Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC
Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat
menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan
Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih
dari formasi awan dan salju antartika.
Diameter khatulistiwa Bumi adalah 12.756 kilometer. Lantas
bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya?
Kredit: Clementine, Naval Research Laboratory.
Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan
perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes
menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi
bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat
di lintang yang berbeda.
Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat
di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes
mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Alexandria, yang berjarak
sekitar 5.000 stadia dari Syene. Eratosthenes memperoleh hasil 7,2 derajat
untuk perpindahan sudut Matahari.
Karena sudut lingkaran adalah 360 derajat, berarti 7,2 derajat setara dengan
1/50 lingkaran. Berdasarkan geometri, rasio 1/50 sama dengan rasio jarak antara
antara Syene dan Aleksandria dengan keliling lingkaran Bumi. Jadi keliling
lingkaran Bumi dapat diperkirakan dengan mengalikan 5.000 stadia (jarak Syene-Alexandria)
dengan 50, yaitu 250.000 stadia.
Bagaimana cara kita mengkonversi stadia ke kilometer? 1 stadia sekitar 0,15 km.
Berarti Eratosthenes memperkirakan keliling lingkaran Bumi sekitar 40.000 km.
Selain itu, Eratosthenes juga tahu bahwa keliling sebuah lingkaran sama dengan
2 kali π (3,14) dikali jari-jari lingkaran (C=2πr). Oleh karena itu,
Eratosthenes menyimpulkan jari-jari Bumi adalah 6.366 km. Hasil perhitungan
Eratosthenes hampir seakurat perhitungan modern keliling lingkaran dan radius
Bumi, yaitu 40.070 km dan 6.378 km, yang dihitung oleh pesawat antariksa.
Karena diameter lingkaran adalah dua kali jari-jari, berarti diameter Bumi
adalah 12.756 km.
Catatan: Bulatan Bumi lebih menonjol di khatulistiwa atau bulat pepat.
Jari-jari di khatulistiwa Bumi adalah 6.378 km, sedangkan jari-jari di kutub
adalah 6.357 km. Eratosthenes mengukur radius kutub. Menggunakan konversi
stadia (0,15 km), hasil perhitungan Eratosthenes terletak di antara radius
kutub dan khatulistiwa.
Mengapa Perhitungan Ini Penting bagi Para Astronom?
Selama abad ke-18 dan 19, para astronom menggunakan diameter Bumi sebagai tolak
ukur untuk menentukan ukuran tata surya. Meskipun para astronom modern sudah
tidak lagi menggunakannya untuk penelitian sehari-hari, diameter Bumi dianggap
sebagai langkah awal untuk memahami skala jarak kosmik.
Durasi dan Jarak Tempuh
Pesawat ulang-alik yang melaju 27.880 km per jam membutuhkan waktu sekitar 90
menit untuk mengorbit atau menempuh perjalanan tepat di luar keliling Bumi.
Pada ketinggian 322 km, pengorbit menempuh jarak sekitar sekitar 41.300 km
untuk menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi Bumi.
Pelajari selengkapnya di artikel “Matrik Data Planet-Planet Tata Surya” untuk mengetahui fakta planet-planet tata surya
meliputi: radius, diameter, massa, massa jenis, gravitasi, kecepatan lepas, periode
rotasi, durasi hari, jarak dari Matahari, perihelion, aphelion, periode orbit, kecepatan
orbit, inklinasi orbital, eksentrisitas orbit, kemiringan orbit, suhu rata-rata,
tekanan permukaan, jumlah bulan, sistem cincin dan medan magnet global.
Rangkaian artikel skala jarak astronomi:
Komentar
Posting Komentar