Langsung ke konten utama

Sifat Alami Materi Gelap

sifat-alami-materi-gelap-informasi-astronomi
Gugus Galaksi Koma.
 
Secara umum, para astronom mempelajari alam semesta melalui radiasi elektromagnetik (atau cahaya) yang berasal dari benda-benda langit. Cahaya yang kita lihat berupa gelombang radio, inframerah, optik (kasat mata), ultraviolet, sinar-X dan emisi sinar gamma. Tetapi bagaimana cara para astronom mengetahui bahwa ada materi di alam semesta yang tidak memancarkan cahaya? Bagaimana para astronom mengetahui jumlahnya? Dan bagaimana para astronom mengetahui sifat alaminya?
 
Materi yang tidak memancarkan cahaya semacam itu disebut “materi gelap” dan sekarang para astronom meyakini bahwa materi gelap mendominasi komposisi materi di seluruh alam semesta. Materi gelap adalah materi yang tidak memancarkan cahaya yang bisa kita amati secara langsung, namun ada berbagai cara untuk mendeteksinya secara tidak langsung. Metode yang paling umum diterapkan adalah melalui deteksi efek tarikan gaya gravitasi materi gelap terhadap cahaya dan benda-benda langit lainnya. Dari deteksi efek gaya gravitasi “ekstra” inilah, para astronom menyimpulkan jumlah materi gelap di alam semesta.
 
Dua citra gugus galaksi Coma yang saling tumpang tindih di atas, menunjukkan salah satu cara bagaimana para astronom mendeteksi materi gelap secara tidak langsung. Area merah adalah cahaya sinar-X yang diamati oleh satelit Einstein; area merah biru adalah cahaya kasat mata dari citra optik teleskop berbasis darat Palomar Sky Survey di Caltech.
 
Para astronom telah menggunakan observasi terhadap gugus galaksi Coma dan observasi lainnya untuk menentukan kekuatan gaya gravitasi yang menyatukan seluruh massa yang terdeteksi pada gambar. Karena gabungan dari seluruh materi kasat mata tidak cukup untuk menjelaskan kekuatan gaya gravitasi yang diperkirakan, berarti ada “massa tak kasat mata yang hilang” dan tidak terdeteksi. Lalu, apa yang dimaksud dengan “massa tak kasat mata yang hilang” ini?
 
Jenis material yang dikenal oleh para ilmuwan terbuat dari atom, yang terdiri dari proton, neutron dan elektron. Para ilmuwan menyebut materi yang familiar tersebut sebagai baryonik. Apakah materi gelap juga terbuat dari bahan serupa? Atau sebaliknya justru terbuat dari bahan unik eksotis yang kerap disebut non-baryonik?
 
Sejauh ini, sepertinya ada dua tipe materi gelap, yaitu materi gelap baryonik dan materi gelap non-baryonik. Beberapa materi gelap kemungkinan terdiri dari materi normal (baryonik), tetapi tidak memancarkan cahaya. Benda langit seperti katai coklat mungkin tergolong sebagai materi gelap baryonik, sementara materi gelap non-baryonik kemungkinan adalah partikel sub-atomik kecil yang bukan merupakan bagian dari materi normal. Jika massa dan jumlah partikel sub-atomik kecil sangat banyak, mereka berpotensi menyusun sebagian materi gelap yang dianggap eksis oleh para astronom. Jika benar, maka sepertinya sebagian besar materi di alam semesta terbentuk secara misterius yang bahkan belum bisa kita identifikasi!
 
Ditulis oleh: Staf imagine.gsfc.nasa.gov
 
Sumber: Origin and Destiny of the Universe
 
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Messier 78, Nebula Refleksi yang Mengelabui Para Pemburu Komet

Kredit: NASA, ESA, J. Muzerolle (Space Telescope Science Institute) dan S. Megeath (Universitas Toledo) Gambar penuh warna ini menampilkan sebagian kecil dari struktur objek Messier 78, sebuah nebula refleksi yang terletak di rasi Orion. Nebula refleksi diciptakan oleh awan debu kosmik yang menghamburkan atau memantulkan cahaya bintang yang berada di dekatnya. Messier 78 terletak sekitar 1.600 tahun cahaya dari Bumi dengan magnitudo semu 8. Ditemukan pada tahun 1780 oleh Pierre Méchain, salah satu kolega Charles Messier, Messier 78 dan paling ideal diamati pada bulan Januari menggunakan teropong dan teleskop kecil. Dibutuhkan setidaknya teleskop berdiameter 8 inci untuk mengungkap nebula refleksi secara mendetail. Messier 78 memiliki fitur khas mirip komet, yaitu salah satu sisi nebula yang memanjang layaknya ekor komet. Fitur ini telah mengelabui banyak pemburu komet saat itu, yang mendorong mereka untuk meyakini telah membuat penemuan baru. Observasi dalam spektrum inf...