Langsung ke konten utama

Video: Menjelajahi Bulan Melalui Data Lunar Reconnaissance Orbiter NASA

Berkat data yang disediakan oleh Pesawat Antariksa Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA, kini kita dapat menjelajahi permukaan Bulan secara virtual dalam resolusi 4K yang benar-benar baru. Saat visualisasi bergerak di sekitar sisi dekat, sisi jauh, kutub utara dan selatan Bulan, kami akan menyorot fitur, situs dan informasi menarik lainnya yang telah dikumpulkan dari bentang alam satu-satunya satelit alami planet Bumi kita.

Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA/David Ladd & Ernie Wright
 
Bulan adalah tetangga terdekat kita di luar angkasa, dan informasi yang dikumpulkan darinya juga menyediakan banyak informasi tentang anggota tata surya lainnya. Melalui mata Pesawat Antariksa Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA, kini kita dapat menjelajahi permukaan Bulan dengan cara yang sepenuhnya baru dalam detail yang fantastik.
 
Penjelajahan dimulai dari perbatasan barat, yaitu area yang memisahkan sisi dekat dan sisi jauh Bulan. Fitur yang sangat besar ini adalah sebuah kawah yang diberi nama cekungan Orientale. Di cekungan Orientale, kombinasi antara peta medan LRO dengan data pengukuran gravitasi permukaan oleh misi GRAIL, telah mengungkap struktur kerak di bawah permukaan dan menyediakan gambaran tentang fitur geologis interior Bulan.
 
Lokasi penjelajahan berikutnya adalah Kutub Selatan Bulan, yang hanya menerima sedikit cahaya Matahari dan menjadi salah satu wilayah dengan suhu terdingin di tata surya. Bintik-bintik di Kutub Selatan mengindikasikan potensi deposit es air, berdasarkan pembacaan suhu dari instrumen Diviner LRO dan refleksi dari altimeter laser LOLA.
 
Lunar Orbiter Laser Altimeter (LOLA) juga memungkinkan kita untuk mengintip ke dalam kegelapan kawah Shackleton, melalui model elevasi digital ini. Meskipun memiliki lebar 21 kilometer dan kedalaman 4 kilometer, namun Kawah Shackleton tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kawah dampak tumbukan terbesar di sistem Bumi-Bulan, yaitu Cekungan Aitken di Kutub Selatan.
 
Terletak di sisi jauh Bulan, Cekungan Aitken memiliki lebar 2.500 kilometer dengan kedalaman mencapai 13 kilometer. Para ilmuwan belum bisa menentukan usianya, namun Cekungan Aitken pertama kali terlihat pada tahun 1960-an oleh pesawat antariksa yang terbang di sisi jauh Bulan.
 
Sebagaimana kami menggunakan data LRO untuk mempelajari area-area yang tidak dapat kami lihat dari Bumi, kami juga mempelajari wilayah-wilayah yang sudah dikenal di sisi dekat Bulan, demi mengolah gambar dalam resolusi yang belum pernah dicapai sebelumnya.
 
Inilah Kawah Tycho yang berusia sekitar 100 juta tahun. Meskipun asal usulnya belum diketahui, LRO berhasil menangkap puncak di pusat kawah yang mencapai 100 meter.
 
Bergeser ke sisi dekat Bulan, kita akan menjelajahi area yang siap dieksplorasi di masa depan, karena keragaman dampak benturan dan material vulkaniknya. Area itu memiliki kawah menonjol yang begitu terang, sehingga dapat diamati dari Bumi menggunakan teleskop atau mata telanjang.
 
Selamat datang di dataran tinggi Aristarchus. Visi inframerah menunjukkan mineral piroksen berwarna oranye dan percikan plagioklas berwarna biru dari kawah Aristarchus. Dataran tinggi Aristarchus diduga menyimpan sejarah Bulan yang kaya dengan aktivitas vulkanik.
 
Selain mempelajari Bulan demi mencari situs-situs baru untuk dikunjungi, kami juga mengevaluasi tempat-tempat yang pernah kami kunjungi sebelumnya, karena data terbaru yang dikumpulkan LRO membantu kami untuk secara geologis menafsirkan kembali tempat-tempat yang sudah dikenal, serta memberi para ilmuwan pemahaman yang lebih baik tentang urut-urutan peristiwa dalam sejarah awal Bulan.
 
Kali ini kita akan turun ke lokasi pendaratan Apollo 17 di lembah Taurus-Littrow, yang lebih dalam dari Grand Canyon, termasuk jalur yang ditempuh oleh para astronot NASA selama tiga hari. Kamera LRO bahkan mampu menangkap Pendarat Lunar Apollo 17, yang hingga sekarang masih berada di sana bersama rover yang digunakan untuk menjelajahi permukaan Bulan. Gambar-gambar ini membantu mempertahankan prestasi eksplorasi manusia di permukaan Bulan.
 
Bergerak maju dan kita akan mencapai ke lokasi penjelajahan terakhir, yaitu Kutub Utara Bulan. Lokasi ini terdiri dari wilayah-wilayah yang tertutup bayangan secara permanen dan wilayah-wilayah yang hampir terus menerus terpapar cahaya Matahari.
 
Pengukuran medan Kutub Utara secara mendetail oleh LOLA, memungkinkan para ilmuwan untuk mensimulasikan cahaya Matahari dan bayangan di sana selama beberapa dekade dan abad. Puncak dan tepi kawah yang diterangi cahaya Matahari kemungkinan merupakan lokasi yang ideal untuk menghasilkan tenaga surya bagi misi ekspedisi masa depan ke Bulan.
 
Visualisasi bentang alam Bulan yang diperbarui ini merupakan bukti ketangguhan Pesawat Antariksa Lunar Reconnaissance Orbiter. Dan seiring bertambahnya data yang terkumpul selama misi, LRO akan memberi kita lebih banyak kesempatan untuk menjelajahi Bulan, satu-satunya satelit alami planet Bumi kita.
 
Ernie Wright (USRA): Lead Visualizer-Scientific Visualization Studio
David Ladd (USRA): Lead Producer, Editor, Narrator
Noah Petro (NASA/GSFC): Lead Scientist
 
Sumber: Tour of the Moon in 4K
 
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang