![]() |
Kredit: NASA |
Sejarah
tata surya dimulai sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, dari awan dan debu
bintang yang disebut nebula surya. Pada titik tertentu, nebula runtuh menjadi
cakram protoplanet. Tekanan yang berasal dari material begitu besar sehingga
menyatukan atom hidrogen menjadi helium sembari melepaskan sejumlah besar
energi dan melahirkan Matahari.
Meskipun
Matahari mengambil 99,8% total material cakram protoplanet, masih ada sedikit
sisa material yang kemudian menggumpal karena gaya gravitasi yang melahirkan
planet dan bulan. Planet berbatu seperti Mars, Venus dan Bumi, terbentuk di
dekat Matahari, karena material yang mengandung es dan gas tidak mampu bertahan
menghadapi radiasi panas Matahari.
Material
gas dan es berkumpul lebih jauh dan melahirkan planet raksasa gas (Jupiter dan
Saturnus) dan raksasa es (Uranus dan Neptunus). Sedangkan puing-puing kecil
material lainnya menjadi asteroid, komet dan meteorid.
![]() |
Kredit: NASA |
1. Lokasi dan orbit tata
surya
Dengan
massa 99,8 % tata surya, Matahari mengendalikan seluruh tata surya dan menjaga
seluruh objek mulai dari planet terbesar hingga puing-puing partikel terkecil
untuk tetap berada pada lintasan orbit masing-masing. Berada di lengan Orion
galaksi Bima Sakti, Matahari membawa seluruh anggota tata surya untuk mengorbit
pusat galaksi dengan kecepatan 720.000 km/jam. Dibutuhkan waktu sekitar 230
juta tahun bagi tata surya untuk menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti.
![]() |
Sampel batuan Bulan. Kredit: NASA |
2. Usia tata surya
Para
ilmuwan bisa memperkirakan usia tata surya yang dilahirkan secara bersamaan.
Untuk memperoleh angka tersebut, para ilmuwan memanfaatkan objek-objek tertua tata surya yang
dapat ditemukan. Ketika para astronot misi Apollo NASA membawa sampel batuan
dari Bulan, para ilmuwan kemudian mempelajarinya untuk mengetahui usia tata
surya. Dari penentuan usia sampel batuan Bulan, para ilmuwan memperoleh angka
4,5 miliar tahun sebagai perkiraan usia tata surya.
![]() |
Kredit: NASA |
3. Matahari, bintang kita
Tanpa
Matahari tidak akan ada cahaya, tidak ada kehangatan dan tidak ada kehidupan.
Panas Matahari memengaruhi seluruh tata surya. Setiap 1/1,5 juta detik,
Matahari melepaskan lebih banyak energi daripada seluruh energi yang digunakan
oleh manusia sepanjang tahun. Sebagai bola hidrogen raksasa, gravitasi Matahari
mampu melebur atom hidrogen menjadi helium.
Proses
ini disebut fusi nuklir yang terus melepaskan energi sembari menghasilkan reaksi
berantai yang memungkinkan aktivitas fusi nuklir terus berlangsung. Energi kemudian
menumpuk dan suhunya mencapai 27 juta derajat Fahrenheit di inti
Matahari. Energi bergerak keluar melalui area besar yang disebut zona
konvektif. Lalu merambat ke fotosfer, tempat Matahari memancarkan panas, cahaya
dan partikel bermuatan.
![]() |
Kredit: NASA |
4. Berapa lama Matahari akan
terus bersinar?
Bintang
seperti Matahari akan terus membara sekitar 9 atau 10 miliar tahun. Jadi, usia
Matahari telah menginjak paruh baya dan akan terus
bersinar sekitar 5 miliar tahun lagi. Dalam waktu 5 miliar tahun yang akan
datang, Matahari akan berevolusi menjadi raksasa merah. Ukuran Matahari akan membengkak namun suhunya mendingin. Saat menjalani tahap evolusi, kondisi Matahari akan jauh berbeda daripada saat ini karena bersinar 2.000 kali lebih terang.
![]() |
Kredit: NASA |
5. Merkurius, planet
terkecil dan tercepat
Merkurius
adalah planet terkecil di tata surya, ukurannya hanya sedikit lebih besar daripada Bulan. Permukaannya sangat padat dan tertutup kawah akibat benturan dengan
asteroid, sedangkan lapisan atmosfernya tipis. Sebagai planet terdekat, Merkurius hanya butuh 88 hari untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Kamu akan berulang tahun setiap tiga bulan
sekali jika tinggal di sana!
Namun,
rotasinya lebih lambat dan membutuhkan waktu 59 hari Bumi untuk menyelesaikan satu
kali rotasi. Meskipun rotasinya lambat, Merkurius bergerak mengitari Matahari dengan kecepatan 50 km/detik, lebih cepat daripada planet-planet tata surya lainnya.
![]() |
Kredit: NASA |
6. Venus, planet terpanas
Meskipun
bukan planet terdekat dari Matahari, Venus adalah planet terpanas. Lapisan
atmosfernya sangat tebal dan dipenuhi gas rumah kaca karbon dioksida dan awan
asam sulfat yang memerangkap panas, bahkan mampu melelehkan logam. Hanya sedikit
lebih kecil daripada Bumi, Venus dianggap aneh karena rotasinya berlawanan arah
dibandingkan sebagian besar planet tata surya lainnya.
Lebih
aneh lagi, satu hari malah lebih lama daripada satu tahun. Karena rotasinya
sangat lambat, butuh waktu 243 hari Bumi hanya untuk menyelesaikan satu kali rotasi. Namun satu tahun justru berlalu lebih cepat. Venus menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari dalam waktu 225 hari Bumi.
![]() |
Kredit: NASA |
7. Bumi, planet rumah kita
Bersama
Merkurius, Venus dan Mars, Bumi adalah sebuah planet terestrial (berbatu).
Dengan permukaan yang padat, Bumi aktif secara geologis yang ditandai oleh pegunungan, gunung berapi, lembah, ngarai, dataran dll. Bumi dianggap paling
istimewa karena memiliki air cair dalam wujud lautan, sungai dan danau. Air cair menutupi 70% permukaan.
Ketebalan
lapisan atmosfer sangat ideal untuk menjaga planet tetap hangat dan menopang kehidupan. Sebagian besar atmosfer adalah unsur nitrogen, termasuk oksigen yang cukup melimpah untuk kita bernafas. Sebagai satu-satunya planet di tata surya
yang menampung kehidupan, satu tahun di Bumi berlalu selama 365,25 hari.
Tambahan 0,25 hari berarti setiap empat tahun sekali perlu ditambah satu hari di
kalender yang disebut hari kabisat pada tahun kabisat.
![]() |
Kredit: NASA |
8. Mars, planet merah
Mars
adalah dunia gurun yang dingin. Hanya setengah ukuran Bumi, Mars kadang-kadang
disebut sebagai Planet Merah. Warnanya merah karena karat besi di permukaan.
Bebatuan dan tanah Mars mengandung debu yang komposisinya didominasi unsur besi
yang bercampur dengan sejumlah kecil unsur lainnya seperti klorin dan sulfur.
Seperti
di Bumi, Mars juga memiliki musim, tudung es di kutub, gunung berapi, ngarai dan cuaca. Durasi satu hari adalah 24,6 jam dan satu tahun 687 hari Bumi. Lapisan atmosfernya
sangat tipis, terdiri dari karbon dioksida, nitrogen dan argon. Ditemukan tanda-tanda banjir air yang pernah terjadi di masa lalu, tetapi sekarang sebagian
besar deposit air ada di lumpur es dan awan tipis. Di beberapa lereng bukit
Mars, ditemukan bukti air asin cair di tanah.
Para
ilmuwan ingin mengetahui apakah Mars mungkin pernah dihuni makhluk hidup
di masa lalu. Mereka juga ingin tahu apakah Mars mampu menopang kehidupan,
saat ini atau di masa depan. Mars telah dikunjungi oleh 20 pesawat antariksa dan menjadi satu-satunya planet yang telah dijelajahi oleh misi rover robotik.
![]() |
Kredit: NASA |
9. Jupiter, raja planet
Sebagai
planet terbesar di tata surya, komposisi Jupiter mirip sebuah bintang, hanya
kurang besar untuk memulai proses fusi nuklir. Tertutup oleh garis-garis awan
yang terus berputar, Jupiter dihiasi oleh Bintik Merah Raksasa ikonik, badai
besar yang telah berlangsung selama ratusan tahun.
Jupiter
adalah raksasa gas dan tidak memiliki permukaan padat, tetapi inti terdalam planet adalah cairan atau batuan padat seukuran Bumi. Jupiter juga memiliki
cincin, meskipun terlalu tipis untuk dapat diamati dengan jelas. Satu hari hanya
10 jam, sangat cepat, sedangkan satu tahun berlalu selama 11,8 tahun Bumi.
![]() |
Kredit: NASA |
10. Saturnus, permata tata
surya
Saturnus bukan satu-satunya planet bercincin, tetapi pastinya yang terindah.
Struktur cincin yang kita lihat tersusun atas sekelompok cincin kecil yang mengelilingi
Saturnus. Mereka terbuat dari bongkahan es dan batu. Tidak jauh berbeda dari
Jupiter, Saturnus adalah raksasa gas hidrogen dan helium.
Sebagai
salah satu raksasa tata surya, rotasi Saturnus juga relatif cepat. Satu hari hanya 11
jam, sedangkan satu tahun berlalu selama 29,5 tahun Bumi. Lima pesawat
antariksa telah mengunjungi atau melewati Saturnus, termasuk Pioneer 11,
Cassini, dan Voyager 1 dan 2.
![]() |
Kredit: NASA |
11. Uranus, planet
menggelinding
Raksasa
es Uranus terbuat dari air, metana dan cairan amonia di atas inti berbatu
berukuran kecil. Sama seperti Jupiter dan Saturnus, komposisi lapisan
atmosfernya terdiri dari hidrogen dan helium, tetapi Uranus juga mengandung metana. Metana inilah yang membuat Uranus berwarna biru. Uranus juga memiliki
sistem cincin, meskipun susah untuk diamati.
Seperti
Venus, arah rotasi Uranus berlawanan arah dibandingkan sebagian besar planet tata surya lainnya. Dan tidak seperti planet-planet lain, poros rotasi
Uranus ada pada sisinya, mirip bola yang menggelinding. Durasi satu hari sekitar 17
jam dan satu tahun berlangsung selama 84 tahun Bumi. Butuh waktu lama untuk
merayakan ulang tahunmu!
![]() |
Kredit: NASA |
12. Neptunus, planet
berangin
Neptunus
adalah planet yang gelap, dingin dan sangat berangin. Sebagai planet terjauh, Neptunus sekitar 30 kali lebih jauh daripada jarak
Bumi-Matahari. Karena harus menempuh jarak yang sangat jauh untuk mengorbit
Matahari, butuh waktu 164 tahun untuk menyelesaikan satu kali orbit, tapi
satu hari hanya 16 jam.
Raksasa
es ini terbuat dari sup tebal air, amonia dan metana di atas inti padat
seukuran Bumi. Komposisi lapisan atmosfernya terdiri dari hidrogen, helium dan
metana. Metana memberikan Neptunus warna biru, sama seperti Uranus. Meskipun Uranus memiliki sistem enam cincin, mereka sangat sulit diamati.
![]() |
Kredit: NASA |
13. Berapa jumlah Bulan di
tata surya?
Merkurius
dan Venus, tak satu pun dari mereka memiliki bulan. Karena Merkurius begitu
dekat dengan Matahari, setiap bulan yang mengorbit Merkurius kemungkinan besar
malah akan menabrak Merkurius atau mungkin juga ditarik ke dalam oleh gravitasi
kuat Matahari. Sedangkan mengapa Venus tidak memiliki bulan, hingga saat ini
masih menjadi misteri untuk dipecahkan.
Berikutnya
adalah Bumi, dan tentu saja, seperti kita ketahui memiliki satu Bulan.
Mars memiliki dua bulan, Phobos dan Deimos. Kemudian
planet-planet raksasa yang berada di wilayah terluar tata surya. Mereka punya
banyak sekali bulan. Jupiter, misalnya, memiliki 79 bulan! Yang paling terkenal
adalah Io, Europa, dan Callisto. Jupiter juga memiliki bulan terbesar di tata
surya, Ganymede.
Saturnus
memiliki 53 bulan dengan nama-nama yang keren, seperti Mimas, Enceladus, dan
Tethys. Salah satu bulan Saturnus bernama Titan, bahkan memiliki lapisan
atmosfer dan air cair di permukaan yang membuatnya istimewa. Uranus diketahui
memiliki 27 bulan. Beberapa dari mereka, setengah material pembentuknya adalah
es. Yang terakhir adalah Neptunus dengan 13 bulan. Triton adalah bulan terbesar Neptunus, yang ukurannya hampir setara dengan planet katai Pluto.
![]() |
Kredit: NASA |
14. Planet katai
Sebagaimana
planet utama, ukuran planet katai hanya lebih kecil dan hanya memenuhi dua dari tiga persyaratan untuk dianggap sebagai planet sejati. Sebuah objek
harus mengorbit Matahari, memiliki gaya gravitasi yang cukup agar bisa
berbentuk bulat dan mampu membersihkan orbitnya.
Hanya dua persyaratan yang bisa dipenuhi oleh planet katai. Persyaratan ketiga yang tidak bisa dipenuhi oleh planet katai adalah gaya gravitasi untuk membersihkan orbit dari puing-puing antariksa. Meskipun ada banyak planet katai di tata surya, saat ini hanya lima planet katai yang diakui secara resmi, yaitu Ceres,
Pluto, Eris, Haumea, dan Makemake.
![]() |
Kredit: NASA |
15. Pluto, raja kecil sabuk
Kuiper
Pada
tahun 2005, sebuah objek yang lebih masif daripada Pluto ditemukan di sabuk
Kuiper. Meskipun banyak yang mengusulkan agar objek yang diberi nama Eris ini
dijadikan planet utama kesepuluh, namun para astronom lebih sepakat untuk
mendefinisikan ulang istilah planet. Banyak orang yang merasa sedih ketika
mendengar Pluto, setelah 76 tahun menjadi planet utama kesembilan, diturunkan
statusnya ke planet katai pada tahun 2006.
Sebagai
kompensasi setelah dikeluarkan dari daftar planet utama, semua planet katai di
luar orbit Neptunus disebut plutoid. Selain itu Pluto juga dinobatkan sebagai
raja kecil sabuk Kuiper, karena ukurannya paling besar di antara objek sabuk
Kuiper.
![]() |
Kredit: NASA |
16. Komet, penyumbang
deposit air di Bumi
Ada
banyak pertanyaan besar tentang sejarah Bumi. Salah satunya adalah asal usul
lautan. Material bebatuan yang membentuk Bumi pada awalnya memang mengandung
air, tapi bukan total seluruh kandungan air saat ini. Dan sebagian besar
komposisi komet adalah es air. Ada kemungkinan dari komet inilah sebagian
deposit air di Bumi berasal.
Ada
dua tipe isotop air, “air berat” dan “air ringan”. Lautan Bumi memiliki
proporsi tertentu antara air berat dengan air ringan. Para ilmuwan yang
mempelajari komet Hartley 2 telah menghasilkan penemuan yang cukup mengejutkan. Separuh
komposisi komet Hartley 2 ternyata adalah air berat, dan proporsi air berat
dengan air ringan di Hartley 2 cocok dengan lautan Bumi.
Hartley
2 berasal dari Sabuk Kuiper, sementara semua komet dengan ciri khas kandungan
air yang telah dipelajari berasal dari Awan Oort. Para ilmuwan tidak pernah mengira
komet dari Sabuk Kuiper mungkin adalah sumber lautan kita. Tetapi, memang harus
dipelajari secara lebih terperinci untuk memastikannya.
![]() |
Kredit: NASA |
17. Sabuk Asteroid
Asteroid
adalah batuan antariksa berukuran kecil yang mengorbit Matahari seperti planet-planet tata surya. Sebagian besar dari mereka menduduki wilayah di antara Mars dan Jupiter yang disebut Sabuk Asteroid. Beberapa misi antariksa NASA juga telah menjelajahi
sabuk asteroid.
Pada
tahun 2001, pesawat antariksa NEAR Shoemaker bahkan berhasil mendarat di Eros, near-Earth asteroid. Selanjutnya, pesawat antariksa Dawn mengorbit dan mempelajari Vesta, objek terbesar
kedua di sana, pada tahun 2011. Satu tahun berselang, Dawn meninggalkan Vesta dan beralih ke planet katai Ceres, objek
terbesar di sabuk asteroid.
![]() |
Kredit: NASA |
18. Sabuk Kuiper
Sabuk
Kuiper menyandang nama penemunya, Gerard Kuiper. Pada tahun 1951, ilmuwan asal Amerika Serikat ini menggagas sabuk batuan es di luar orbit
Neptunus untuk menjelaskan dari mana komet dengan lintasan orbit pendek berasal.
Belum
pernah ada yang bisa melihat di luar orbit Neptunus karena memang sulit untuk
melihat komet meskipun menggunakan teleskop tercanggih. Meskipun hanya prediksi
berdasarkan perhitungan matematis, ternyata Kuiper terbukti benar. Di sinilah tempat tinggal 4 dari 5 planet katai resmi, Pluto, Eris, Haumea, dan Makemake.
![]() |
Kredit: NASA |
19. Ruang antarbintang
Para
ilmuwan menentukan batas ruang antarbintang sebagai sebuah tempat di mana
aliran konstan material dan medan magnet Matahari berhenti memengaruhi
lingkungan ruang di sekitarnya. Tempat ini disebut heliopause dan menandai akhir wilayah heliosfer. Matahari menciptakan heliosfer dengan mengirim arus partikel dan medan magnet secara konstan ke ruang angkasa dengan kecepatan
lebih dari 670.000 mil/jam.
Aliran
ini disebut “angin surya”. Di dalam wilayah heliosfer, partikel-partikel
Matahari lebih panas tapi kurang terkonsentrasi, sedangkan di luar heliosfer,
partikel-partikel Matahari jauh lebih dingin tapi lebih terkonsentrasi. Begitu
sampai di ruang antarbintang, suhu akan mendingin dan gaya
gravitasi yang tidak berasal dari Matahari terasa lebih kuat.
![]() |
Kredit: NASA |
20. Awan Oort
Digagas oleh astronom Belanda Jan Oort, Awan Oort adalah cangkang spheroid raksasa yang mengelilingi tata surya. Awan Oort disusun oleh bongkahan-bongkahan es seukuran gunung atau lebih besar lagi. Di tempat inilah beberapa komet periode panjang berasal. Awan Oort belum pernah ditemukan karena baru sebatas
teori.
Dengan
kecepatan satu juta mil per hari, pesawat antariksa Voyager 1 membutuhkan waktu
35 tahun untuk meninggalkan lingkungan medan magnet Matahari dan sekitar 30.000
tahun lagi untuk melewati Awan Oort.
Diolah
dari situs edukasi Space Place NASA
Komentar
Posting Komentar