Langsung ke konten utama

Setengah Materi Alam Semesta yang Hilang Baru Saja Ditemukan

setengah-materi-alam-semesta-yang-hilang-baru-saja-ditemukan-astronomi
Penemuan ini tampaknya mendukung gagasan tentang bagaimana alam semesta mendapatkan struktur berskala besar. Andrey Kravtsov (Universitas Chicago) dan Anatoly Klypin (Universitas Negeri New Mexico). Visualisasi oleh Andrey Kravtsov

Penyambung yang hilang antara galaksi akhirnya ditemukan. Penemuan ini adalah deteksi pertama dari sekitar setengah materi normal di alam semesta kita, yaitu proton, neutron dan elektron, yang tidak mampu dihitung oleh observasi sebelumnya yang meneliti bintang, galaksi, dan objek-objek terang lainnya di alam semesta.

Anda mungkin pernah mendengar tentang perburuan materi gelap, substansi misterius yang diperkirakan meresap di alam semesta dan hanya dapat ditemukan melalui efek gaya gravitasinya. Tapi banyak model alam semesta yang memprediksi bahwa seharusnya jumlah materi gelap sekitar dua kali lipat lebih banyak daripada materi normal dibandingkan dengan apa yang telah kita amati sejauh ini.

Sekarang, dua tim terpisah telah menemukan materi yang hilang, terbuat dari partikel barion yang bukan materi gelap dan menghubungkan galaksi-galaksi melalui filamen dan difusi gas panas. Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.

"Permasalahan terkait barion yang hilang terpecahkan," ungkap Hideki Tanimura dari Institut Astrofisika Antariksa di Orsay, Prancis, penanggung jawab salah satu tim studi. Sedangkan tim lainnya dipimpin oleh Anna de Graaff dari Universitas Edinburgh, Inggris.

Karena molekul gasnya sangat lemah dan tidak cukup panas untuk dideteksi oleh teleskop sinar-X, belum pernah ada yang bisa melihatnya sebelumnya.

Barion berasal dari kata Yunani yang berarti berat, merupakan partikel subatom komposit yang terdiri dari tiga kuark. Pada saat penamaannya, kebanyakan partikel dasar yang dikenal memiliki massa lebih rendah dari barion. Barion yang paling dikenal adalah proton dan neutron yang membentuk sebagian besar massa materi kasat mata di alam semesta.

"Tidak ada titik yang mudah dan tidak ada instrumen yang tepat selama ini untuk mengamati molekul gas ini secara langsung," ucap Richard Ellis dari University of College di London. "Hingga saat ini masih murni sebuah spekulasi."

Jadi, kedua tim harus menemukan cara definitif lain yang menunjukkan bahwa rangkaian gas ini benar-benar ada.

Kedua tim memanfaatkan fenomena yang disebut efek Sunyaev-Zel'dovich, yang dapat diamati saat cahaya sisa dari big bang melewati gas panas. Saat merambat, cahaya menyebarkan elektron ke dalam gas dan meninggalkan bercak redup di latar belakang gelombang mikro kosmik atau gambaran kita tentang sisa-sisa kelahiran kosmos.

Tumpukan Sinyal Planck

Pada tahun 2015, satelit Planck membuat peta efek Sunyaev-Zel'dovich di seluruh alam semesta teramati. Karena difusi sulur gas di antara galaksi, jumlah bercak redup terlalu sedikit untuk dapat diamati langsung di peta Planck.

Kedua tim kemudian memilih pasangan galaksi dari Sloan Digital Sky Survey yang diharapkan terhubung oleh ikatan barion. Mereka menumpuk sinyal Planck di area antara galaksi, sehingga berhasil mendeteksi ikatan massal barion.

Tim Tanimura menganalisis arsip data 260.000 pasang galaksi, sedangkan tim de Graaff menganalisis lebih dari satu juta pasang galaksi. Kedua tim menemukan bukti pasti keberadaan filamen gas antara galaksi. Tim Tanimura menemukan mereka yang hampir tiga kali lebih padat daripada materi normal di alam semesta, sementara tim de Graaf menemukan mereka enam kali lebih padat, yang memastikan bahwa molekul gas di wilayah ini cukup padat untuk membentuk filamen.

"Kami mengharapkan beberapa perbedaan karena kami melihat filamen pada jarak yang berbeda," kata Tanimura. "Jika faktor ini disertakan, temuan kami sangat konsisten dengan hasil studi lainnya."

Akhirnya penemuan barion yang telah diprediksi melalui simulasi selama puluhan tahun memvalidasi beberapa asumsi kita tentang alam semesta.

"Semua orang tahu bahwa materi barion harus berada di sana, tapi untuk pertama kalinya, dua tim yang berbeda berhasil mengkonfirmasinya," pungkas Ralph Kraft dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Massachusetts.

"Membutuhkan waktu relatif lama untuk memvalidasi berbagai gagasan kita tentang bagaimana galaksi terbentuk dan bagaimana struktur alam semesta terbentuk di sepanjang sejarah kosmos, ternyata cukup sesuai."


Ditulis oleh: Leah Crane, newscientist.com

#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b

Messier 73, Asterisme Empat Bintang yang Membentuk Huruf Y

Asterisme Messier 73. Kredit gambar: Wikisky Messier 73 adalah asterisme (pola bintang) yang disusun oleh empat bintang di rasi selatan Aquarius yang terletak sekitar 2.500 tahun cahaya dari Bumi. Dengan magnitudo semu 9, nama lain bagi Messier 73 adalah NGC 6994 di New General Catalogue . Keempat bintang yang menyusun asterisme mirip huruf Y tidak memiliki hubungan secara fisik satu sama lain, mereka hanya tampak berdekatan di langit karena berada di satu garis pandang ketika diamati dari Bumi. Messier 73 cukup redup dan tidak mudah diamati menggunakan teropong 10×50, dibutuhkan setidaknya teleskop 4 inci untuk mengungkap pola huruf Y secara mendetail. Menduduki area 2,8 busur menit, keempat bintang Messier 73 memiliki magnitudo semu 10,48, 11,32, 11,90 dan 11,94. Musim panas adalah waktu terbaik untuk mengamatinya. Messier 73 dapat ditemukan di sebelah selatan Aquarius, tepatnya di dekat perbatasan dengan Capricornus. Messier 73 juga bisa dilokalisir hanya 1,5 der