Langsung ke konten utama

Elysium Planitia, Lokasi Pendaratan Ideal bagi InSight di Mars

elysium-planitia-lokasi-ideal-pendaratan-insight-informasi-astronomi
Ilustrasi Elysium Planitia, dataran rata dan lunak yang menjadi lokasi pendaratan InSight di Mars.
Kredit: NASA/JPL-Caltech

Tidak diragukan lagi, NASA telah berhasil mengeksplorasi beberapa lokasi paling menakjubkan di tata surya kita, bahkan melampauinya. Siapa yang bisa melupakan galeri gambar pemandangan menakjubkan saat astronot Jim Irwin berdiri di depan pegunungan Hadley Apennine di Bulan, dan Pilar Penciptaan yang diambil oleh Teleskop Antariksa Hubble atau mosaik Saturnus oleh Cassini?

Seolah tak mau ketinggalan, gambar pemandangan menakjubkan resolusi tinggi Mount Sharp di Mars yang diambil oleh rover Curiosity, mengingatkan kita tentang bentangan alam Amerika Barat Daya.

Namun lokasi pendaratan InSight di Elysium Planitia pada tanggal 26 November 2018, mungkin belum layak disandingkan dengan lokasi-lokasi tersebut, karena hanya sebuah dataran yang rata dan lunak.

“Jika Elysium Planitia adalah sebuah salad, ia hanya akan terdiri dari selada dan kubis,” kata peneliti utama misi InSight Bruce Banerdt dari Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA di Pasadena, California. “Kalau es krim, berarti vanila.”

Ya, lokasi pendaratan yang dipilih oleh NASA mungkin sangat mirip dengan tempat parkir stadion, tetapi itulah lokasi yang disukai Interior Exploration using Seismic Investigations, Geodesy and Heat Transport (InSight).

“Misi ke Planet Merah sebelumnya telah menyelidiki permukaan Elysium Planitia, mempelajari ngarai, gunung berapi, batu dan tanah,” Banerdt menjelaskan. “Tetapi jejak dari proses pembentukan planet hanya dapat ditemukan dengan merasakan dan mempelajari bukti yang terkubur jauh di bawah permukaan. Inilah tugas InSight untuk mempelajari interior Mars, mengambil tanda-tanda vital planet, seperti denyut, suhu dan refleksnya.”

Data yang dikumpulkan InSight akan membantu para ilmuwan untuk melihat kembali ke masa ketika planet-planet berbatu tata surya terbentuk.

Penelitian akan bergantung pada tiga instrumen yang terpasang di InSight:

Enam sensor seismometer Seismic Experiment for Interior Structure (SEIS), akan merekam gelombang seismik yang merambat melalui struktur interior planet. Para ilmuwan ingin mengetahui penyebab gelombang seismik, seperti gempa atau meteorit yang menghantam permukaan.

Heat Flow and Physical Properties Package (HP3) akan menggali permukaan Mars lebih dalam daripada setiap probe di Mars selama ini, untuk mengukur berapa banyak panas yang mengalir keluar dari planet ini. HP3 dapat mengungkap apakah Bumi dan Mars terbuat dari unsur yang serupa.

Rotation and Interior Structure Experiment (RISE) akan mendeteksi goyangan poros rotasi Mars, memberikan informasi tentang inti planet.

Agar InSight dapat menjalankan misinya dengan baik, tim membutuhkan lokasi pendaratan yang ideal, karena InSight adalah pendarat berkaki tiga, bukan rover (penjelajah darat), sehingga akan tetap tinggal diam di permukaan.

peta-topografi-lokasi-pendaratan-misi-mars-informasi-astronomi
Lokasi pendaratan bagi InSight, termasuk lokasi pendaratan selama tujuh misi sebelumnya, ditampilkan pada peta topografi Mars.
Kredit: NASA/JPL-Caltech

“Memilih lokasi pendaratan yang ideal di Mars sangat mirip dengan memilih rumah yang layak huni. Ini semua tentang lokasi, lokasi, dan lokasi,” kata manajer proyek misi InSight Tom Hoffman dari JPL. “Untuk pertama kalinya, evaluasi lokasi pendaratan di Mars harus mempertimbangkan apa yang ada di bawah permukaan. Kami tak sekadar membutuhkan tempat yang aman untuk mendarat, tetapi juga ruang kerja yang dapat digali hingga kedalaman 5 meter.”

Lokasi pendaratan juga harus cukup terang dan cukup hangat untuk menyalakan panel surya, sembari menjaga perangkat elektroniknya dalam batas suhu sepanjang tahun Martian (26 bulan di Bumi).

Jadi, tim berfokus ke lokasi di sekitar khatulistiwa, tempat di mana panel surya akan memperoleh cukup cahaya Matahari untuk menjalankan sistem sepanjang tahun. Menemukan area pendaratan yang dirasa cukup aman bagi InSight, mengembangkan panel surya dan menempatkan instrumen sains, membutuhkan waktu yang lebih lama.

“Lokasi pendaratan harus memiliki elevasi yang cukup rendah, dengan mempertimbangkan atmosfer di atasnya demi pendaratan yang aman, karena faktor pertama keberhasilan pendaratan pesawat antariksa bergantung pada gesekan antara atmosfer dengan perisai panasnya, kemudian pada parasut yang mengurangi sebagian besar kecepatannya,” Hoffman menambahkan. “Setelah parasut mengembang, roket pengerem dijalankan untuk tahap pendaratan terakhir, sehingga dibutuhkan medan yang datar untuk mendarat, tidak terlalu bergelombang dan relatif bebas dari bebatuan yang ideal bagi pendarat berkaki tiga.”

Dari 22 lokasi yang dipertimbangkan, hanya Elysium Planitia, Isidis Planitia, dan Valles Marineris dengan tingkat risiko terendah kendala teknik dasar. Untuk menilai tiga kandidat lokasi, gambar ketiga lokasi yang diambil oleh pengorbit Mars NASA dianalisis, beserta catatan cuaca lingkungan di sekitarnya. Akhirnya, Isidis Planitia dan Valles Marineris disisihkan karena terlalu berbatu dan berangin.

Menyisakan Elysium Planitia sebagai kandidat terbaik pendaratan, sebuah dataran seluas 130 kilometer x 27 kilometer, hamparan rata yang lunak di belahan barat Mars.

“Jika Anda adalah seorang Martian yang menjelajahi interior Bumi seperti kita menjelajahi interior Mars, tidak masalah jika Anda memilih lokasi di tengah Kansas atau pantai Oahu,” kata Banerdt. “Meskipun tak sabar untuk melihat gambar-gambar pertama yang diambil secara langsung dari permukaan, saya lebih berantusias untuk melihat serangkaian data pertama yang mengungkap apa yang terjadi jauh di bawah permukaan. Keindahan misi InSight terletak di bawah permukaan. Elysium Planitia adalah lokasi yang sempurna.”

elysium-planitia-insight-mars-informasi-astronomi
Peta ini menunjukkan area tunggal yang terus menerus di evaluasi sebagai lokasi pendaratan misi InSight di Mars, satu tahun sebelum peluncuran misi pada bulan Mei 2016. Tanda elips pada peta adalah lokasi ideal pendaratan di utara Elysium Planitia, sekitar empat derajat di utara khatulistiwa Mars.
Kredit: NASA/JPL-Caltech

Setelah menempuh perjalanan selama 205 hari sejak tanggal 5 Mei 2018, InSight akan mendarat di Mars pada tanggal 26 November 2018, sekitar pukul 3 p.m. EST (zona waktu Amerika). Panel surya akan mengembang beberapa jam setelah mendarat. Para insinyur dan ilmuwan misi akan memanfaatkan waktu untuk menilai “ruang kerja” mereka sebelum mengerahkan instrumen SEIS dan HP3 di permukaan, sekitar tiga bulan setelah pendaratan dan memulai misi sains.

InSight adalah pilihan ke-12 dalam serangkaian misi Discovery-class NASA. Didirikan pada tahun 1992, Discovery Program mensponsori misi eksplorasi tata surya dengan tujuan sains yang sangat terfokus.

JPL mengelola InSight untuk Direktorat Misi Sains NASA. InSight adalah bagian dari Discovery Program NASA yang dikelola oleh Pusat Penerbangan Antariksa Marshall NASA di Huntsville, Alabama. Lockheed Martin Space di Denver membuat dan mendukung operasional pesawat antariksa InSight.

Sejumlah mitra dari Eropa, termasuk Centre National d'Études Spatiales (CNES) Prancis dan German Aerospace Centre (DLR), mendukung misi InSight. CNES menyediakan instrumen SEIS, dengan kontribusi signifikan dari Institut Max Planck, Institut Teknologi Swiss, Imperial College dan Universitas Oxford, Inggris, dan JPL. DLR menyediakan instrumen HP3.

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Tony Greicius


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang