Andromeda bergerak mengarah ke Bima Sakti dengan kecepatan sekitar 110 kilometer per detik. Mengingat dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh, butuh waktu sekitar tiga miliar
tahun agar mereka saling berpapasan, meskipun kecepatan 110
kilometer per detik akan membawa kita dari New York ke Tokyo dalam waktu
sekitar 1,5 menit. Dengan kecepatan itu, kita dapat menempuh perjalanan ke Bulan hanya dalam waktu 1 jam, dan ke Pluto dalam waktu sekitar 2 tahun. Sebagai perbandingan, pesawat antariksa New Horizons NASA membutuhkan waktu hampir 10
tahun untuk mencapai Pluto.
110 kilometer per detik sebenarnya relatif lambat dalam fenomena benturan antar galaksi (setidaknya
di lingkungan kosmik lokal). Sebagian besar observasi terhadap interaksi galaksi, cenderung memilih galaksi yang mengarah ke galaksi lain dengan kecepatan kurang dari 300 kilometer per
detik. Namun, interaksi istimewa antar galaksi terjadi pada kecepatan yang relatif lambat, kurang dari 100 kilometer per detik. Semakin lambat kecepatannya, maka akan semakin baik.
Mengapa
demikian? Fenomena ini mirip dengan mengapa Oumuamua tidak membentur Matahari
setelah menempuh perjalanan begitu lama, jika galaksi hanya saling melintas dengan kecepatan sangat tinggi, interaksi mereka juga terjadi lebih singkat. Lebih mudah bergandengan tangan dengan seseorang saat berjalan kaki daripada mencoba meraih tangan seseorang dari mobil yang melaju cepat (jangan lakukan ini!) Durasi sentuhan tangan tentunya sangat singkat, paling banter kita hanya dapat toss dengan telapak tangan dan sulit untuk berjabat tangan.
Demikian
pula dengan interaksi antara galaksi. Semakin lama durasi waktu kedua galaksi untuk saling berdekatan, yang tentunya
hanya dapat dilakukan jika mereka bergerak perlahan, mereka memiliki banyak kesempatan untuk saling mendistorsi ke dalam bentuk-bentuk yang
fantastis. Dan semakin lambat mereka melaju, semakin sedikit energi yang mereka
miliki untuk menghindari cengkeraman gaya gravitasi dari galaksi lainnya. Jika bergerak relatif lambat, mereka berpotensi bergabung untuk menjadi galaksi tunggal yang berukuran lebih besar dengan bentuk tidak teratur, sekaligus tetap
mempertahankan seluruh bintang di dalamnya. Inilah masa depan yang menunggu Bima Sakti
dan Andromeda. Sementara itu, Matahari akan tetap berada di orbitnya semula untuk mengelilingi
pusat galaksi baru yang tentunya semakin besar. Langit akan berubah secara
dramatis.
Alam semesta dipenuhi oleh galaksi-galaksi yang bergerak lebih cepat, jadi kita tidak terlalu berharap mereka bertabrakan dalam cara yang spektakuler sama seperti galaksi Bima Sakti dan Andromeda. Di dalam gugus galaksi yang merupakan rumah
bagi ratusan atau ribuan galaksi, kecepatan relatif antara dua galaksi bisa
jauh lebih cepat, hingga ribuan kilometer per detik. Dengan kecepatan 1.000 kilometer per detik, kita akan sampai di Tokyo dari New York hanya dalam waktu sepuluh
detik, 6,5 menit untuk sampai ke Bulan, dan 3 bulan untuk mencapai Pluto. Jika bergerak secepat itu, meskipun galaksi-galaksi di dalam gugus saling berdekatan, serupa dengan mencoba meraih tangan seseorang dari jendela kereta api yang melaju dengan kecepatan tinggi. Hanya benturan langsung antara cakram kedua galaksi yang dapat menghasilkan pita-pita cahaya sempit seperti gambar NGC
2623 di atas, yang bergabung dalam kecepatan lambat. Mengingat luasnya ruang antargalaksi, bahkan di dalam gugus galaksi yang relatif padat, benturan antar galaksi hampir tidak pernah
terjadi.
Ditulis
oleh: Jillian Scudder, kontributor www.forbes.com
Artikel terkait: Apa yang Terjadi Ketika Jarak Antar Galaksi Terlalu Dekat?
#terimakasihgoogle
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar