Langsung ke konten utama

TESS, Pemburu Eksoplanet Mulai Beroperasi

tess-transiting-exoplanet-survey-satellite-nasa-mulai-beroperasi-informasi-astronomi
Ilustrasi TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite).
Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA

TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) besutan NASA telah memulai upaya pencarian planet yang mengorbit bintang terdekat, yang secara resmi menandai dimulainya operasi sains pada tanggal 25 Juli 2018. TESS diharapkan mengirim serangkaian data sains pertama ke Bumi pada bulan Agustus. Setelah itu, TESS akan mengirim data secara berkala setiap 13,5 hari sekali saat melakukan lintasan orbit terdekat dengan Bumi. Tim misi sains TESS akan mulai menganalisis data untuk menemukan planet segera setelah serangkaian data pertama tiba.

“Saya merasa senang dengan dimulainya misi perburuan eksoplanet melalui penjelajahan di luar tata surya untuk menemukan dunia-dunia baru,” ungkap Paul Hertz, Direktur Divisi Astrofisika Markas Besar NASA di Washington. “Seiring pemahaman kita tentang jumlah planet yang lebih banyak daripada bintang di alam semesta, saya menantikan pertemuan kita dengan dunia-dunia asing yang fantastis.”

TESS adalah satelit terbaru NASA untuk mencari eksoplanet atau planet di luar tata surya kita. Selama dua tahun ke depan, TESS akan memantau bintang-bintang terdekat yang paling terang untuk mendeteksi penurunan skala kecerahan cahaya mereka secara periodik. Fenomena yang disebut transit ini menyediakan petunjuk eksistensi planet yang melintas di depan bintang induk. TESS didapuk untuk menemukan ribuan planet menggunakan metode transit, beberapa di antaranya mungkin berpotensi layak huni.

Animasi ini menampilkan adegan bagaimana TESS mengamati langit. TESS akan mengawasi setiap sektor pengamatan setidaknya selama 27 hari, sebelum beralih ke sektor pengamatan berikutnya, mulai dari belahan bumi selatan lalu ke belahan bumi utara untuk membuat 85% peta langit. Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA

TESS adalah sebuah misi Astrophysics Explorer NASA yang dipimpin dan dioperasikan oleh MIT di Cambridge, Massachusetts, dan dikelola oleh Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland. Dr. George Ricker dari MIT's Kavli Institute for Astrophysics and Space Research adalah Peneliti Utama TESS. Mitra tambahan dalam misi, termasuk Northrop Grumman, yang berbasis di Falls Church, Virginia; Pusat Penelitian Ames NASA di Silicon Valley, California; Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian di Cambridge, Massachusetts; Laboratorium Lincoln MIT di Lexington, Massachusetts; dan Space Telescope Science Institute di Baltimore. Lebih dari selusin universitas, lembaga penelitian dan observatorium di seluruh dunia adalah peserta dalam misi perburuan eksoplanet ini.

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Rob Garner



#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang