Galaksi
pernah dianggap sebagai sebuah pulau terpencil di alam semesta yang menampung
gas, debu, dan miliaran bintang yang satu sama lain dipisahkan oleh jarak yang
sangat jauh. Namun, galaksi bukanlah sebuah pulau yang terisolasi, karena
mereka lebih suka berkumpul dengan galaksi lain.
Gaya gravitasi masif dari galaksi raksasa menarik galaksi tetangga yang berukuran setara dan lebih kecil, membuat mereka berkumpul dalam satu kelompok kecil hingga sebuah gugus yang menampung ratusan galaksi.
Menampung lebih dari 500 galaksi, Abell 1689 merupakan salah satu ikatan gugus galaksi raksasa terbesar di alam semesta yang menduduki wilayah ruang seluas dua juta tahun cahaya, atau kisaran jarak yang memisahkan galaksi Bima Sakti kita dengan Andromeda.
Seiring pemetaan gugus galaksi terdekat oleh para astronom, terungkaplah gambaran tentang struktur jagad raya yang lebih lengkap.
Gugus galaksi ternyata juga cenderung berkumpul menjadi satu dan membentuk ikatan kosmik lebih besar yang disebut supergugus. Supergugus kemudian membentuk rantai dan filamen kosmik yang membentang di petak raksasa langit yang disebut jaringan kosmik.
Peta seluruh langit ini menampilkan struktur yang disusun oleh lebih dari satu juta galaksi terdekat. Studi lebih jauh menunjukkan pola yang berkelanjutan, bahkan di jarak yang lebih jauh jaringan kosmik tampaknya menjadi tulang punggung alam semesta.
Alam semesta diperkirakan memulai riwayatnya sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Sekitar 400.000 tahun kemudian, alam semesta mendingin dan mulai membentuk atom pertama yang hari ini diukur oleh para astronom sebagai Latar Belakang Gelombang Mikro Kosmik.
Namun, setelah itu alam semesta justru memasuki zaman kegelapan selama jutaan tahun. Seiring waktu, akhirnya gas hidrogen mendingin dan runtuh untuk membentuk bintang-bintang generasi pertama.
Bintang-bintang generasi pertama adalah benih dari keseluruhan struktur kosmik masa depan.
Teleskop Antariksa James Webb diharapkan dapat mengintip eksistensi mereka, dan mungkin menangkap kematian beberapa di antaranya yang memicu ledakan supernova, atau bahkan ketika bintang-bintang generasi pertama dan generasi berikutnya berkumpul di galaksi-galaksi awal.
Meskipun berukuran katai dan tidak sebesar galaksi yang kita lihat saat ini, galaksi-galaksi awal yang melimpah dengan kandungan gas adalah building blocks dari galaksi modern.
Mereka tumbuh menjadi galaksi yang lebih besar setelah bergabung dengan galaksi katai lain, dan mulai menyusun jaringan kosmik.
Melalui Teleskop Antariksa James Webb, para astronom akan melihat sekilas ke fase kontruksi paling awal yang mengarah ke alam semesta yang kita kenal hari ini.
Sumber: Evolution of the Universe: James Webb Space Telescope Science
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa
Gaya gravitasi masif dari galaksi raksasa menarik galaksi tetangga yang berukuran setara dan lebih kecil, membuat mereka berkumpul dalam satu kelompok kecil hingga sebuah gugus yang menampung ratusan galaksi.
Menampung lebih dari 500 galaksi, Abell 1689 merupakan salah satu ikatan gugus galaksi raksasa terbesar di alam semesta yang menduduki wilayah ruang seluas dua juta tahun cahaya, atau kisaran jarak yang memisahkan galaksi Bima Sakti kita dengan Andromeda.
Seiring pemetaan gugus galaksi terdekat oleh para astronom, terungkaplah gambaran tentang struktur jagad raya yang lebih lengkap.
Gugus galaksi ternyata juga cenderung berkumpul menjadi satu dan membentuk ikatan kosmik lebih besar yang disebut supergugus. Supergugus kemudian membentuk rantai dan filamen kosmik yang membentang di petak raksasa langit yang disebut jaringan kosmik.
Peta seluruh langit ini menampilkan struktur yang disusun oleh lebih dari satu juta galaksi terdekat. Studi lebih jauh menunjukkan pola yang berkelanjutan, bahkan di jarak yang lebih jauh jaringan kosmik tampaknya menjadi tulang punggung alam semesta.
Alam semesta diperkirakan memulai riwayatnya sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Sekitar 400.000 tahun kemudian, alam semesta mendingin dan mulai membentuk atom pertama yang hari ini diukur oleh para astronom sebagai Latar Belakang Gelombang Mikro Kosmik.
Namun, setelah itu alam semesta justru memasuki zaman kegelapan selama jutaan tahun. Seiring waktu, akhirnya gas hidrogen mendingin dan runtuh untuk membentuk bintang-bintang generasi pertama.
Bintang-bintang generasi pertama adalah benih dari keseluruhan struktur kosmik masa depan.
Teleskop Antariksa James Webb diharapkan dapat mengintip eksistensi mereka, dan mungkin menangkap kematian beberapa di antaranya yang memicu ledakan supernova, atau bahkan ketika bintang-bintang generasi pertama dan generasi berikutnya berkumpul di galaksi-galaksi awal.
Meskipun berukuran katai dan tidak sebesar galaksi yang kita lihat saat ini, galaksi-galaksi awal yang melimpah dengan kandungan gas adalah building blocks dari galaksi modern.
Mereka tumbuh menjadi galaksi yang lebih besar setelah bergabung dengan galaksi katai lain, dan mulai menyusun jaringan kosmik.
Melalui Teleskop Antariksa James Webb, para astronom akan melihat sekilas ke fase kontruksi paling awal yang mengarah ke alam semesta yang kita kenal hari ini.
Sumber: Evolution of the Universe: James Webb Space Telescope Science
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa
Komentar
Posting Komentar