Langsung ke konten utama

Takdir Menakjubkan Bintang-Bintang Pertama

takdir-menakjubkan-bintang-bintang-pertama-astronomi

Ketika para astronom menatap ke arah Bima Sakti dalam rentang sekitar 27.000 tahun cahaya dari tata surya, molekul gas dan debu kosmik yang berserakan mengaburkan pandangan kita. Sinyal-sinyal radio yang sangat kuat dan sangat terfokus meledak dari sana. Di wilayah-wilayah lain Bima Sakti tidak ada sinyal yang seperti ini. Para astronom kini sangat yakin, sinyal radio berasal dari Sagitarius A*, sebuah lubang hitam supermasif dengan diameter 44 juta kilometer (hampir setara dengan jarak Merkurius-Matahari) dan massa empat juta kali lipat Matahari. Hampir semua objek di galaksi kita berputar mengelilingi Sagitarius A*.

takdir-menakjubkan-bintang-bintang-pertama-astronomi

Tapi yang lebih menakjubkan dari Sagitarius A* itu sendiri adalah kisah bagaimana ia terbentuk. Yang mengekor di belakang kisah ini adalah spekulasi, inferensi, dan hipotetis berdasarkan pengamatan astronomi dan teori kosmologis.

Dahulu kala, mungkin hanya seratus juta tahun setelah Big Bang, bintang-bintang generasi pertama terbentuk. Terlahir di dalam "sup" molekul gas alam semesta yang tebal, bintang-bintang mengkonsumsi hidrogen dan helium murni langsung dari Big Bang. Karena begitu banyaknya bahan baku elemental, mereka sangat "rakus" dan tumbuh menjadi raksasa hingga ratusan kali lebih masif daripada Matahari kita, dan jauh lebih besar daripada bintang-bintang terbesar generasi saat ini. Mereka panas membara, namun menjalani kehidupan singkat hanya selama dua juta tahun dan mati dalam usia muda. Sebagai perbandingan, bintang seperti Matahari kita dapat bertahan selama miliaran tahun

Meski telah menjadi "jenazah", bintang-bintang generasi pertama belum selesai memengaruhi alam semesta.

"Bintang-bintang besar ini ... diperkirakan telah meninggalkan lubang hitam masif saat mereka tutup usia ..." ahli astrofisika Lehman College Matt O'Dowd menjelaskan pada episode PBS Space Time baru-baru ini. "Gugus bintang raksasa menjadi kelompok lubang hitam raksasa, untuk kemudian bergabung menjadi satu dan membentuk lubang hitam dengan massa ribuan hingga puluhan ribu massa Matahari. Kemungkinan besar, lubang hitam raksasa inilah cikal bakal dari apa yang disebut lubang hitam supermasif, dengan jutaan hingga miliaran kali massa Matahari yang kita temukan mengintai di pusat-pusat galaksi."

Jadi, Sagitarius A* yang pada dasarnya adalah jantung galaksi kita, mungkin merupakan jenazah dari beberapa bintang pertama di alam semesta. Dua triliun galaksi lainnya di alam semesta mungkin juga terbentuk di sekitar jenazah mereka.

Ada kemungkinan kisah ini benar-benar terjadi, tapi dirasa masih belum cukup. Sebenarnya mengamati jauh lebih baik daripada sekadar percaya. Para ilmuwan mengetahuinya, itulah sebabnya mereka sibuk membangun teleskop masa depan yang memungkinkan kita untuk menguji teori kosmologis.

Teleskop Antariksa James Webb akan diluncurkan tak lama lagi. Setidaknya para astronom berharap dapat menatap jauh ke masa lalu untuk mendeteksi bintang-bintang generasi pertama alam semesta secara langsung. Upaya ini bisa membawa kisah Sagitarius A* ke ranah non-fiksi, atau bisa menceritakan kepada kita sesuatu yang sama sekali tidak terduga. Apapun yang akhirnya kita lihat, pasti akan menakjubkan.

Ditulis oleh: Ross Pomeroy, www.realclearscience.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang