Penemuan
ini membantu mengesampingkan sumber-sumber pembentukan antimateri, seperti
materi gelap.
Lebih dari empat dekade yang lalu, untuk pertama kalinya para
astronom menemukan pancaran sinar gamma yang berasal dari luar tata surya.
Sinyal energi yang sangat tinggi ini dikaitkan dengan penghancuran sekitar 1043
positron, sejenis antimateri, pada setiap detiknya. Meskipun ada banyak studi
tindak lanjut setelah penemuan sinar gamma, para astronom terus mencari sumber
emisi ini yang dapat menjalankan keseluruhan proses alami dalam kehidupan
bintang sebagai asal usul materi gelap. Baru-baru ini, satu tim astronom telah
menentukan bahwa positron yang dihasilkan dari penggabungan bintang katai putih
dapat berkontribusi secara signifikan terhadap sinyal yang kita lihat.
Emisi
yang terkait dengan penghancuran positron galaksi terjadi ketika positron
bertemu dengan mitranya, elektron, yang menghancurkan kedua partikel
dalam proses tersebut. Dengan demikian, dalam prosesnya emisi ini membutuhkan
sumber dari antimateri, yang tetap misterius sejak pendeteksian awalnya.
Pengukuran
menunjukkan bahwa sinyal hampir satu setengah kali lebih tinggi pada tonjolan,
atau wilayah di pusat Bima Sakti, daripada di lengan-lengan spiral galaksi. Aspek khusus dari
emisi ini telah menyebabkan berkembangnya beberapa model yang mensponsori
sejumlah besar positron di wilayah ini karena proses yang berhubungan dengan
materi gelap atau lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita. Namun, banyak
astronom masih berusaha mencari cara yang kurang eksentrik dari positron yang menunjukkan bagaimana materi pemusnahan dapat diproduksi.
Dalam
sebuah makalah studi yang diterbitkan pada tanggal 22 Mei 2017 di Nature Astronomy, penulis utama studi Roland M. Crocker dari Research School of Astronomy and Astrophysics di Australian National University bersama para kolega, telah memeriksa kemungkinan sumber positron yang bertanggung jawab atas sinyal tersebut: yaitu penggabungan bintang katai putih.
Bintang
katai putih adalah sisa dari inti bintang mirip Matahari, yang tertinggal setelah
bintang kehabisan bahan bakar dan mati. Jika dua bintang bermassa rendah
(sekitar 1,4 hingga 2 kali massa Matahari kita) saling mengorbit dengan ketat dalam
sistem biner, mereka dapat berinteraksi melalui proses yang disebut perpindahan
massa, atau pertukaran molekul gas. Pada akhirnya, kedua bintang katai putih akan bergabung, dan penggabungan tersebut dapat menghasilkan
produksi isotop radioaktif yang luruh menjadi positron.
Ada
beberapa petunjuk yang menyebabkan Crocker dan para kolega menyimpulkan
hal ini. Rasio kekuatan sinyal pada tonjolan dan lengan-lengan galaksi serupa dengan
rasio massa bintang di kedua struktur galaksi ini. Hal ini menyebabkan para astronom menganggap produksi positron
dapat dikaitkan dengan populasi bintang yang lebih tua, seperti bintang katai
putih. Selain itu, dengan melihat proses yang menghasilkan positron melalui
peluruhan radioaktif, mereka menetapkan bahwa peluruhan 44Ti menjadi positron
adalah sumber yang paling masuk akal.
Namun, material ini tidak diproduksi dalam jumlah yang cukup melalui keruntuhan inti pemicu supernova, takdir tragis yang dijalani bintang-bintang masif di akhir kehidupannya. Sementara supernova yang dipicu oleh penggabungan dua bintang katai
putih jauh lebih jarang terjadi, seharusnya menghasilkan lebih banyak 44Ti
setiap penggabungan yang kemudian akan meluruh dan menghasilkan jumlah
positron yang dibutuhkan untuk menciptakan garis emisi dari pemusnahan
berikutnya.
Resolusi
instrumen yang digunakan saat ini untuk mempelajari emisi tidak cukup
tinggi dalam menentukan titik sumber, seperti sisa supernova bintang individu di tonjolan galaksi. Dengan demikian, pengukuran yang lebih akurat ditambah simulasi
komputer diperlukan guna menentukan tingkat produksi positron dari
peristiwa tersebut. Penulis makalah studi juga menyatakan bahwa penggabungan bintang katai
putih kemungkinan bukan satu-satunya sumber antimateri di galaksi kita,
mengingat cakupan kontribusi dari bintang masif dan lubang hitam, bahkan jika
materi gelap akhirnya dikesampingkan sebagai sumber emisi yang layak.
Antimateri
adalah lawan dari materi atau material. Material adalah setiap benda yang kita
lihat sehari-hari. Kursi, meja, lemari, tanah, air, batu, dll. Sedangkan
antimateri adalah kebalikannya, namun mempunyai bentuk yang sama dengan semua
materi. Seperti saudara kembar yang mempunyai sifat yang benar-benar bertolak
belakang, demikianlah konsep antimateri.
Antimateri
terbentuk secara bersamaan dengan materi ketika Big Bang terjadi, dalam tempat
yang sama, dan dalam waktu yang sama. Bentuk mereka sama satu dengan yang
lainnya, dengan ukuran yang sama, dan mungkin massa yang sama. Satu-satunya
perbedaan terletak di dalam sifat keduanya. Antara materi (matter) dan antimateri
(anti matter) bertolak belakang satu sama lain, dan jika bertemu, kedua entitas
itu akan saling menghilangkan.
Contohnya
adalah sebuah atom hidrogen yang terdiri dari proton yang dikelilingi oleh
elektron, sedangkan pada antimateri, struktur tersebut bertolak belakang.
Proton, digantikan oleh sebuah subatomik bernama anti proton, sedangkan
elektron yang menggelilinginya digantikan oleh positron. Kombinasi keduanya,
dapat disebut sebagai anti-hidrogen.
Ditulis oleh: Alison Klesman, www.astronomy.com
Ditulis oleh: Alison Klesman, www.astronomy.com
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar