Dalam survei paling rinci terhadap benda-benda langit redup berukuran kecil di Nebula Orion oleh Teleskop Antariksa Hubble NASA, para astronom telah menemukan populasi terbesar katai coklat yang pernah diketahui hingga saat ini, di antara bintang-bintang yang baru saja dilahirkan. Selain itu, para astronom juga menemukan beberapa katai coklat massa rendah dan tiga planet raksasa, bahkan sistem biner yang terdiri dari dua planet yang saling mengorbit tanpa bintang induk.
Katai
coklat adalah benda langit yang agak aneh, sebab kekurangan massa untuk memulai fusi nuklir di bagian inti yang menjadi sumber kekuatan sebuah bintang. Sebaliknya, katai coklat justru mendingin dan memudar seiring waktu. Meskipun massanya rendah, katai coklat menyediakan petunjuk berharga untuk memahami bagaimana bintang dan planet terbentuk. Para astronom bahkan berani memprediksi katai coklat adalah salah satu benda langit yang paling umum di galaksi Bima Sakti kita.
Terletak
1.350 tahun cahaya dari Bumi, Nebula Orion adalah laboratorium kosmik relatif dekat
untuk mempelajari proses pembentukan bintang, mulai dari bintang
raksasa, bintang katai merah hingga katai coklat yang sulit dipahami.
Survei semacam ini hanya bisa dilakukan oleh resolusi dan sensitivitas inframerah Hubble
yang luar biasa.
Karena
katai coklat lebih dingin daripada bintang, para astronom memanfaatkan Hubble untuk
mengidentifikasi mereka melalui molekul air di atmosfer mereka. “Kata coklat tidak terlalu panas, sehingga menghasilkan uap air,” ungkap Massimo Robberto, penanggung jawab tim studi dari Space Telescope Science Institute (STScI) di Baltimore, Maryland. “Molekul air adalah karakteristik utama objek sub bintang. Semakin kecil massa, bintang menjadi lebih redup dan tampak merah. Jika diamati dalam panjang gelombang inframerah, fitur yang paling menonjol adalah molekul air.”
Uap air panas di atmosfer katai coklat sulit diamati dari permukaan Bumi, karena efek penyerapan uap air di atmosfer kita sendiri.
Untungnya, Hubble adalah teleskop berbasis antariksa dengan visi inframerah-dekat yang mumpuni, sehingga dapat dengan mudah menemukan molekul air di benda langit jauh.
Tim mengidentifikasi 1.200 kandidat bintang yang tampak kemerahan dan mengungkap bagaimana bintang terbagi ke dalam dua populasi yang berbeda:
mereka yang memiliki molekul air dan tanpa molekul air. Bintang terang
dengan molekul air dipastikan adalah katai merah redup. Populasi besar katai coklat dan
planet yang melimpah dengan molekul air di Nebula Orion adalah
penemuan baru. Banyak pula bintang tanpa molekul air yang turut terdeteksi, yaitu bintang latar
belakang Bima Sakti. Cahaya mereka memerah saat melewati debu antar bintang dan dianggap tidak relevan dengan penelitian tim.
Tim
juga sedang mencari objek pendamping dalam sistem biner bagi 1.200 bintang yang tampak kemerahan ini. Karena begitu dekat dengan bintang utama, objek pengiring hampir tidak mungkin ditemukan menggunakan metode pengamatan standar.
Namun, dengan teknik pencitraan high-contrast
yang dikembangkan oleh Laurent Pueyo dari STScI, para astronom mampu menyelesaikan sejumlah
besar kandidat pendamping biner.
Analisis
pertama belum mengarahkan tim untuk menentukan apakah mereka mengorbit bintang yang lebih terang atau karena kebetulan sejajar. Jadi mereka masih dianggap sebagai kandidat pendamping
biner bagi 1.200 bintang yang tampak kemerahan. Namun deteksi molekul air di atmosfer, mengindikasikan bahwa mereka bukanlah bintang yang kebetulan sejajar dengan latar belakang galaksi, jadi mereka seharusnya adalah katai coklat atau eksoplanet yang menjadi pendamping biner bintang.
Secara
keseluruhan, tim telah menemukan 17 kandidat katai coklat pendamping bintang katai merah dan satu katai coklat berpasangan dengan satu eksoplanet. Studi juga mengidentifikasi tiga pendamping
potensial bermassa planet, yang masing-masing dikaitkan dengan katai
merah, katai coklat, dan planet.
“Kami
bereksperimen dengan metode pemrosesan pasca pencitraan high-contrast, yang
telah diandalkan oleh para astronom selama bertahun-tahun. Kami kerap kesulitan menerapkannya saat mencari planet redup di sekitar bintang
terdekat,” jelas Pueyo. “Lalu kami menggabungkannya dengan algoritma dan ultra-stabilitas
Hubble untuk memeriksa sekitar ratusan bintang muda di setiap eksposur yang
diperoleh dari survei Orion. Ternyata, meskipun kita tidak mencapai sensitivitas yang dibutuhkan untuk bintang tunggal, volume sampel memungkinkan kita untuk
mendapatkan gambar statistik pendamping di Orion, baik eksoplanet muda maupun katai
coklat.”
Dengan
menggabungkan dua teknik unik, pencitraan water
filter dan proses pencitraan high-contrast,
survei menyediakan sampel yang tidak bias terhadap sumber benda langit massa rendah yang baru terbentuk. “Kita bisa memproses ulang seluruh
arsip Hubble dan mencoba menemukan banyak permata di sana,” tambah Robberto.
Mendeteksi karakteristik khas dari bintang bermassa rendah bersama pengiringnya, lebih mudah dilakukan dengan Teleskop Antariksa James Webb NASA yang akan diluncurkan pada tahun 2021.
Ditulis
oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Karl Hille
#terimakasihgoogle
dan #terimakasihnasa
Komentar
Posting Komentar