Langsung ke konten utama

Selesaikan Survei Tahun Pertama, TESS Beralih ke Langit Utara

selesaikan-survei-tahun-pertama-tess-beralih-ke-langit-utara-informasi-astronomi
Ilustrasi L 98-59b, eksoplanet terkecil yang ditemukan oleh TESS.
Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA/Ravyn Cullor

Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) telah menemukan 21 planet di luar tata surya (eksoplanet) dan mengumpulkan data tentang fenomena kosmik menarik lainnya yang terjadi di langit selatan selama tahun pertama ekspedisi sains. TESS kini beralih ke belahan bumi utara untuk menyelesaikan ekspedisi perburuan planet paling komprehensif yang pernah dilakukan.

TESS memulai pencarian eksoplanet di langit selatan pada bulan Juli 2018, sembari mengumpulkan data tentang supernova, lubang hitam dan fenomena kosmik lainnya dalam garis pandangnya. Seiring peningkatan jumlah planet yang ditemukan TESS, satelit besutan NASA ini telah mengidentifikasi lebih dari 850 kandidat eksoplanet yang menunggu konfirmasi tindak lanjut oleh jaringan teleskop berbasis darat.

“Laju dan produktivitas TESS selama tahun pertama masa operasional telah jauh melampaui segala ekspektasi kami,” ungkap Peneliti Utama TESS George Ricker dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge. “Selain menemukan beragam sistem planet, TESS juga telah menemukan “harta karun” fenomena astrofisika, termasuk beragam ribuan benda langit lainnya.”

Untuk mencari eksoplanet, TESS menggunakan empat kamera untuk mengamati bagian langit seluas 24x96 derajat selama 27 hari sekaligus. Beberapa seksi memang tumpang tindih, sehingga beberapa wilayah langit harus diamati selama hampir satu tahun. TESS memfokuskan diri terhadap bintang-bintang yang terletak dalam radius 300 tahun cahaya dari tata surya kita dan memantau transit atau penurunan skala kecerahan cahaya secara periodik saat sebuah planet melintas di depan bintang induk.

Berikut video highlight tahun pertama ekspedisi sains TESS. Seluruh eksoplanet di dalam video adalah ilustrasi.
Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA

Survei langit selatan telah berakhir pada tanggal 18 Juli, dan TESS kini mengubah kameranya ke utara. Setelah menyelesaikan survei langit utara pada tahun 2020, berarti TESS telah memetakan lebih dari tiga perempat wilayah langit.

“Kepler membawa dampak luar biasa setelah mengungkap bahwa secara rata-rata setiap sistem bintang memiliki sebuah atau banyak planet yang mengorbit,” jelas ilmuwan proyek TESS Padi Boyd dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt Maryland. “TESS meneruskan warisan Kepler. Jika memang ada planet yang mengorbit bintang, kita harus mensurvei mereka agar dapat ditindaklanjuti, baik oleh teleskop berbasis antariksa dan darat saat ini, maupun instrumen generasi berikutnya beberapa dekade mendatang.”

Berikut adalah beberapa benda langit dan fenomena menarik yang diamati oleh TESS selama ekspedisi misi tahun pertamanya.

Eksoplanet

Untuk memenuhi syarat sebagai sebuah kandidat eksoplanet, setidaknya dibutuhkan tiga sinyal transit dalam data TESS dan melewati beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan sinyal transit sebuah objek tersebut bukanlah sinyal palsu yang disebabkan oleh gerhana atau bintang pengiring. Setelah kandidat diidentifikasi, para astronom kemudian mengerahkan jaringan teleskop berbasis darat untuk mengkonfirmasinya.

“Saat ini tim memfokuskan diri untuk menyeleksi kandidat terbaik yang akan dikonfirmasi oleh teleskop berbasis darat,” kata penanggung jawab tim identifikasi kandidat eksoplanet Natalia Guerrero dari MIT. “Tapi ada begitu banyak kandidat potensial dalam data yang belum dianalisis, jadi kita seolah hanya melihat puncak gunung es. TESS hanya menggores permukaan.”

Planet-planet yang telah ditemukan TESS berkisar antara 80% ukuran Bumi hingga yang setara dengan atau melebihi ukuran Jupiter dan Saturnus. Seperti Kepler, TESS menemukan banyak planet yang ukurannya lebih kecil daripada Neptunus, tetapi lebih besar daripada Bumi.

Sementara NASA berusaha keras untuk menempatkan astronot di beberapa tetangga terdekat kita, Bulan dan Mars, demi memperoleh wawasan komprehensif tentang planet di tata surya kita sendiri, observasi tindak lanjut menggunakan jajaran teleskop terhadap planet-planet yang ditemukan TESS justru memungkinkan untuk lebih memahami bagaimana Bumi dan tata surya terbentuk.

Dengan data yang dikumpulkan TESS, para ilmuwan yang menggunakan observatorium saat ini dan masa depan, seperti Teleskop Antariksa James Webb, dapat mempelajari aspek-aspek lain dari eksoplanet, seperti komposisi atmosfer yang berpotensi meningkatkan peluang penemuan kehidupan di luar Bumi.

Komet

Sebelum ekspedisi sains dimulai, TESS terlebih dahulu mengambil gambar tajam dari komet yang baru ditemukan di tata surya kita. Selama uji coba instrumen, kamera TESS mengambil serangkaian gambar pergerakan C/2018 N1, sebuah komet yang ditemukan pada tanggal 29 Juni oleh Near-Earth Object Wide-field Infrared Survey Explorer (NEOWISE) NASA.

TESS juga telah mengumpulkan data terkait objek-objek serupa di luar tata surya.

Eksokomet

Data TESS juga dimanfaatkan untuk mengidentifikasi transit dari komet yang mengorbit bintang Beta Pictoris, sekitar 63 tahun cahaya dari Bumi. Para astronom telah menemukan tiga komet yang ukurannya terlalu kecil untuk menjadi sebuah planet dan memiliki ekor yang dapat dideteksi. Inilah identifikasi pertama dari eksokomet dalam spektrum cahaya kasat mata.

Supernova

Karena TESS menghabiskan waktu hampir sebulan untuk melakukan survei di lokasi yang sama, TESS dapat mengumpulkan data tentang fenomena kosmik seperti supernova saat mulai terjadi. Selama bulan-bulan pertama ekspedisi sains, TESS menemukan enam supernova di galaksi-galaksi jauh yang kemudian ditindaklanjuti oleh jaringan teleskop berbasis darat.

Para ilmuwan ingin memahami asal usul tipe ledakan tertentu yang disebut supernova Tipe Ia.

Supernova tipe Ia terjadi pada sistem biner (ganda) ketika sebuah bintang katai putih menghisap gas dari bintang pengiring, atau ketika dua bintang katai putih menyatu. Dari kedua kasus supernova tipe Ia ini, para astronom belum bisa memastikan pemicu yang lebih sering terjadi. Oleh karena itu, data TESS berpotensi mengarahkan mereka untuk lebih memahami penyebabnya.

Supernova Tipe Ia adalah kelas objek “lilin standar” andal yang sering digunakan untuk menentukan jarak galaksi dan laju ekspansi kosmos (Konstanta Hubble). Data TESS akan membantu para ilmuwan untuk memahami perbedaan antara supernova Tipe Ia dalam dua kasus tersebut, memahami fenomena yang terjadi pada jarak miliaran tahun cahaya, dan pada akhirnya nasib pamungkas alam semesta itu sendiri.

TESS adalah misi Astrophysics Explorer NASA yang dipimpin dan dioperasikan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan dikelola oleh Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA. George Ricker dari Kavli Institute for Astrophysics and Space Research MIT adalah Peneliti Utama TESS. Mitra tambahan termasuk Northrop Grumman, Ames Research Center NASA, Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Lincoln Laboratory MIT dan Space Telescope Science Institute. Lebih dari sepuluh universitas, lembaga penelitian dan observatorium di seluruh dunia turut berpartisipasi dalam misi TESS.

Ditulis oleh: Ravyn Cullor, Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, www.nasa.gov, editor: Rob Garner


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang