Langsung ke konten utama

Bagaimana Komposisi Elemen di Alam Semesta Berevolusi?

Menentukan jumlah dan jenis elemen kimiawi di alam semesta adalah upaya paling fundamental dalam astronomi, khususnya bidang nukleosintesis yang mempelajari bagaimana elemen terbentuk, dari sejak Big Bang hingga pembentukan dan evolusi tata surya kita.
 
Sebagian besar elemen ringan (hidrogen, helium, dan litium) telah terbentuk sejak Big Bang. Pengukuran kelimpahan elemen-elemen ringan menyediakan petunjuk berharga tentang sifat dan evolusi alam semesta awal. Secara khusus, pengukuran rasio antara isotop normal hidrogen dengan isotop yang lebih berat yang disebut deuterium, memberikan wawasan penting yang mengarah ke nukleosintesis primordial.
 
Semua elemen yang lebih berat daripada litium adalah produk dari reaksi fusi nuklir yang berlangsung di inti bintang dan selama ledakan supernova. Dengan pengecualian tertentu, para ilmuwan telah mengantongi pemahaman komprehensif tentang proses evolusi yang dijalani oleh sebuah bintang, yakni bagaimana bintang menempa hidrogen dan helium menjadi elemen yang lebih berat. Elemen berat kemudian disebar ke alam semesta melalui angin bintang dan ledakan supernova. Namun, para ilmuwan harus memahami di mana dan kapan evolusi kimia berlangsung selama sejarah galaksi induk, termasuk tingkat akurasi model yang memprediksi observasi.

bagaimana-komposisi-elemen-di-alam-semesta-berevolusi-informasi-astronomi
 
Studi radiasi akibat peluruhan produk nukleosintesis menyediakan informasi langsung tentang sintesis elemen. Karena umurnya yang relatif singkat dalam skala astronomi (sekitar 1 juta tahun), 26 Aluminium (26Al) merupakan elemen ideal yang dimanfaatkan sebagai pelacak lokasi elemen terbentuk. Garis emisi 1,8 MeV 26Al terbukti terkonsentrasi pada bidang galaksi dengan observasi instrumen COMPTEL di Compton Gamma-Ray Observatory NASA.
 
Studi terbaru tentang garis emisi tersebut oleh Gamma Ray Imaging Spectrometer (GRIS) telah mengungkap indikasi pelebaran garis spektrum materi yang melaju dengan kecepatan sekitar 500 km/detik, jauh lebih cepat daripada segala pergerakan terkait rotasi galaksi. Meskipun ledakan dahsyat supernova melontarkan 26Al dengan kecepatan tinggi ke medium antarbintang, sulit dipahami mengapa 26Al terus melaju setelah satu juta tahun (masa radiasi).
 
Observasi pergerakan 26AI adalah tantangan terbesar demi pemahaman kita terkait asal mula dan penyebaran 26AI.
 
Ditulis oleh: Staf imagine.gsfc.nasa.gov
 
Sumber: How Did the Elemental Composition of the Universe Evolve?
 
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Mengapa Bentuk Bulan Selalu Berubah?

Ketika memandang langit malam, kamu mungkin pernah memperhatikan bentuk bulan yang terlihat sedikit berbeda pada setiap malamnya. Perbedaan tampilan bentuk ini disebabkan oleh fase dan tipe bulan menurut sudut pandang kita di bumi. Bulan purnama berlangsung saat seluruh sisi bulan yang menghadap bumi diterangi oleh cahaya matahari. Tapi tahukah kamu, bulan purnama tidak selalu terlihat sama? Terkadang, bulan tampak bersinar merah. Sementara pada waktu yang lain, ukuran bulan tampak lebih besar daripada biasanya. Sebenarnya warna dan ukuran bulan tidak pernah berubah. Perubahan penampilan ini bisa terjadi karena pergeseran posisi bulan di antara matahari dan bumi. Ada beberapa jenis bulan purnama yang dianggap istimewa karena lebih jarang terjadi, Mereka adalah bloodmoon (bulan darah), supermoon (bulan super), blue moon (bulan biru) dan harvest moon . Bloodmoon (bulan darah) Bloodmoon di langit malam pada tahun 2014. Kredit: Pusat Penelitian Ames NASA/Brian Da...