Lihatlah Alam Semesta dalam
semua warna menggunakan Warna Kosmik kami!
Gambar “kasat mata” di dalam penampil warna
kosmik adalah apa yang kita lihat menggunakan mata telanjang atau teleskop
biasa. Sementara gambar-gambar lain yang ditampilkan di sini dihasilkan oleh instrumen yang mendeteksi cahaya tak kasat mata. Kemudian gambar diberi warna sehingga kita dapat turut menyaksikan apa yang sebenarnya dilihat oleh instrumen.
Jika sebuah “panjang gelombang” tampak gelap di
dalam penampil warna kosmik untuk objek tertentu, berarti kita belum
memiliki gambaran tentang objek dimaksud dalam panjang gelombang tersebut.
Saat melihat bintang menggunakan mata
telanjang, kita hanya melihat sebagian kecil cahaya mereka. Bintang, planet,
galaksi, awan debu dan gas, dan materi lainnya di luar angkasa mengirimkan
energi setiap saat. Energi ini disebut energi elektromagnetik, bergerak dalam denyut
atau gelombang. Seperti ombak yang melintasi lautan, mereka bisa sangat panjang
dan kurang berenergi, sangat pendek dan energik atau ada di antaranya.
Cahaya kasat mata adalah apa yang kita sebut sebagai
rentang panjang gelombang tertentu yang bisa dilihat oleh mata kita. Tapi
cahaya kasat mata hanya menceritakan sebagian kecil dari kisah bintang-bintang.
Untuk mempelajari cerita secara utuh, kita
harus menciptakan detektor energi elektromagnetik baru dan memasangnya di jenis teleskop baru. Teleskop optik adalah jenis teleskop yang paling tua, tapi
sekarang kita telah menciptakan beberapa jenis teleskop baru. Setiap
jenis teleskop menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang alam semesta.
Jenis Teleskop
Teleskop Antariksa Hubble
Teleskop optik hanya dapat melihat dalam cahaya kasat mata seperti sepasang mata kita, tapi dapat memperbesar objek-objek kosmik yang terletak begitu jauh. Menggunakan kamera khusus yang beroperasi sebagaimana kamera digital,
para astronom dapat memotret planet, bintang, dan galaksi. Selama ratusan tahun
kita telah menciptakan jajaran teleskop optik berbasis darat, namun mereka
bekerja lebih baik lagi apabila ditempatkan di luar angkasa, karena atmosfer Bumi menyerap cahaya yang berasal dari bintang. Teleskop Antariksa
Hubble telah memberikan beberapa pemandangan alam semesta yang menakjubkan
yang tidak dapat kita lihat dari Bumi.
Deep Space Network Radio Telescope
Teleskop radio adalah piringan antena (parabola)
yang dirancang untuk mengumpulkan gelombang radio yang lebih panjang dan kurang
berenergik. Gelombang radio lebih efektif saat menembus atmosfer Bumi, jadi meskipun ditempatkan di darat, teleskop radio tetap berfungsi dengan
baik.
Meskipun sangat panjang, gelombang radio merambat secepat cahaya. Gelombang radio telah dimanfaatkan untuk banyak hal. Sinyal TV, radio dan telepon menggunakan gelombang radio dengan panjang gelombang yang
dipilih secara khusus. Sementara panjang gelombang lainnya dapat dimanfaatkan untuk melihat alam semesta yang memungkinkan kita untuk mempelajari planet
atau galaksi. Termasuk digunakan oleh jajaran antena Deep Space Network NASA untuk
mendeteksi sinyal radio lemah dari pesawat antariksa yang melakukan misi ke tempat-tempat jauh, seperti Mars. Kita menggunakan gelombang radio ini
untuk mengirim instruksi kepada pesawat antariksa dan menerima informasi dari
instrumen-instrumen khusus mereka.
Teleskop Antariksa Spitzer
Teleskop inframerah sangat efektif jika ditempatkan di luar angkasa. Mengapa? Objek yang tidak terlalu panas juga mengeluarkan
energi inframerah. Jadi cukup logis untuk menempatkan teleskop inframerah di
luar angkasa sehingga tidak akan mendeteksi semua objek yang mengeluarkan
panas di Bumi. Bahkan di luar angkasa sekalipun, kita harus mendesain teleskop untuk tetap dingin menggunakan teknologi tipe refrigerator, sehingga ia tidak mendeteksi
dirinya sendiri! Selanjutnya teleskop dimanfaatkan untuk observasi panjang gelombang inframerah yang berasal dari objek-objek di alam semesta. Salah satu contohnya adalah Teleskop
Antariksa Spitzer.
Galaxy Evolution Explorer
Telescope
Teleskop ultraviolet harus teleskop
antariksa karena hanya sedikit energi ultraviolet yang bisa menembus atmosfer Bumi.
Sebuah teleskop baru yang disebut GALEX (Galaxy Evolution Explorer) mensurvei hampir seluruh langit dalam panjang gelombang ultraviolet. Bintang-bintang panas belia memancarkan banyak sinar
ultraviolet, jadi GALEX didesain untuk menemukan lokasi bintang-bintang dilahirkan.
Observatorium Sinar-X Chandra
Teleskop sinar-X juga harus ditempatkan di
luar angkasa, karena sinar-X tidak bisa menembus atmosfer Bumi. Kita sangat
beruntung memiliki atmosfer yang menjadi perisai bagi kehidupan, karena sinar-X
begitu energik dan dapat memusnahkan hampir semua makhluk hidup yang ada di
Bumi. Sinar-X dihasilkan oleh objek dan fenomena paling ganas di alam semesta. Teleskop sinar-X Chandra telah membantu kita mempelajari lubang hitam, pulsar, quasar, dan objek kosmik
menarik lainnya.
Swift Gamma Ray Burst Observatory
Teleskop Gamma Ray Burst (GRB) hanya dapat beroperasi di luar angkasa. Sinar gamma juga tidak bisa melewati atmosfer Bumi,
syukurlah! Jika tidak, Bumi mungkin akan menjadi sebuah planet yang membara tanpa kehidupan. Sinar gamma adalah panjang gelombang terpendek dan bentuk
energi elektromagnetik yang paling energik. GRB telah berulang kali di didektesi di seluruh penjuru langit,
namun para astronom belum mengetahui fenomena yang memicunya. Observatorium
antariksa Swift Gamma Ray Burst Explorer
telah mendeteksi lebih dari 500 ledakan sinar gamma sejak diluncurkan pada
tahun 2004.
Ditulis oleh: Staf spaceplace.nasa.gov
Sumber: Cosmic Colors
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa
Komentar
Posting Komentar