Para
ilmuwan telah menemukan sebuah lubang hitam supermasif di pusat sebuah galaksi katai, sebagaimana dilaporkan di makalah ilmiah yang dipublikasikan di Monthly Notice of Royal Astronomical Society.
Galaksi katai yang diberi kode Fornax UCD3, tergolong ke dalam kelas ultracompact dwarf (UDC) langka yang dihuni oleh bintang-bintang lanjut usia.
“Galaksi
katai UCD adalah sistem yang sangat rapat dengan radius hanya sekitar 100
parsec (sekitar 326 tahun cahaya), namun mengandung massa 100 juta kali massa
Matahari,” ungkap penulis makalah ilmiah Anton Afanasiev dari Fakultas Fisika di
MSU kepada Newsweek. “Jarak bintang-bintang penghuni galaksi sangat berdekatan, sistem yang jauh lebih rapat daripada galaksi Bima Sakti kita.”
Sebagai
perbandingan, diameter Bima Sakti membentang sekitar 100.000 tahun cahaya dengan massa sekitar miliar kali Matahari kita.
Meskipun berstatus katai, para ilmuwan justru menemukan lubang hitam supermasif di pusat galaksi Fornax dengan massa mencapai sekitar 3,5 juta lipat
Matahari, setara dengan lubang hitam supermasif Sagitarius A* di pusat galaksi Bima Sakti kita.
Lubang
hitam supermasif di pusat galaksi Fornax adalah penemuan keempat di UCD, setara
dengan sekitar 4% dari total massa seluruh galaksi. Di galaksi-galaksi normal, rasio perbandingan antara massa lubang hitam supermasif dan total massa galaksi hanya sekitar 0,3%.
Untuk
mengidentifikasinya, tim menganalisisi data yang dikumpulkan
oleh SINFONI, instrumen pendeteksi panjang gelombang inframerah yang diinstal di Very Large Telescope (VLT) ESO (Observatorium Eropa Selatan) di Gurun Atacama, Chili. Pola tipikal di dalam data hanya
dapat dijelaskan oleh eksistensi sebuah lubang hitam supermasif sentral.
Meskipun ada beberapa sampel lain serupa, lubang hitam supermasif di pusat galaksi Fornax mendukung hipotesis original pasang surut gravitasi di galaksi tipe UCD.
Hipotesis menyatakan bahwa sebuah galaksi yang berukuran rata-rata, pada titik
tertentu telah melewati tahap sebagai sebuah galaksi raksasa dan bertambah masif seiring waktu, kemudian kehilangan sebagian besar bintang karena pasang surut gravitasi dan hanya menyisakan inti galaksi yang begitu rapat atau galaksi UCD.
“Eksistensi lubang hitam supermasif yang mengandung sebagian kecil dari total
massa galaksi adalah bukti kuat bahwa UCD adalah sisa-sisa dari proses pelucutan
pasang surut gravitasi,” jelas Afanasiev.
“Hipotesis juga didukung fakta bahwa semua UCD adalah induk bagi lubang hitam supermasif di pusat galaksi dan mengindikasikan fenomena pelucutan pasang surut gravitasi yang ‘dicuri’ oleh galaksi yang lebih besar. Agar hipotesis semakin kuat, kami perlu mempelajari setidaknya lima sampel lubang hitam serupa.”
Lubang
hitam supermasif adalah tipe lubang hitam terbesar yang mengandung massa ratusan ribu hingga miliaran massa Matahari. Komunitas astronom sudah menyepakati lubang hitam supermasif bersemayam di pusat hampir setiap galaksi, meskipun klaim tersebut juga belum 100% benar.
Belum
ada kesepakatan di antara para ilmuwan, apakah UCD tergolong sebagai galaksi
atau tidak (Afanasiev menganggap UCD adalah sebuah galaksi). Namun ada kemungkinan sebagian besar UCD menampung lubang hitam
supermasif di pusat galaksi.
“Sayang penelitian lain tidak menemukan lubang
hitam supermasif di pusat dua galaksi UCD,” pungkas Afanasiev.
“Namun kami mengasumsikan sebagian besar UCD memiliki lubang hitam supermasif
sentral, sebagai konsekuensi dari mekanisme utama pembentukan mereka.”
Ditulis
oleh: Aristos Georgiou, www.newsweek.com
Atikel
terkait: Sistem Lubang Hitam Supermasif Biner Terlihat di Galaksi Seyfert
Komentar
Posting Komentar