Langsung ke konten utama

Tangguh, Organisme Bumi Ini Mampu Bertahan Hidup Lama di Luar Angkasa

fasilitas-expose-r2-di-stasiun-luar-angkasa-internasional-informasi-astronomi
Fasilitas Expose R2 di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Organisme dari Bumi yang sengaja ditempatkan di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), mampu bertahan hidup selama 18 bulan (533 hari) di ruang hampa udara, meskipun diterpa radiasi intens ultraviolet dan suhu ekstrem yang bervariasi. Bahkan tak sekadar bertahan hidup, mereka justru mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.

Organisme yang diuji berasal dari berbagai lingkungan di Bumi yang dikenal tidak ramah terhadap kehidupan, seperti kutub utara, Antartika, Pegunungan Alpen Eropa, dataran tinggi stepa Spanyol dan permafrost Arktik. Organisme yang dapat bertahan hidup di lingkungan keras kerap disebut ekstrofil dan dianggap sebagai jenis makhluk hidup yang mungkin juga eksis ada di planet-planet lain.

Secara tidak langsung, penelitian juga mendukung harapan para ilmuwan untuk menemukan kehidupan asing di Mars. Para astrobiologis telah lama mempertanyakan apakah di planet-planet lain kehidupan akan sekuat ekstrofil. Hasil eksperimen menakjubkan di ISS, meningkatkan keyakinan bahwa kehidupan mungkin juga mampu bertahan menghadapi lingkungan Mars yang keras.

eksperimen-biomex-di-stasiun-luar-angkasa-internasional-informasi-astronomi
Organisme dari Bumi diuji di tanah simultan Mars.

Eksperimen Biomex di ISS

Dari seluruh planet di tata surya, Mars tampaknya adalah kandidat terbaik yang menampung kehidupan setelah Bumi. Meskipun kondisi di sana sangat tidak ramah, berdebu, gersang, gravitasi rendah, minim oksigen, terpapar radiasi kosmik kosmik berbahaya karena tipisnya lapisan atmosfer, dingin dan dirusak oleh badai debu yang menggelapkan seluruh planet.

Hingga saat ini kita belum mendeteksi kehidupan di sana, tetapi ada beberapa cara untuk menguji seberapa layak habitabilitasnya. Salah satunya adalah mencari kehidupan di Bumi yang mampu bertahan menghadapi lingkungan sekeras Mars, termasuk melalui sumber daya yang paling menakjubkan, ISS.

German Aerospace Center (DLR) memimpin eksperimen BIOMEX untuk meneliti organisme seperti bakteri, ganggang, lumut dan jamur yang terpapar kondisi lingkunan menyerupai Mars di luar ISS.

Organisme dibudidayakan di tanah simultan mirip Mars, karena tentu saja kita tidak memiliki sampel tanah Mars yang sebenarnya, tetapi kita tahu apa yang terkandung di dalamnya berkat jajaran rover penjelajah Mars dan dapat mereplikasinya dengan cukup baik.

Kemudian, tanah simultan ini ditempatkan di fasilitas Expose-R2 yang berada di luar ISS. Di Expose-R2, ratusan sampel telah diuji, beberapa menggunakan tanah simultan dan simulasi atmosfer Mars selama 18 bulan untuk kemudian dibawa kembali ke Bumi oleh kapsul roket Soyuz guna dianalisis.

sampel-biomex-roket-soyuz-informasi-astronomi
Sampel Biomex dikirim kembali ke Bumi menggunakan roket Soyuz.

Kemampuan Bertahan Hidup Mikroskopik

Setelah sampel tiba di Bumi, para ilmuwan di laboratorium DLR terkejut ketika menemukan beberapa mikroskopik masih bertahan hidup. Beberapa spesies archaea dan bakteri mampu bertahan dengan sangat baik, sementara organisme multiseluler yang lebih kompleks seperti jamur dan lumut membutuhkan lebih banyak perjuangan untuk tetap bertahan hidup.

“Beberapa organisme dan biomolekul menunjukkan daya tahan luar biasa terhadap paparan radiasi luar angkasa dan kembali ke Bumi dalam keadaan masih hidup,” ungkap astrobiologis Jean-Pierre Paul de Vera, kepala tim penelitian Biomex dari Institute of Planetary Research DLR, sebagaimana dilansir dari sciencealert.com.

“Di antara yang lain, kami mempelajari archaea, mikroorganisme uniseluler yang telah eksis di Bumi selama lebih dari tiga setengah miliar tahun dan hidup di air laut asin. Subjek uji coba kami adalah kerabat dari organisme yang terisolasi di permafrost Arktik.

“Mereka bertahan di tengah lingkungan luar angkasa dan dapat dideteksi oleh instrumen kami. Organisme bersel tunggal seperti itu berpotensi menjadi kandidat wujud kehidupan yang mungkin ditemukan di Mars.”

Meningkatkan Harapan Terkait Kehidupan Asing di Mars

Selama beberapa dekade, para astrobiologis terus memperdebatkan apakah kehidupan mampu bertahan menghadapi kondisi lingkungan yang sulit di Mars. Organisme biologis apapun yang hidup di permukaan Mars, akan terpapar radiasi ekstrem dan suhu yang bervariasi, mulai dari suhu minus 153 derajat Celsius hingga 20 derajat Celsius.

Dan eksperimen Biomex adalah terobosan untuk membuktikan bagaimana kehidupan mungkin dapat bertahan menghadapi iklim Mars, meskipun tidak serta merta membuktikan kehidupan asing ada di sana. Secara teoritis, kita mengetahui Mars memiliki banyak unsur yang dibutuhkan oleh kehidupan, termasuk atmosfer, karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, fosfor, es air, dan bahkan mungkin air cair.

“Tentu saja, bukan berarti ada kehidupan di Mars,” pungkas de Vera. “Tetapi upaya pencarian kehidupan adalah pendorong terkuat bagi misi ke Mars generasi berikutnya.”

Sejauh ini belum ada wahana antariksa yang dikirim ke Mars yang mendeteksi jejak biologis atau kehidupan itu sendiri. Tetapi setelah mengetahui jenis organisme apa yang paling mungkin bertahan di Mars, akan membantu pengembangan instrumen yang dapat mendeteksi jejak biologis pada misi ke Mars masa depan.


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang