Langsung ke konten utama

Hubble Ungkap Kasus Gumpalan Biru di Ruang Angkasa

hubble-ungkap-kasus-gumpalan-biru-di-ruang-angkasa-informasi-astronomi
Kredit: NASA, ESA, dan D. de Mello (Universitas Katolik Amerika dan GSFC)

Menemukan gumpalan biru di luar angkasa terdengar seperti bertemu dengan alien dalam film fiksi ilmiah. Tetapi visi powerful Teleskop Antariksa Hubble NASA telah mengatasi benda-benda langit aneh yang dijuluki “gumpalan” dan mengungkap identitas sejati mereka. Gugus bintang biru cemerlang adalah wujud asli mereka, yang tersusun atas bintang-bintang belia yang dilahirkan di tengah pusaran tabrakan antar galaksi 200 juta tahun yang lalu.

Bersama para kolega, penemuan ini dilaporkan oleh Duilia de Mello dari Universitas Katolik Amerika di Washington, D.C dan Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt Maryland, saat pertemuan rutin ke-211 American Astronomical Society yang digelar di Austin, Texas.

“Gumpalan biru” dengan bobot mencapai puluhan ribu massa Matahari, belum pernah dilihat secara detail sebelumnya di wilayah ruang angkasa yang kurang padat, kata para peneliti. Mereka lebih masif daripada kebanyakan gugus bintang terbuka yang ditemukan di dalam sebuah galaksi, tetapi tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan gugus bintang globular.

Karena bintang-bintang tanpa induk yang tidak termasuk anggota galaksi tertentu, unsur-unsur berat (lebih berat daripada hidrogen dan helium) yang ditempa di inti bintang dapat dengan mudah dikeluarkan kembali ke ruang antargalaksi. Mereka bisa saja menawarkan petunjuk tentang bagaimana alam semesta awal “tercemar” dengan unsur-unsur berat di awal sejarahnya, kata para peneliti.

hubble-ungkap-kasus-gumpalan-biru-di-ruang-angkasa-informasi-astronomi
Lokasi gumpalan biru di grup galaksi.
Kredit: NASA, ESA, dan D. de Mello (Universitas Katolik Amerika dan GSFC)

Yang menjadi misteri adalah bagaimana bisa “gumpalan-gumpalan biru” ditemukan di sepanjang jembatan gas renggang yang tergantung di antara fenomena tabrakan yang melibatkan tiga galaksi, Messier 81, Messier 82 dan NGC 3077. Terletak sekitar 12 juta tahun cahaya dari Bumi, lokasi yang kurang bersahabat ini bukanlah tempat yang diharapkan oleh para astronom untuk menemukan gugus bintang, layaknya “dataran abisal” ruang antargalaksi. “Kami enggan mempercayainya, tetapi bintang-bintang penyusun gugus ini tidak memiliki induk,” ungkap de Mello.

“Gumpalan biru” menggumpal jadi satu dalam struktur yang disebut Arp's Loop di sepanjang jembatan gas renggang. Filamen-filemen gas dianggap terlalu tipis untuk mengakumulasi material yang memproduksi banyak bintang ini, jelas de Mello. Tetapi Hubble justru mengungkap massa “gumpalan biru” yang setara dengan lima Nebula Orion.

hubble-ungkap-kasus-gumpalan-biru-di-ruang-angkasa-informasi-astronomi
Arp’s Loop sebagaimana diamati oleh Hubble.
Kredit: NASA, ESA, dan D. de Mello (Universitas Katolik Amerika dan GSFC)

Setelah menemukan “gumpalan” yang pada akhirnya akan menjadi bintang, tim menggunakan gambar Hubble untuk mengukur usia gugus bintang yang diperkirakan kurang dari 200 juta tahun, termasuk banyak bintang belia yang baru berusia 10 juta tahun (sebagai perbandingan usia Matahari sekitar 4,5 miliar tahun). Bukan kebetulan, karena 200 juta tahun adalah waktu perkiraan tabrakan antar galaksi yang menciptakan pita-pita gas pasang surut gravitasi yang ditarik di antara galaksi mirip permen taffy.

De Mello bersama tim menggagas gugus bintang dalam struktur renggang ini mungkin dihasilkan oleh tabrakan gas dan turbulensi yang meningkatkan kepadatan aliran gas secara lokal. Tabrakan antar galaksi jauh lebih sering terjadi di alam semesta awal, jadi “gumpalan biru” seharusnya sudah umum. Setelah bintang mati atau meledak, unsur-unsur lebih berat yang ditempa di dalam inti nuklir akan dikeluarkan untuk memperkaya ruang antargalaksi.

hubble-ungkap-kasus-gumpalan-biru-di-ruang-angkasa-informasi-astronomi
Observasi Grup Galaksi M81-M82 oleh teleskop berbasis darat.
Kredit: NASA, ESA, Z. Levay (STScI) dan R. Gendler

Pengamatan radio menggunakan Teleskop Radio Very Large Array di Socorro New Mexico, memberikan peta terperinci dari jembatan antargalaksi yang mengungkap kepadatan simpul-simpul gas. Studi menggunakan Teleskop WIYN di Kitt Peak Arizona, memetakan kilau cahaya optik hidrogen di sepanjang jembatan. Observasi menggunakan Teleskop Antariksa Ultraviolet Galaxy Evolution Explorer (GALEX) NASA mengungkap cahaya ultraviolet di simpul-simpul gas, oleh karena itu mereka dijuluki “gumpalan biru”. Tetapi resolusi GALEX hanya terbatas untuk mengamati bintang atau gugus secara individu. Hanya instrumen Advanced Camera for Surveys Hubble yang pada akhirnya mengungkap sumber titik radiasi ultraviolet.

hubble-ungkap-kasus-gumpalan-biru-di-ruang-angkasa-informasi-astronomi
Lokasi Grup Galaksi M81-M82 di langit malam.
Kredit: NASA, ESA, Z. Levay (STScI) dan A. Fujii

Ditulis oleh: Staf hubblesite.org


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang