, inilah 15 penemuan terbesar Spitzer yang ditampilkan dalam sebuah galeri!

peta-cuaca-eksoplanet-pertama-spitzer-informasi-astronomi
Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech/Harvard-Smithsonian CfA

15. Peta Cuaca Eksoplanet Pertama

Meskipun tidak pernah didesain untuk mempelajari planet di luar tata surya kita, visi inframerah Spitzer telah terbukti menjadi aset tak ternilai di bidang eksoplanet.

Pada bulan Mei 2009, para ilmuwan menggunakan data Spitzer untuk menghasilkan “peta cuaca” pertama dari sebuah eksoplanet. Peta cuaca eksoplanet ini memetakan variasi temperatur di atas permukaan planet gas raksasa HD 189733b. Selain itu, penelitian mengungkap gemuruh angin yang melanda ke seluruh atmosfer planet.

nebula-rho-ophiuchi-spitzer-informasi-astronomi
Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech/Harvard-Smithsonian CfA

14. Tempat Kelahiran Tersembunyi Bintang-Bintang Baru

Panjang gelombang inframerah lebih efektif menembus awan gas dan debu daripada panjang gelombang cahaya kasat mata. Visi inframerah Spitzer bahkan telah memberikan pemandangan pertama dari wilayah-wilayah tempat kelahiran bintang. Gambar yang diambil oleh Spitzer ini menunjukkan bintang-bintang yang baru dilahirkan, mengintip dari bawah selimut debu di Nebula Rho Ophiuchi.

Terletak sekitar 410 tahun cahaya di dekat rasi bintang Scorpius dan Ophiuchus, Rho Ophiuchi adalah salah satu wilayah pembentuk bintang terdekat dari tata surya kita.

metropolitan-galaksi-spitzer-informasi-astronomi
Kredit gambar: Subaru/NASA/JPL-Caltech

13. Metropolitan Galaksi

Pada tahun 2011, para astronom memanfaatkan Spitzer untuk mendeteksi sekumpulan galaksi jauh yang disebut COSMOS-AzTEC3. Cahaya dari kelompok galaksi ini telah melakukan perjalanan selama lebih dari 12 miliar tahun untuk mencapai Bumi.

Para astronom menganggapnya sebagai cikal bakal gugus galaksi, yang pada akhirnya tumbuh menjadi gugus galaksi modern, yaitu ikatan galaksi yang disatukan oleh gaya gravitasi. COSMOS-AzTEC3 adalah cikal bakal gugus galaksi paling jauh yang pernah terdeteksi pada saat itu dan telah menyediakan informasi tentang bagaimana galaksi terbentuk dan berevolusi sepanjang sejarah kosmos.

komet-tempel-1-deep-impact-spitzer-informasi-astronomi
Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech

12. Resep untuk ‘Sup Komet’

Ketika pesawat antariksa Deep Impact besutan NASA sengaja menabrakkan diri ke komet Tempel-1 pada tanggal 4 Juli 2005, komet mengeluarkan material “sup” purba tata surya kita. Melalui kombinasi data dari Deep Impact dan observasi Spitzer, para astronom menganalisis sup purba Tempel-1 dan mengidentifikasi material building blocks planet, bulan, komet dan seluruh objek di tata surya kita.

Banyak komponen debu komet yang diidentifikasi sebagai material penyusun komet, seperti silikat atau pasir, termasuk material yang mengejutkan, seperti tanah liat, karbonat (ditemukan di kulit kerang), senyawa bantalan besi dan hidrokarbon aromatik yang ditemukan di daging panggang barbekyu dan knalpot automobil di Bumi. Studi terhadap material Tempel-1 menyediakan petunjuk berharga tentang pembentukan tata surya kita.

cincin-terbesar-saturnus-spitzer-informasi-astronomi
Kredit gambar: Keck/NASA/JPL-Caltech

11. Cincin Terbesar Saturnus

Sistem cincin Saturnus yang menakjubkan telah diabadikan secara luas, tetapi galeri gambar yang terkumpul sejauh ini belum pernah mengungkap cincin terbesar di planet terbesar kedua tata surya. Struktur tipis cincin terbesar terdiri dari partikel yang menyebar dan mengorbit Saturnus lebih jauh daripada cincin lainnya. Mengelilingi Saturnus dari jarak sekitar enam juta kilometer, cincin terbesar Saturnus 170 kali lebih lebar daripada diameter planet induk, bahkan membentang hingga dua kali ukuran Bulan purnama di langit Bumi jika kita bisa melihatnya.

Bahkan Phoebe, salah satu bulan terjauh Saturnus, mengorbit di dalamnya, dan dianggap sebagai sumber material yang membentuk cincin terbesar Saturnus ini. Jumlah partikel yang relatif kecil memang tidak merefleksikan cahaya kasat mata, itulah mengapa cincin terbesar Saturnus tersembunyi begitu lama. Namun visi inframerah Spitzer mampu mendeteksi debu dingin cincin yang memiliki suhu sekitar minus 193 derajat Celsius.

buckyballs-luar-angkasa-spitzer-informasi-astronomi
Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech

10. ‘Buckyballs’ di Luar Angkasa

Buckyballs adalah bulatan molekul karbon dengan pola hexagon (segi enam) dan pentagon (segi lima) seperti yang kerap terlihat di sebuah bola sepakbola. Namun istilah buckyballs sebenarnya berasal dari kemiripannya dengan kubah geodesik yang dirancang oleh arsitek Buckminster Fuller. Molekul bulat ini termasuk kelas molekul yang disebut buckminsterfullerenes, disingkat fullerene, dan diaplikasikan di bidang kedokteran, teknik, dan penyimpanan energi.

Spitzer adalah teleskop pertama yang mengidentifikasi buckyballs di luar angkasa, di sekitar nebula planeter Tc 1. Dulu, bintang induk Tc 1 menyerupai Matahari kita, tetapi karena sudah tua, lapisan terluarnya mulai mengelupas untuk membentuk nebula planeter dan menyisakan inti bintang yang disebut katai putih. Para astronom menduga bulkyballs dibentuk di dalam lapisan karbon yang terlepas dari bintang. Studi tindak lanjut menggunakan data Spitzer juga telah membantu para ilmuwan untuk mempelajari prevalensi struktur karbon unik ini di alam semesta.

tabrakan-di-sistem-bintang-spitzer-informasi-astronomi
Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech

9. Tabrakan di Sistem Bintang

Spitzer telah menemukan bukti fenomena tabrakan antara objek berbatu di sistem bintang jauh. Tabrakan semacam itu kerap terjadi pada masa awal tata surya kita dan memainkan peran penting dalam proses pembentukan planet.

Dari serangkaian observasi, Spitzer mengidentifikasi letusan debu di dekat bintang muda yang dihasilkan oleh tabrakan antara dua asteroid berukuran besar. Para ilmuwan sedang mengamati sistem ini ketika letusan berlangsung dan observasi Spitzer menandai pengumpulan data terhadap sistem bintang, sebelum dan sesudah salah satu letusan berdebu terjadi.

deteksi-pertama-molekul-atmosfer-eksoplanet-spitzer-informasi-astronomi
Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech

8. Deteksi Pertama Molekul Atmosfer Eksoplanet

Pada tahun 2007, Spitzer adalah teleskop pertama yang secara langsung mengidentifikasi molekul di atmosfer eksoplanet. Para ilmuwan menggunakan teknik yang disebut spektroskopi untuk mengidentifikasi molekul kimiawi di dua eksoplanet tipe "Jupiter panas" yang diberi kode HD 209458b dan HD 189733b. Karena mengorbit bintang induknya dari jarak dekat, eksoplanet raksasa gas kerap disebut Jupiter panas. Studi komposisi atmosfer eksoplanet ini adalah langkah signifikan yang mengarah ke deteksi jejak biologis di eksoplanet berbatu di masa yang akan datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang