Bintik Merah Raksasa ikon planet
Jupiter telah menyusut secara signifikan dan mungkin akan segera lenyap,
kata para ilmuwan NASA.
Gambar Bintik Merah Raksasa Jupiter yang diambil oleh Teleskop Antariksa Hubble selama kurun waktu 20 tahun, menunjukkan penyusutan ukuran badai terbesar di seluruh tata surya. Kredit gambar: NASA. |
Sewaktu masih kecil, saya tercengang saat mengetahui ukuran Bintik Merah Raksasa Jupiter dua kali lipat lebih
besar dari planet Bumi. Seiring masa pertumbuhan, saya ingat perbandingan ukuran Bintik Merah Raksasa hanya “sedikit
lebih besar” daripada Bumi. Saya tidak terlalu memikirkannya saat itu, lagipula,
membandingkan keduanya bukanlah salah satu ilmu pasti yang harus dipelajari di
sekolah. Namun, seharusnya saat itu saya lebih menaruh perhatian. Sebab fitur khas planet Jupiter ini ukurannya semakin mengecil seiring waktu dan
kemungkinan besar akan segera menghilang.
Bintik Merah Raksasa mungkin sudah ada sebelum
tahun 1665, meskipun baru dilaporkan pertama kali setelah tahun 1830. Bintik
Merah adalah badai raksasa, sebuah daerah bertekanan tinggi yang bertahan di
atmosfer dan menyebabkan badai antisiklon. Para astronom memperkirakan ukuran
badai pernah mencapai empat kali lipat lebih besar daripada Bumi,
sebelum mulai menyusut.
Skala perbandingan Bintik Merah Raksasa dengan Bumi. Kredit gambar: NASA. |
Sebenarnya, penyusutan Bintik Merah Raksasa bukanlah berita
baru, karena NASA telah mengetahuinya cukup lama. Terbang lintas pesawat
antariksa Voyager 1 dan Voyager 2 ke Jupiter pada tahun 1979 telah mengukur radius bintik merah sekitar 14.500 mil, sementara foto Hubble pada tahun 1995
menunjukkan radius bintik merah menyusut ke 13.020 mil. Namun dalam beberapa tahun
terakhir, tingkat penyusutan semakin meningkat. Pada tahun 2012, para astronom
amatir melaporkan tingkat penyusutan hingga 580 mil per tahun dan bentuk oval Bintik
Merah Raksasa telah berubah menjadi lingkaran.
Misi pesawat antariksa Juno NASA, yang
memasuki orbit kutub Jupiter pada tanggal 5 Juli 2016, mengungkap sistem planet
Jupiter dan Bintik Merah Raksasa dalam detail yang luar biasa. Juno juga menegaskan penyusutan ukuran badai Jupiter. Pada
tingkat penyusutan saat ini, mungkin Bintik Merah Raksasa akan menghilang
dalam kurun waktu 10-20 tahun.
Tak seperti di Jupiter, badai di Bumi mustahil terjadi selama berabad-abad, karena memang planet kita tidak memiliki
atmosfer sebesar dan setebal Jupiter. Tapi meskipun dalam kondisi atmosfer seekstrem
Jupiter, kebanyakan badai tidak mampu bertahan dalam waktu yang sangat lama. Bintik
Merah Raksasa terus berputar karena terjepit di antara dua aliran udara
atmosfer (lihat gambar di atas) yang bergerak berlawanan arah.
Observasi tindak lanjut Juno terhadap Bintik
Merah Raksasa akan dilakukan pada bulan April dan Juli 2018, September 2019 dan Desember 2020. Meskipun terbang lintas berikutnya Juno tidak akan memberikan informasi sedetail terbang lintas tahun 2017, tapi dirasa cukup untuk menilai keadaan badai raksasa.
Kemudian, kita akan memperoleh informasi tambahan tentang berapa lama badai bertahan.
Ditulis oleh: Mihai Andrei, www.zmescience.com
Artikel
terkait: Hubble Melihat Badai Misterius Neptunus Menyusut
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar