Langsung ke konten utama

Bintang ‘Zombie’ yang Hidup Kembali

bintang-neutron-menyerap-material-bintang-pendampingnya-informasi-astronomi
Bintang neutron yang berputar cepat menghisap material dari bintang raksasa merah pengiringnya.
Kredit: NASA/Dana Berry

Apakah mungkin zombie dapat kembali ke dunia sebagai manusia normal seperti sedia kala? Ya, jika kita mengarahkan pandangan ke alam semesta jauh.

Seiring kemajuan teknologi teleskop, tampaknya kita lebih sering menemukan banyak fenomena langka di luar angkasa.

Sebagaimana fenomena yang pertama kalinya diamati oleh observatorium antariksa milik ESA (Badan Antariksa Eropa) pada bulan Agustus tahun lalu, namun makalah ilmiah yang melaporkan hasil penelitian baru saja dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics.

Saat itu, sebuah suar sinar-X masif terdeteksi dari sumber yang tidak diketahui di suatu tempat di pusat galaksi Bima Sakti kita, mendorong para astronom untuk mengarahkan teleskop ke sana.

Observasi mengungkap eksistensi sebuah bintang neutron sangat magnetis yang berputar lambat, sembari menghisap material dari sebuah bintang raksasa merah di dekatnya. Massa asli bintang raksasa merah sekitar delapan kali lebih masif dari Matahari, meskipun saat ini sedang menjalani tahap akhir kehidupannya.

Namun massa asli bintang neutron bahkan jauh lebih besar, sekitar 30 kali massa Matahari. Setelah mengkonsumsi seluruh bahan bakar hidrogen untuk fusi nuklir, ia memicu ledakan dahsyat supernova dan berevolusi menjadi bintang ‘zombie’ yang berputar dengan medan magnet kuat karena mengemas 1,5 kali lipat massa Matahari ke dalam volume hanya berukuran 10 km.

Sementara sistem bintang biner (ganda) relatif umum di alam semesta, penemuan sepasang bintang merah raksasa dan bintang neutron ini tergolong langka, karena jumlah mereka yang pernah ditemukan tidak melampaui angka 10.

bintang-zombie-yang-hidup-kembali-informasi-astronomi
Ilustrasi yang menggambarkan dampak angin dari bintang raksasa merah terhadap bintang neutron yang menghasilkan emisi sinar-X kontinyu.
GIF: ESA

Fenomena Aneh

Penelitian terhadap mereka juga mengungkap beberapa keunikan lainnya, termasuk fakta bintang neutron yang hanya berotasi hampir setiap dua jam, jauh lebih lambat dibandingkan bintang neutron lainnya yang dapat berotasi beberapa kali hanya dalam satu detik.

Medan magnetnya yang sangat kuat, kerap merujuk pada sebuah bintang neutron belia, sedangkan raksasa merah pengiringnya jauh lebih tua, menjadikan pasangan ini aneh karena bisa hidup berdampingan.

“Mungkin medan magnet bintang neutron tidak meluruh secara substansial seiring waktu, atau memang bintang neutron justru terbentuk belakangan,” ungkap penanggung jawab studi Enrico Bozzo.

“Berarti ia mungkin pertama kali runtuh sebagai bintang katai putih, lalu berevolusi menjadi bintang neutron karena menghisap material dari bintang raksasa merah dalam waktu yang lama, bukannya bintang masif berumur pendek sebagaimana kebanyakan bintang yang menjadi bintang neutron setelah memicu ledakan supernova.”

Ditulis oleh: Colm Gorey, www.siliconrepublic.com



#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang