Tim ilmuwan, termasuk salah satunya berasal dari India, telah mengidentifikasi lima
pasang lubang hitam supermasif yang masing-masing memiliki jutaan kali massa
Matahari. Penemuan ini dapat membantu dalam pemahaman fenomena
gelombang gravitasi atau riak-riak pada jalinan ruang dan waktu. Pasangan lubang hitam terbentuk saat galaksi induk masing-masing bertabrakan dan bergabung,
memaksa lubang hitam supermasif di pusat galaksi untuk saling
berdekatan.
Pasangan lubang hitam ditemukan melalui kombinasi data dari jajaran observatorium, termasuk Observatorium Sinar-X Chandra dan Wide-Field Infrared Sky Explorer Survey (WISE) besutan NASA, dan teleskop berbasis darat Large
Binocular Telescope di Arizona, kata tim. "Para astronom sudah banyak menemukan lubang hitam supermasif tunggal di seluruh jagat raya,"
kata Shobita Satyapal dari Universitas George Mason di AS.
"Meskipun kita sudah memperkirakan mereka tumbuh dengan cepat saat berinteraksi, sepasang lubang hitam supermasif sangat sulit ditemukan,"
kata Satyapal. Tim menggunakan data optik dari Sloan Digital Sky Survey (SDSS) untuk mengidentifikasi galaksi-galaksi kecil yang diketahui sedang bergabung. Tim kemudian memilih dua pusat galaksi yang terpisah kurang dari 30.000 tahun cahaya, sementara data inframerah WISE sesuai dengan prediksi peningkatan pesat pertumbuhan lubang hitam
supermasif.
Tujuh
sistem penyatuan galaksi yang mengandung setidaknya satu lubang hitam
supermasif ditemukan dengan teknik ini. Karena emisi sinar-X kuat
merupakan ciri khas lubang hitam supermasif yang sedang tumbuh, tim kemudian mengamati sistem menggunakan Chandra. Pasangan sumber sinar-X yang
terpisah dalam jarak cukup jauh ditemukan di lima sistem, memberikan bukti kuat bahwa
mereka mengandung dua lubang hitam supermasif yang sedang tumbuh dengan cepat.
Data sinar-X Chandra dan observasi inframerah menunjukkan bagaimana lubang
hitam supermasif terkubur dalam sejumlah besar debu dan gas. "Studi kami
menunjukkan pendekatan kombinasi seleksi inframerah yang ditindaklanjuti oleh
sinar-X adalah cara yang sangat efektif untuk menemukan pasangan lubang hitam
ini," ungkap Sara Ellison dari Universitas Victoria di Kanada. "Sinar-X
dan radiasi infra merah mampu menembus awan gas dan debu yang menyembunyikan lubang
hitam dan diperlukan visi tajam Chandra untuk memisahkannya."
Dari kelima pasang, ada sepasang lubang hitam supermasif dengan luminositas
sinar-X tertinggi yang pernah diamati oleh Chandra hingga saat ini. Studi membawa implikasi terhadap pengembangan medan gelombang gravitasi astrofisika. Sementara para ilmuwan yang menggunakan
Laser Interferometer Gravitational-Wave
Observatory (LIGO) dan interferometer VIRGO telah mendeteksi sinyal
penggabungan lubang hitam dengan rentang massa antara 8-36 massa Matahari.
Penggabungan lubang hitam di pusat galaksi akan membuatnya semakin besar.
Ketika semakin dekat, mereka akan menghasilkan gelombang gravitasi. Proses penyatuan dua lubang hitam supermasif membutuhkan waktu ratusan juta tahun dan akan membentuk lubang hitam tunggal yang lebih besar, sekaligus menghasilkan energi menakjubkan ketika
sebagian massa diubah menjadi gelombang gravitasi.
Ditulis oleh: Staf www.firstpost.com
Ditulis oleh: Staf www.firstpost.com
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar