Langsung ke konten utama

OGLE-2005-BLG-390Lb Ditemukan oleh Metode Pelensaan Mikro Gravitasi

Menggunakan teknik pencarian planet yang relatif baru, para astonom telah menemukan planet es terestial (berbatu). Penemuan ini sekaligus membuktikan teknik pelensaan gravitasi mikro sebagai metode paling mutakhir untuk menemukan planet-planet jauh yang berpotensi layak huni.

ogle-2005-blg-390lb-ditemukan-oleh-metode-pelensaan-mikro-gravitasi-informasi-astronomi
Ilustrasi planet terestial yang baru saja ditemukan.

“Penelitian penting yang sebagian operasionalnya didanai oleh NASA ini, memberi kami kesempatan untuk mencari planet di lingkungan layak huni bintang,” kata Zlatan Tsvetanov, seorang ilmuwan program Terrestrial Planet Finder di Markas Besar NASA, Washington. “Hasil studi menunjukkan kapabilitas pelensaan mikro gravitasi, satu-satunya teknik berbasis darat dengan sensitivitas untuk mendeteksi eksoplanet seukuran Bumi dengan jarak orbit mirip Bumi, sekaligus memberikan petunjuk penting terkait eksistensi planet yang tersebar di antariksa.”

Terletak sekitar 20.000 tahun cahaya di rasi Sagitarius, tepatnya di dekat pusat galaksi Bima Sakti, masa planet OGLE-2005-BLG-390Lb diperkirakan sekitar 5,5 kali Bumi. Mengorbit sebuah bintang induk dengan seperlima massa Matahari dari jarak sekitar tiga kali jarak orbit Bumi mengitari Matahari, planet yang baru ditemukan itu sangat dingin, suhunya mencapai minus 364 derajat Fahrenheit.

Meskipun para astronom meragukan planet sedingin itu dapat menopang kehidupan, tim meyakini teknik pelensaan mikro gravitasi memiliki kesempatan bagus untuk mengamati planet terestial lainnya di “zona layak huni”.

Proyek teleskop Optical Gravitational Lensing Experiment (OGLE) pertama kali mengamati sinyal pelensaan mikro pada tanggal 11 Juli 2005. OGLE memindai sebagian besar wilayah pusat Bima Sakti setiap malam dan telah menemukan lebih dari 500 sinyal pelensaan mikro per tahun. Tetapi untuk mendeteksi planet bermassa rendah, para astronom harus lebih sering memantau langit.

Ketika mendeteksi pelensaan mikro 11 Juli, sistem peringatan dini OGLE segera mengirim sinyal kepada para astronom di seluruh dunia, namun saat itu tidak ada yang menyadari bahwa sebuah planet akan terdeteksi.

“Satu-satunya cara untuk memaksimalkan pengamatan pelensaan mikro adalah berbagi data dengan sesama astronom,” ungkap salah satu pioner OGLE dan rekan penulis makalah ilmiah Bohdan Paczynski dari Universitas Princeton.

Teleskop Probing Lensing Anomaly NETwork (PLANET) dan RoboNet melacak pelensaan mikro 11 Juli hingga selesai dan menyediakan data yang mengkonfirmasi planet tak dikenal. Teleskop harus lebih sering digunakan untuk mendeteksi sinyal pelensaan mikro sebuah planet.

“Salah satu faktor kunci penemuan ini adalah observasi intens kolaborasi PLANET,” jelas penulis utama makalah ilmiah Jean-Philippe Beaulieu dari PLANET dan Institut d'Astrophysique de Paris, Prancis. “Sifat global kolaborasi PLANET menjadi penentu untuk memperoleh data sinyal planet selama 24 jam,” katanya.

Ironisnya, ketika menyiapkan laporan terakhir, teleskop Microlensing Observations in Astrophysics terbaru (MOA-2), justru melakukan pengukuran tambahan terhadap sinyal pelensaan mikro. Bidang pandang MOA-2 lebih luas daripada OGLE, sehingga memudahkannya untuk berulang kali mengamati 100 juta bintang setiap malam. MOA-2 adalah salah satu teknologi mutakhir dan sangat diharapkan oleh para ilmuwan untuk menunjang teknik pelensaan mikro gravitasi dan meningkatkan jumlah penemuan planet mirip Bumi.

“Penemuan baru ini menyediakan petunjuk kuat bahwa planet bermassa rendah mungkin jauh lebih umum daripada Jupiter,” ujar rekan penulis makalah ilmiah David Bennett dari PLANET dan Universitas Notre Dame di South Bend Indiana. Sampai saat ini, sebagian besar eksoplanet yang ditemukan cenderung raksasa gas seperti Jupiter. “Pelensaan mikro seharusnya sudah menemukan lusinan Jupiter jika memang jumlah mereka setara dengan OGLE-2005-BLG-390Lb. Inilah deskripsi utama keampuhan metode pelensaan mikro gravitasi untuk menemukan planet bermassa rendah.”

Sinyal planet bermassa rendah menghasilkan sinyal yang terlalu lemah untuk dideteksi dengan metode lain. Dengan pelensaan mikro, sinyal dari planet bermassa rendah lebih kuat meskipun jarang ditemukan. Oleh karena itu, tingkat penemuan planet bermassa rendah seharusnya meningkat drastis jika ada lebih banyak sinyal pelensaan mikro.

Planet Hoth Star Wars

Planet OGLE-2005-BLG-390 mirip dengan Hoth, sebuah dunia tundra beku fiksi di film Star Wars. Dianggap sebagai Jupiter ‘gagal’, planet Bumi super yang dingin ini harus puas dengan hanya lima kali massa Bumi. Dengan suhu minus 220 derajat Celcius, planet ini dinobatkan sebagai planet terdingin dan sangat tidak ramah terhadap kehidupan.

Meskipun berada tidak terlalu jauh dari bintang induk dan mengorbit dari jarak yang setara dengan orbit Mars dan Jupiter di tata surya kita, bintang induknya adalah bintang dingin bermassa rendah yang disebut katai merah.

Bertolak belakang dengan Hoth, OGLE-2005-BLG-390 justru didominasi oleh gas beku padat sehingga permukaannya tertutup salju.

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Susan Watanabe


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang