Langsung ke konten utama

Chang’e 4 China Menghasilkan Penemuan Tak Terduga di Sisi Jauh Bulan

Penilitian di cekungan Aitken kutub selatan telah mengungkap rahasia mantel Bulan.

chang'e-4-china-di-sisi-jauh-bulan-informasi-astronomi
Gambar pendarat Chang'e 4 di sisi jauh Bulan yang diabadikan oleh rover (penjelajah) Yutu-2.
Kredit: CNSA

Sebagai wahana antariksa tipe pendarat yang pertama kali mendarat di sisi jauh Bulan, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Chang'e 4 Cina, tetapi tetap saja analisisnya terhadap kerak Bulan telah mengungkap komposisi permukaan Bulan di cekungan Aitken Kutub Selatan yang sedikit berbeda dari apa yang diharapkan.

Makalah ilmiah yang melaporkan hasil penemuan telah dipublikasikan di jurnal Nature edisi 16 Mei oleh para ilmuwan dari National Astronomical Observatories of Chinese Academy of Sciences.

Penemuan ini memperkuat teori utama bahwa Bulan tidak selalu pasif dan sedingin seperti yang terlihat hari ini. Sebaliknya, pada awalnya Bulan tercipta sebagai sebuah kelereng raksasa yang meleleh oleh lautan magma, mendingin seiring waktu dan menyimpan mineral-mineral berat seperti olivin hijau atau piroksen rendah kalsium di mantel Bulan.

Sedangkan mineral yang masa jenisnya rendah, menempatkan diri di lapisan atas yang menghasilkan serangkaian lapisan geologis layaknya sebuah bawang. Lapisan teratas geologis Bulan, atau kerak, sebagian besar terdiri dari aluminium silikat atau plagioklas.

“Memahami komposisi mantel Bulan dianggap sangat penting untuk menguji dalil keberadaan lautan magma,” kata rekan penulis makalah ilmiah Li Chunlai dalam siaran pers. “Komposisi mantel juga memajukan pemahaman kita terkait evolusi termal dan magmatik Bulan."

Komposisi mantel menyediakan wawasan bagi para ilmuwan keplanetan tentang bagaimana struktur objek planet lainnya, termasuk Bumi, berevolusi.

Pendarat Chang'e 4 mendarat di Kawah Von Kármán yang terletak di cekungan Aitken kutub selatan Bulan pada bulan Januari 2019. Chang'e 4 kemudian mengerahkan rover Yutu-2 yang dilengkapi dengan instrumen spektrometer untuk mengukur pantulan cahaya.

Dengan mempelajari cahaya yang dipantulkan dari permukaan ketika rover melintas di sepanjang Von Kármán, para ilmuwan dapat mendeteksi mineral dan menentukan komposisi kimiawinya. Bukannya mendeteksi plagioklas dalam jumlah besar, rover justru mendeteksi mineral olivin dan piroksen yang mendominasi komposisi.

Karena diperkirakan terletak jauh lebih dalam di mantel Bulan, para penulis makalah ilmiah menggagas unsur-unsur ini naik ke permukaan oleh meteor yang menghantam permukaan Bulan. Rover menjelajah di dekat Kawah Finsen sejauh 72 kilometer, sehingga mineral mungkin telah tersebar di permukaan selama terbentuknya kawah karena dampak hantaman batuan antariksa.

Meskipun misi Apollo NASA telah berhasil mendaratkan manusia di Bulan dan Rusia juga melakukan misi untuk mengambil sampel bebatuan Bulan selama tahun 1970-an, sejauh ini belum pernah ada penelitian tentang mantel Bulan. Itulah mengapa misi Chang’e 4 China dianggap sangat penting.

Mengingat tingkat kesulitan mempelajari mineral Bulan yang berjarak ratusan ribu kilometer dari Bumi, dibutuhkan penelitian tindak lanjut untuk mengumpulkan data komposisi mantel Bulan secara menyeluruh.

Misi Eksplorasi Bulan oleh Badan Antariksa China (CNSA)

Sebagai penerus misi Chang'e 3 yang sukses mendarat di permukaan Bulan pada tanggal 15 Desember 2013, Chang'e 4 juga dilengkapi oleh instrumen untuk mempelajari kondisi geologi di wilayah sisi jauh Bulan dan sebuah kontainer yang terbuat dari logam campuran aluminium yang diisi benih-benih tumbuhan dan serangga.

Mereka akan digunakan untuk menguji apakah tumbuhan dapat ditanam dan apakah hewan dapat berkembang biak di Bulan. Kontainer akan mengirim kentang, benih tumbuhan arabidopsis dan telur ulat sutera ke permukaan Bulan.

Telur akan menetas menjadi ulat sutra, yang bisa menghasilkan karbon dioksida, sementara kentang dan benih menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Secara bersama-sama, mereka dapat membentuk ekosistem biologis sederhana di Bulan.

chang'e-4-china-di-sisi-jauh-bulan-informasi-astronomi
Sreenshot video saat rover Yutu (Kelinci Giok), penjelajah Bulan pertama milik China, memisahkan diri dari Chang'e-3 pada tanggal 15 Desember 2013.
Kredit: Xinhua

Ditulis oleh: Jackson Ryan, www.cnet.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang