Mengapa
galaksi berhenti memproduksi bintang?
Galaksi-galaksi dalam gambar ini adalah bagian dari gugus galaksi Abell 1367. NRAO |
Alam
semesta sedang sekarat. Lebih spesifik, semakin banyak galaksi yang tidak lagi
mampu memproduksi bintang-bintang baru. 10 miliar tahun yang lalu, alam semesta tumbuh dengan memproduksi bintang dalam jumlah yang berlimpah. Lantas, mengapa “kesehatan”
galaksi semakin menurun?
Studi baru terhadap sebuah galaksi masif yang terletak sekitar 310 juta tahun cahaya dari Bumi, berhasil menangkap satu tersangka yang bertanggung jawab atas kematian banyak galaksi. Dalam satu proses yang disebut ram-pressure stripping, pelaku menghabisi begitu banyak galaksi dengan sangat efektif. Proses ini bertanggung jawab atas menghilangnya sejumlah besar molekul gas bahan baku produksi bintang dan hanya menyisakan sedikit gas kepada galaksi untuk membentuk bintang.
"Ram-pressure stripping diketahui sangat efektif terjadi di galaksi bermassa rendah,"
kata penulis utama makalah studi Guido Consolandi dari Università degli Studi di Milano-Bicocca,
Italia. "Studi kami bersama dengan penelitian terbaru lainnya,
menunjukkan bagaimana ram-pressure stripping juga tampak efisien di galaksi masif."
Alam Semesta Dinamis
Bintang
dan galaksi yang kita lihat di langit malam tampak tidak berubah, namun mereka mengalami proses yang cukup dinamis dan menjalani tahapan evolusi di sepanjang kehidupannya.
Sementara para ilmuwan tidak tahu persis peristiwa kosmik apa yang menyebabkan berhentinya produksi bintang di galaksi, kini para ilmuwan telah menemukan
beberapa pelaku kunci.
Penyebab
utama kematian galaksi adalah ram-pressure stripping. Ditarik oleh gaya gravitasi,
galaksi-galaksi cenderung berkelompok dalam sebuah gugus. Ruang antargalaksi di dalam gugus dipenuhi dengan gas panas dan saat galaksi bergerak melalui gugus,
gas bertindak layaknya angin sakal. Bila cukup kuat, angin dapat mengeluarkan
gas dari dalam galaksi.
Menggunakan instrumen MUSE Very Large Telescope, yang beroperasi menyerupai mata serangga, di Gurun Atacama, Chili, para ilmuwan mengambil gambar galaksi UGC 6697 dan tetangganya yang lebih kecil, CGCG 97087N, dalam beberapa panjang gelombang sekaligus.
"Studi mulai mengungkap mekanisme yang mendorong siklus pembentukan
bintang dalam detail yang luar biasa," ungkap Dr. Toby Brown dari Pusat Penelitian Radio Astronomi
Internasional di Crawley, Australia, yang tidak terlibat studi.
"Seperti memahami sistem operasi
sebuah mobil tanpa membongkar mesin, kita memang akan tahu lebih banyak, tapi pemahaman komplet akan sangat sulit. Apa yang kita miliki saat ini hanyalah instrumen untuk mengamatinya."
Membandingkan
lokasi dan pergerakan gas di wilayah berbeda dari kedua galaksi tersebut, para
peneliti menemukan dua ekor gas yang menghubungkan galaksi, mengindikasikan bahwa mereka telah berinteraksi di masa lalu. Analisis lebih lanjut juga memberikan
bukti keduanya kehilangan material saat melewati gas antargalaksi di gugus tempat galaksi berada. Hasil studi menunjukkan proses ram-pressure stripping menghilangkan molekul gas dari
galaksi, dan dengan demikian menghentikan produksi bintang di galaksi-galaksi dalam berbagai ukuran.
"Semua
informasi disertakan hanya dalam satu observasi," jelas Consolandi.
"Bertahun-tahun yang lalu, dibutuhkan beberapa observasi yang berbeda menggunakan
instrumen yang berbeda. Di masa yang akan datang, seiring peningkatan kemampuan teleskop, kita mungkin akan dapat mengumpulkan sejumlah besar rincian tentang fisika dari galaksi-galaksi
pertama di alam semesta kita."
Sementara pelucutan gas menyebabkan galaksi mandul untuk melahirkan bintang-bintang baru, dalam beberapa kasus, gas yang dilucuti justru dapat menemukan kehidupan baru
di luar galaksi. Setelah keluar dari galaksi, gas tidak lagi bergejolak dan medan magnet di media antargugus dapat mengompresnya menjadi bintang-bintang baru dan menciptakan ekor bintang di belakang
galaksi yang sekarat.
Lingkungan Kosmik Berbahaya
Galaksi di dalam ikatan gugus juga harus mewaspadai tetangga-tetangga mereka. Galaksi saling melintas dalam kecepatan tinggi, dapat mengganggu satu sama lain melalui interaksi gaya gravitasi.
Disebut sebagai galaxy harassment, proses ini sering mengubah bentuk galaksi dan
mendistribusi ulang gas pembentuk bintang, dalam beberapa kasus malah dapat memicu peningkatan laju produksi bintang di dalam galaksi.
Selain itu, galaksi juga bisa menjalani proses yang disebut strangulation. Saat memasuki gugus galaksi untuk pertama kalinya, sentakan
gaya tarik gravitasi lingkaran halo materi gelap menarik gas dari galaksi dan membuatnya mandul untuk terus melahirkan bintang.
Dengan
semua akumulasi proses yang dialami oleh galaksi-galaksi ini, tidak
mengherankan banyak dari mereka yang menjadi "memerah dan mati", istilah yang digunakan oleh para astronom bagi sebuah galaksi yang hanya mengandung bintang-bintang tua merah. Dengan peningkatan sensitivitas instrumen dan teleskop, para
astronom dapat melihat galaksi yang lebih kecil dan lebih jauh, yang sangat membantu dalam memahami evolusi galaksi melalui ruang dan waktu.
Ditulis
oleh: Mara Johnson-Groh, astronomy.com
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar