Para
astronom yang mempelajari planet gas raksasa pada jarak yang sangat jauh, telah
menemukan bahwa bintang induk planet tersebut tidak hanya satu, bukan
juga dua, tapi tiga bintang.
Planet
yang diberi nama KELT-4Ab dan telah dirilis dalam jurnal Astronomy ini diyakini dapat membantu menjelaskan dinamika kompleks dari sistem
multi bintang ini, terutama mengenai misteri migrasi planet. Planet
tersebut mirip Jupiter, sebab ukurannya terbilang raksasa dan dipenuhi molekul gas. Radiusnya sekitar 1,7 Jupiter.
Sistem
KELT-4 terletak sekitar 685 tahun cahaya di rasi bintang Leo. KELT-4Ab
memikat perhatian karena mengorbit sistem tiga bintang.
Bahasa awamnya, planet KELT-4Ab memiliki tiga 'Matahari'. Sebelum KELT-4Ab
ditemukan, banyak yang mengira wilayah tersebut hanya dikuasai dua
bintang induk. Berkat instrumen Kilodegree Extremely Little Telescope (KELT)
dan beberapa teleskop lainnya, tim astronom bisa mengungkap fakta yang sebenarnya.
Menurut Jason Eastman dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian yang memimpin studi, sistem tiga bintang tergolong ke dalam sistem biner atau
berpasangan (biner).
"KELT-4Ab merupakan sampel planet yang sangat terang dan
relatif dekat. Jarang ada planet dengan sistem multi bintang semacam ini,
sehingga dianggap sangat menarik," ucap Eastman, dilansir dari LA Times.
Bintang terbesar mencapai 1,2 kali massa Matahari, sedangkan dua bintang lainnya sekitar 0,65 dari massa Matahari. KELT-4Ab mengorbit ketiga bintang dalam jarak yang
sangat dekat. Bahkan, jika manusia mencoba berdiri di
permukaan planet, upaya ini akan mustahil karena memang didominasi gas. Salah satu 'Matahari' akan muncul 40 kali lebih besar dibandingkan pemandangan Matahari
yang biasa kita lihat dari Bumi. Sementara dua 'Matahari' lainnya terlihat
seperti bintang induk pada umumnya, yaitu terasa dekat dengan planet dan
bersinar dengan terang, namun cahayanya hanya setara dengan Bulan purnama di Bumi.
Karena
sangat dekat dengan salah satu bintang induknya, Eastman menduga atmosfer KELT-4Ab membengkak. Hal tersebut kemudian dinilai bermanfaat untuk memahami bagaimana perilaku atmosfer planet di lingkungan kosmik yang
ekstrem. Di sisi lain, hal ini juga mengejutkan tim astronom, sebab planet raksasa gas biasanya terbentuk di jarak yang sangat jauh dari bintang
induk, sama halnya seperti Jupiter dan Saturnus.
"Sebelum menemukannya, kami tidak tahu mereka sungguh-sungguh ada. Yang jelas kami
terkesima karena mereka seharusnya terbentuk jauh dari bintang induk sama
seperti Jupiter," kata Eastman.
Karena jaraknya yang sangat dekat dari 'Matahari' itulah, maka KELT-4Ab menyandang julukan "Jupiter panas".
Penemuan
KELT-4Ab dianggap mampu membantu menambah pemahaman terhadap sistem
multi bintang dan misteri migrasi planet.
"Proses
migrasi planet belum terlalu dipahami," tambah astronom. Tapi dalam sistem
KELT-4, gangguan gravitasi dari dua bintang jauh lainnya bisa
membantu menjelaskan mengapa KELT-4Ab berakhir di tempat yang begitu panas.
Ditulis oleh: Amina Khan, www.latimes.com
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar