Langsung ke konten utama

Penemuan Sejumlah Eksoplanet di Luar Galaksi

Mungkinkah sebuah galaksi jauh menjadi rumah bagi populasi planet yang tak terikat secara gravitasi oleh bintang?

penemuan-eksoplanet-di-luar-galaksi-informasi-astronomi
Para astronom telah mengidentifikasi populasi planet pengembara, planet yang tidak terikat atau mengorbit bintang induk, di sebuah galaksi yang diamati menggunakan metode pelensaan mikro gravitasi.
NASA/JPL-Caltech

Hingga saat ini, penemuan eksoplanet di galaksi Bima Sakti kita telah melampaui angka 3.700. Jika kamu merasa belum cukup, untuk pertama kalinya para astronom telah menemukan sejumlah eksoplanet di galaksi selain Bima Sakti. Satu tim astronom dari Universitas Oklahoma baru saja mengumumkan penemuan populasi planet pengembara yang melayang bebas di sebuah galaksi yang terletak 3,8 miliar tahun cahaya dari Bumi. Makalah studi yang melaporkan hasil penemuan telah dipublikasikan di Astrophysical Journal Letters edisi 2/2/18.

Tim menerapkan metode yang disebut pelensaan mikro gravitasi dengan memanfaatkan quasar, yang kerap digunakan untuk mempelajari wilayah berbentuk cakram di sekitar lubang hitam supermasif. Saat posisi quasar sejajar di belakang galaksi menurut sudut pandang para pengamat di Bumi, gaya gravitasi galaksi akan menciptakan beberapa gambar replika kuasar yang telah dipertajam.

Planet Pengembara

Sembari mempelajari cahaya quasar RXJ1131-1231 yang telah diperkuat oleh pelensaan mikro gravitasi menggunakan Observatorium Sinar-X Chandra NASA, tim memperhatikan bagaimana panjang gelombang cahaya tertentu ternyata lebih kuat dan tidak bisa dijelaskan hanya oleh galaksi yang menutupi quasar. Setelah memodelkan hasil observasi, tim menyimpulkan adanya fitur khas pergeseran energi yang mungkin bersumber dari populasi planet dalam jumlah yang sangat besar, dengan rentang massa di antara Bulan hingga Jupiter. Model yang paling sesuai dengan data penelitian mengarah ke 2.000 planet untuk setiap bintang deret utama di galaksi tersebut. Mereka secara khusus “tidak terikat” atau tidak mengorbit bintang induk, tetapi mengembara dengan bebas, karena planet yang mengorbit bintang tidak memiliki efek sebagaimana yang terlihat pada data. Karena model yang dibuat hanya menyediakan berbagai macam potensi massa planet, tim berharap untuk lebih mengidentifikasi ukuran planet secara lebih akurat dengan pemodelan tambahan.

lensa-gravitasi-kuasar-rx-j1131-1231-informasi-astronomi
RX J1131-1231 adalah pelensaan mikro gravitasi quasar yang terletak sekitar 6 miliar tahun cahaya dari Bumi. Fenomena alam ini dihasilkan oleh gaya gravitasi galaksi latar depan (bagian tengah berwarna kuning) yang memperkuat dan melipatgandakan RX J1131 menjadi empat gambar (warna merah muda), sebagaimana terlihat oleh Observatorium Sinar-X Chandra.
Kredit gambar: X-ray: NASA/CXC/Univ of Michigan/R.C.Reis et al; Optical: NASA/STScI

Hasil studi mungkin adalah sebuah permulaan. “Ada pula galaksi lain yang sedang kami pelajari,” ungkap penulis utama makalah studi Xinyu Dai dari Universitas Oklahoma. “Kami pikir ada beberapa fitur khas yang mengindikasikan populasi planet dalam jumlah besar, tapi kami perlu menjalankan model secara rinci untuk memastikannya.”

Penampakan Lainnya

Bukan pertama kalinya para astronom mengklaim penemuan sebuah eksoplanet di luar galaksi kita. Fitur khas yang konsisten dengan sebuah eksoplanet dengan massa tiga kali lipat planet Bumi, terdeteksi di sebuah galaksi yang terletak 4 miliar tahun cahaya dari Bumi. Namun kelemahan metode pelensaan mikro gravitasi adalah posisi kesejajaran objek yang tidak bisa diulangi kembali, jadi penemuan tidak dapat dikonfirmasi dengan observasi tindak lanjut. Demikian pula dengan kasus berbeda pengamatan pelensaan mikro gravitasi yang menggunakan sebuah bintang untuk mempelajari galaksi Andromeda. Satu tim astronom telah menemukan distorsi cahaya yang diklaim disebabkan oleh sebuah eksoplanet dengan massa enam kali lipat lebih besar daripada Jupiter. Namun deteksi tersebut tidak pernah dapat dikonfirmasi.

Bintang pengembara HIP 13044 juga pernah dilaporkan menjadi induk sebuah eksoplanet yang ukurannya 25% lebih besar daripada Jupiter, namun observasi untuk menindaklanjuti klaim gagal mengkonfirmasinya. Meskipun saat ini bintang HIP 13044 adalah anggota Bima Sakti, namun ia berasal dari sebuah galaksi katai yang bertabrakan dengan Bima Sakti enam miliar tahun lalu.

Bintang pengembara seperti HIP 13044 menyediakan kesempatan terbaik untuk menemukan ekoplanet dari galaksi-galaksi lain secara rinci. Dengan teknologi teleskop saat ini, pelensaan mikro gravitasi dapat diarahkan untuk mendeteksi eksoplanet di galaksi-galaksi lain, meskipun sulit untuk menentukan karakteristik alaminya. Bagaimanapun juga, menemukan eksoplanet yang relatif dekat di sekitar bintang yang berasal dari luar galaksi Bima Sakti, dapat membantu kita untuk memahami bagaimana eksoplanet terbentuk dan perbedaan antara planet yang lahir di galaksi yang berbeda.

Ditulis oleh: Mara Johnson-Groh, www.astronomy.com

Sumber: Astronomers report a possible slew of extragalactic exoplanets

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang