Langsung ke konten utama

Big Freeze

big-freeze-informasi-astronomi
Bintang-bintang gelap nan dingin dari alam semesta muda mungkin masih eksis hingga hari ini.
(Universitas Utah)

Big Freeze, yang juga kerap disebut Heat Death, adalah salah satu skenario utama takdir pamungkas kosmos yang diprediksi oleh para ilmuwan, sebagai konsekuensi langsung dari ekspansi alam semesta. Bukti kuat yang mendukung teori ini diperoleh dari akselerasi laju ekspansi kosmos di wilayah-wilayah yang paling jauh dari kita. Oleh karena itu, Big Freeze adalah konsep yang paling diterima oleh komunitas ilmuwan terkait bagaimana alam semesta kita berakhir.

Istilah Heat Death lahir dari gagasan bahwa di dalam sebuah sistem yang terisolasi (alam semesta adalah sampel yang sangat besar), entropi akan terus meningkat hingga mencapai nilai maksimum, memicu distribusi panas secara merata di dalam sistem yang sama sekali tidak memberikan ruang bagi energi (panas) untuk dimanfaatkan. Dengan demikian, Heat Death meniadakan gerakan mekanis di seluruh jagad raya.

Takdir pamungkas semacam ini sangat bertolak belakang dengan teori alternatif lain yang juga menggagas takdir pamungkas kosmos, Big Crunch. Jika memang suatu hari nanti terjadi, Big Crunch ditandai dengan keruntuhan alam semesta oleh gaya gravitasi seluruh objek di dalamnya menjadi lubang hitam yang begitu masif. Di sisi lain, Big Freeze akan berlangsung dengan tenang, karena segala sesuatunya akan berakhir dalam kesunyian yang dingin.

Untuk menentukan bagaimana alam semesta berakhir, para ilmuwan harus mengumpulkan data mengenai kerapatan, komposisi dan bentuk alam semesta.

Sebagai contoh, jika kerapatan energi alam semesta lebih rendah dari apa yang disebut ambang batas kerapatan, maka ekspansi kosmos akan berlangsung untuk selamanya. Jika kerapatan energi setara dengan ambang batas, alam semesta juga akan terus meluas untuk selamanya, namun laju ekspansi cenderung menurun. Jika kerapatan energi melampaui ambang batas, ekspansi kosmos akan berhenti dan runtuh ke singularitas, memicu siklus Big Bang-Big Crunch-Big Bang.

Jadi, kerapatan energi alam semesta harus kurang dari ambang batas agar Big Freeze dapat terjadi.

Pengukuran akurat latar belakang gelombang mikro kosmik oleh WMAP (Wilkinson Microwave Anisotropy Probe), mengungkap kerapatan energi alam semesta yang jauh lebih rendah daripada ambang batas. Pengukuran WMAP konsisten dengan observasi wilayah-wilayah terluar alam semesta, yang menunjukkan peningkatan kecepatan galaksi-galaksi untuk menjauhi kita.

Melalui berbagai observasi dan pengukuran tingkat kerapatan energi kosmos, sebagian besar ilmuwan cenderung meyakini takdir pamungkas alam semesta adalah Big Freeze.

Ditulis oleh: John Carl Villanueva, www.universetoday.com

Sumber: BIG FREEZE

Artikel terkait: Big Crunch

#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Mengapa Bentuk Bulan Selalu Berubah?

Ketika memandang langit malam, kamu mungkin pernah memperhatikan bentuk bulan yang terlihat sedikit berbeda pada setiap malamnya. Perbedaan tampilan bentuk ini disebabkan oleh fase dan tipe bulan menurut sudut pandang kita di bumi. Bulan purnama berlangsung saat seluruh sisi bulan yang menghadap bumi diterangi oleh cahaya matahari. Tapi tahukah kamu, bulan purnama tidak selalu terlihat sama? Terkadang, bulan tampak bersinar merah. Sementara pada waktu yang lain, ukuran bulan tampak lebih besar daripada biasanya. Sebenarnya warna dan ukuran bulan tidak pernah berubah. Perubahan penampilan ini bisa terjadi karena pergeseran posisi bulan di antara matahari dan bumi. Ada beberapa jenis bulan purnama yang dianggap istimewa karena lebih jarang terjadi, Mereka adalah bloodmoon (bulan darah), supermoon (bulan super), blue moon (bulan biru) dan harvest moon . Bloodmoon (bulan darah) Bloodmoon di langit malam pada tahun 2014. Kredit: Pusat Penelitian Ames NASA/Brian Da...