Langsung ke konten utama

Lubang Hitam Sagitarius A* Bima Sakti Ciptakan Bintang Hybrid Aneh

lubang-hitam-sagitarius-a-bima-sakti-ciptakan-bintang-hybrid-aneh-informasi-astronomi
Kredit gambar: Anna Ciurlo, Tuan Do/UCLA Galactic Center Group

Lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti, ditemukan menekuk dan menyatukan beberapa bintang menjadi objek kosmik tipe baru yang aneh. Disebut Sagitarius A* (disingkat Sgr A*), lubang hitam supermasif seolah berperan sebagai lem yang merekatkan galaksi.

Pada bulan September 2019, para astronom telah memperhatikan perilaku Sgr A* yang cenderung lebih “rakus” daripada biasanya, karena menyerap lebih banyak material tanpa diketahui penyebabnya. “Kami belum pernah melihat perilaku ini selama 24 tahun mempelajari lubang hitam supermasif,” kata profesor fisika dan astronomi Andrea Ghez dari Universitas California, sekaligus rekan senior penulis makalah ilmiah.

Studi terbaru justru menambah misteri perubahan perilaku Sgr A*. Menurut para penulis makalah ilmiah, enam objek baru tak dikenal ditemukan mengitarinya. Diberi kode objek G1 hingga G6, komposisi mereka tampak seperti gumpalan molekul gas berukuran sangat besar, beberapa kali lebih besar daripada Bumi. Terlepas dari asal usulnya, keenam objek bertindak seperti bintang-bintang kecil yang mampu bertahan di zona berbahaya meskipun terancam dihancurkan oleh gaya gravitasi masif Sgr A*.

Para astronom menyimpulkan mereka adalah beberapa bentuk baru dari objek yang disebut hybrid gas-star. Teori utama menggagas setiap objek G pada awalnya adalah sepasang bintang biner yang dipaksa bergabung menjadi satu oleh tarikan gaya gravitasi Sgr A* jutaan tahun yang lalu. Jadi, gas dan debu yang diamati para astronom adalah sisa-sisa tabrakan bintang biner.

“Lubang hitam kemungkinan memicu bintang biner untuk bergabung menjadi satu,” rekan penulis makalah ilmiah Andrea Ghez menjelaskan.

“Barangkali bintang-bintang yang kita pelajari dan tidak bisa dipahami merupakan produk akhir dari fenomena penggabungan semacam ini,” tambahnya.

Ghez menguraikan kasus spesifik pada objek G2. Faktor massa adalah petunjuk pertama bagi para astronom, setelah objek gumpalan gas yang direntangkan dan memanjang mendekati lubang hitam, tidak hancur sebagaimana awan gas normal lainnya.

“Pada saat berada di titik terdekat, karakteristik objek G2 sangat aneh,” tambah Ghez. “G2 yang terlihat rentan dihancurkan saat berada jauh dari lubang hitam, hanya terentang dan terdistorsi saat mencapai titik terdekat dari lubang hitam.”

Penemuan terbaru ini bukanlah satu-satunya misteri yang mencengkeram komunitas ilmiah dalam beberapa hari terakhir. Lubang hitam supermasif di pusat galaksi Messier 87 juga diketahui melesatkan berkas-berkas sempit (jet) material hampir (99%) secepat cahaya, sebagaimana dilaporkan di artikel: Lubang Hitam Legendaris M87 Melesatkan Jet Hampir Secepat Cahaya.

Ditulis oleh: Anna Harnes, www.inquisitr.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang