Langsung ke konten utama

10 Fakta Pertahanan Planet yang Sebaiknya Anda Ketahui

10-fakta-pertahanan-planet-informasi-astronomi
Ketiga gambar radar near-Earth asteroid (NEA) 2003 SD220 ini diambil pada tanggal 15-17 Desember 2018 oleh antena Goldstone Deep Space Communications Complex NASA di California dan Green Bank Telescope National Science Foundation's (NSF) di Virginia Barat.
Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech/GSSR/NSF/GBO

1. Ancaman Asteroid

Mengapa asteroid dan meteoroid selalu menghantam Bumi? Sebagaimana planet-planet tata surya, benda langit berukuran kecil ini juga mengorbit Matahari selama miliaran tahun. Efek kecil yang memengaruhi mereka, seperti dorongan gaya gravitasi dari planet, menyebabkan pergesaran lintasan orbit yang langsung mengarah ke sebuah planet.

Seiring waktu, lintasan orbit mereka bisa saja berpapasan dengan lintasan orbit Bumi mengitari Matahari. Ada kalanya, asteorid dan Bumi berada di satu titik lintasan orbit pada waktu bersamaan. Meskipun demikian, ukuran Bumi relatif kecil apabila dibandingkan dengan lintasan orbit asteroid, itulah sebabnya jarang terjadi benturan antaran Bumi dengan asteroid.

2. Potensi Ancaman Saat Ini

Kita tidak selalu mengetahui dampak benturan asteroid di dunia modern, meskipun para ilmuwan telah menemukan banyak kawah di Bumi yang tidak disebabkan letusan gunung berapi (termasuk kawah-kawah di Bulan). Pada tahun 1980-an, para ilmuwan menemukan bukti penyebab kepunahan dinosaurus 65 juta tahun lalu yang kemungkinan besar disebabkan oleh asteroid.

Bukti ini diperkuat dengan penemuan Kawah Chicxulub di Teluk Meksiko.

Pada tahun 1994, seluruh dunia menyaksikan hal serupa ketika bongkahan-bongkahan komet Shoemaker-Levy 9 menghantam Jupiter. Dan saat itulah kita memahami bahwa potensi ancaman asteroid terhadap Bumi masih berlangsung hingga hari ini.

3. Frekuensi Ancaman

Setiap hari, sekitar 100 ton material luar angkasa turun ke planet kita, sebagian besar dalam bentuk partikel debu. Puing-puing luar angkasa seukuran butiran pasir, kerikil, hingga bebatuan juga menghujani atmosfer Bumi setiap hari dan menghasilkan meteor yang biasa disebut “bintang jatuh”.

Kadang-kadang Bumi melewati aliran puing-puing kecil yang dilepaskan oleh komet, itulah cara kita memperoleh hujan meteor. Terkadang benda langit yang ukurannya lebih besar, seukuran kursi atau bahkan seukuran mobil memasuki atmosfer Bumi dan menciptakan bola api meteor yang hancur berkeping-keping saat meledak di lapisan atmosfer.

Relatif jarang, setiap beberapa dekade atau lebih, benda langit berukuran besar memasuki atmosfer, seperti meteor seukuran rumah yang melesat melintasi langit Chelyabinsk Rusia pada tahun 2013, menghasilkan bola api yang sangat terang dan menghasilkan gelombang kejut yang memecahkan jendela dan mendobrak pintu.

10-fakta-pertahanan-planet-informasi-astronomi
Kredit: Alex Alishevskikh

4. Gudang Arsip Data Asteroid Dunia

The Minor Planet Center (MPC) adalah nama yang terkesan sederhana, tetapi lembaga ini melakukan pekerjaan yang besar. Bermarkas di Cambridge Massachusetts dan beroperasi di Smithsonian Astrophysical Observatory, MPC adalah gudang penyimpanan arsip data obervasi dari seluruh dunia terhadap asteroid dan komet yang mengorbit di tata surya, termasuk data semua near-Earth object (NEO).

NEO mencakup asteroid, meteorid atau komet yang mengorbit Matahari pada jarak 30 juta kilometer dari lintasan orbit Bumi. Setiap kali seorang astronom mengamati NEO menggunakan teleskop berbasis darat atau antariksa, mereka mengirim pengukuran posisi objek yang mereka amati ke MPC.

Arsip data pengamatan asteroid dari observatorium di seluruh dunia, dapat dimanfaatkan untuk menghitung lintasan orbit secara akurat, sehingga dapat ditentukan apakah objek tersebut berbahaya.

5. Siapa yang Mencari NEO?

Pada tahun 1998, sebagai tanggapan atas arahan kongres, NASA membentuk Near-Earth Object Observations (NEOO). Sejak terbentuk, NEOO mulai mendeteksi, melacak dan memantau NEO. Beberapa tim astronom di seluruh negeri beroperasi di bawah Program Observasi NEO NASA dan membantu menemukan, memantau, dan mempelajari NEO.

Observatorium yang telah menemukan sebagian besar NEO adalah Teleskop Catalina Sky Survey di Arizona dan Teleskop Panchromatic Survey and Rapid Reporting System (Pan-STARRS) di Hawaii. Teleskop antariksa NEOWISE NASA juga turut menemukan sejumlah NEO dan menyediakan data penting terkait ukuran fisiknya.

Para astronom yang juga didukung oleh program NEOO, menindaklanjuti penemuan dan melakukan pengukuran tambahan, demikian pula dengan observatorium di seluruh dunia. Setelah melakukan pengamatan, mereka mengirim pengukuran posisi NEO ke MPC.

The Center for Near-Earth Object Studies, yang berbasis di Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA juga memanfaatkan arsip data MPC untuk menghitung orbit semua NEO dan memprediksi tingkat ancaman mereka terhadap Bumi di masa depan.

6. Cara Menentukan Orbit Asteroid

Para ilmuwan menentukan orbit asteroid dengan membandingkan pengukuran posisi mereka ketika bergerak melintasi langit dengan komputasi prediksi model orbit. Model memperhitungkan semua gaya yang memengaruhi pergerakan asteroid, sebagian besar didominasi oleh gaya gravitasi Matahari, semua planet dan beberapa asteroid berukuran besar lainnya.

Untuk setiap asteroid, para ilmuwan menyempurnakan model orbit untuk menentukan prediksi lokasi secara akurat pada saat pengamatan dilakukan. Perhitungan kasar orbit diperoleh setidaknya dari tiga kali pengamatan.

minor-planet-center-informasi-astronomi

7. Menemukan NEO Berukuran Besar

Program Observasi NEO NASA memulai pencarian pada tahun 1998, ketika hanya ada sekitar 500 near-Earth asteroid (NEA) yang telah ditemukan. Pada tahun 2010, NASA dan para kolega telah mengidentifikasi sekitar 90% dari 1.000 NEA yang ukurannya mencapai 1 kilometer atau lebih besar.

Asteroid berukuran besar adalah prioritas utama pencarian NASA, karena berpotesi memberikan efek global. Program pencarian NASA terus menemukan beberapa asteroid sebesar itu setiap tahun, dan para astronom memprediksi masih ada puluhan lagi yang belum ditemukan. Karena upaya NASA, 90% risiko ancaman tak terduga dari asteroid berukuran besar yang datang tiba-tiba telah dieliminasi.

8. NEO yang Melintas Dekat

Kita mungkin pernah mendengar tentang asteroid atau komet yang mendekati Bumi. Hal itu terjadi ketika lintasan orbit mereka sangat dekat dengan Bumi. Belum ada definisi pasti tentang jarak yang dianggap dekat dengan Bumi, tetapi jika asteroid melintas dalam jarak yang lebih dekat daripada jarak Bumi-Bulan, mereka dianggap berbahaya.

Jarak tersebut terlihat mengkhawatirkan, namun jarak Bumi-Bulan yang sebenarnya adalah sekitar 385.000 kilometer.

Jika Bumi adalah sebuah bola basket, maka Bulan akan seukuran bola tenis dan terpisah sekitar 7 meter. Pada skala ini, asteroid berukuran 100 meter akan jauh lebih kecil daripada sebutir pasir.

9. Mempelajari NEO dari Dekat

Saat ini NASA menggelar misi OSIRIS-REx untuk mempelajari NEO dari dekat. Target sains OSIRIS-REx adalah sebuah asteroid yang diberi nama Bennu. Para ilmuwan menghitung potensi asteroid Bennu menabrak Bumi pada akhir abad ke-22 hanyalah 1 banding 2.700, dan Bennu sama sekali tidak mengancam Bumi sampai saat itu.

OSIRIS-REx telah mengorbit asteroid Bennu dan terus mempelajari permukaannya untuk mengambil sampel dan mengembalikannya ke Bumi pada tahun 2023. OSIRIS-REx juga mempelajari fenomena yang disebut efek Yarkovsky, gaya kecil yang mampu menggeser lintasan orbit asteroid ketika permukaan asteroid dipanaskan oleh cahaya Matahari.

Dengan mempelajari Bennu dari dekat, para ilmuwan dapat memahami seberapa banyak panas yang dipancarkan dari asteroid menurut efek Yarkovsky dan membantu memprediksi lintasan orbit Bennu serta potensi ancamannya terhadap Bumi.

10. Defleksi Asteroid

10-fakta-pertahanan-planet-informasi-astronomi
Kredit: NASA

Satu-satunya bencana alam yang berpotensi untuk dicegah adalah benturan dengan asteroid. Asalkan kita mengetahui asteroid yang berbahaya dan memiliki cukup waktu untuk menangkisnya.

NASA dan para kolega sedang mengupayakan berbagai cara untuk membelokkan lintasan orbit asteroid berbahaya. Teknik yang paling diandalkan adalah kinetic impactor dan misi antariksa untuk mendemonstrasikannya diberi nama Double-Asteroid Redirection Test (DART).

Kinetic impactor dirancang untuk menabrakkan satu atau lebih wahana antariksa berkecepatan tinggi ke asteroid demi menggeser orbitnya. Teknik ini bisa membelokkan asteroid ke lintasan orbit yang berbeda, mengarahkannya menjauh dari jalur orbit Bumi.

Akan diuji coba pada tahun 2021, target DART adalah sistem biner asteroid Didymos. DART (seukuran mobil) akan menabrak Didymos B (seukuran stadion sepakbola) dengan kecepatan 22.000 km/jam, untuk melihat seberapa besar tabrakan mengubah lintasan orbit asteroid.

Jika sebuah asteroid berbahaya ditemukan satu dekade sebelum berpotensi menabrak Bumi, para ilmuwan akan memiliki banyak waktu untuk meluncurkan misi defleksi dan hanya perlu menggeser sedikit lintasan orbit asteroid. Sedikit perubahan pada lintasan asteroid akan membuatnya menjauh sehingga tabrakan dengan Bumi dapat dihindari.

Ditulis oleh: Staf jpl.nasa.gov


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang