Langsung ke konten utama

Besi dan Titanium di Atmosfer Eksoplanet KELT-9b

besi-dan-titanium-di-atmosfer-eksoplanet-kelt-9b-informasi-astronomi
Ilustrasi pemandangan bintang yang terbenam di eksoplanet KELT-9b. Bintang biru hangat yang menjadi induk, menutupi 35° langit planet atau sekitar 70 kali ukuran Matahari yang terlihat di langit Bumi. Di bawah terik ‘Matahari’ ini, atmosfer planet cukup hangat untuk bersinar dalam warna oranye kemerahan dan menguapkan unsur logam berat seperti besi dan titanium.
Kredit: Denis Bajram

Eksoplanet, atau planet di luar tata surya, bisa saja mengorbit sangat dekat dari bintang induk. Ketika bintang induk jauh lebih panas daripada Matahari, suhu eksoplanet turut memanas bahkan melampaui suhu kebanyakan bintang. Planet “ultra-panas” semacam ini ditemukan tahun lalu oleh para astronom Amerika Serikat. Saat ini, tim internasional yang dipimpin oleh para peneliti dari Universitas Jenewa berkolaborasi dengan para ahli teori dari Universitas Bern, Swiss, telah menemukan uap besi dan titanium di atmosfer planet. Unsur logam berat dapat dideteksi karena suhu permukaan planet yang melampaui dari 4.000 oC. Makalah ilmiah yang melaporkan hasil penelitian telah dipublikasikan di jurnal Nature.

KELT-9 adalah sebuah bintang yang terletak 650 tahun cahaya dari Bumi di rasi bintang Cygnus (Angsa). Dengan suhu permukaan lebih dari 10.000o C, KELT-9 hampir dua kali lebih panas daripada Matahari. KELT-9 diorbit oleh sebuah planet raksasa gas KELT-9b dari jarak 30 kali lebih dekat daripada jarak Bumi-Matahari. Karena mengorbit sangat dekat, KELT9b mengitari bintang induk setiap 36 jam dan dipanaskan hingga suhunya melampaui 4.000 oC. Meskipun tidak sepanas Matahari, KELT-9b lebih panas daripada kebanyakan bintang. Para ilmuwan belum bisa memastikan kondisi atmosfer atau bagaimana KELT-9b berevolusi dalam kondisi seperti itu.

Para peneliti lalu melakukan studi teoretis tentang atmosfer KELT-9b. “Hasil simulasi menunjukkan sebagian besar molekul di sana seharusnya hanya eksis dalam bentuk atom, karena ikatan yang menyatukan mereka terputus oleh tabrakan antara partikel karena suhu yang sangat tinggi,” ungkap Profesor Kevin Heng dari Universitas Bern. Inilah konsekuensi langsung dari suhu ekstrem. Mereka juga memprediksi pengamatan terhadap atom besi dalam wujud gas di atmosfer planet dapat dilakukan oleh teleskop generasi saat ini.

Cahaya Mengungkap Komponen Kimiawi Atmosfer

Tim telah mengamati KELT-9b saat melintas di depan bintang induk atau transit. Selama transit, sebagian kecil cahaya bintang menyaring atmosfer planet. Analisis terhadap cahaya ini mengungkap komposisi kimiawi atmosfer menggunakan spektrograf yang memisahkan cahaya putih ke spektrum penyusun cahaya. Uap besi, jika ada, akan meninggalkan ‘sidik jari’ yang bisa dikenali di dalam spektrum planet.

Menggunakan spektrograf HARPS-North yang dibuat di Jenewa dan diinstal di Teleskop Nasional Galileo di La Palma, para astronom menemukan sinyal yang sesuai dengan ‘sidik jari’ uap besi di dalam spektrum planet. “Mewujudkan prediksi teoritis layaknya mengikuti peta untuk memperoleh harta karun,” kata penulis utama makalah ilmiah Jens Hoeijmakers dari Universitas Jenewa dan Universitas Bern. “Ketika menggali data lebih dalam, kami bisa mengungkap lebih banyak informasi.” Tim juga mendeteksi ciri khas titanium dalam wujud uap.

Penemuan ini mengungkap sifat atmosfer dari kelas baru eksoplanet yang disebut “Jupiter ultra-panas”. Namun para ilmuwan menduga banyak atmosfer eksoplanet yang telah menguap sepenuhnya di lingkungan kosmik mirip KELT-9b. Meskipun ukuran raksasa KELT-9b mampu menahan penguapan total, studi terbaru menunjukkan dampak radiasi intens bintang induk terhadap komposisi atmosfer. Observasi memang menegaskan suhu tinggi yang memecah sebagian besar molekul, termasuk yang mengandung besi atau titanium. Di atmosfer planet raksasa yang lebih dingin, jenis atom semacam ini dianggap tersembunyi di dalam gas oksida atau berwujud partikel debu sehingga sulit dideteksi. Fenomena serupa tidak terjadi di KELT-9b. “Planet ini adalah laboratorium unik untuk menganalisis evolusi atmosfer di bawah radiasi intens bintang induk,” pungkas rekan penulis makalah ilmiah David Ehrenreich.

Ditulis oleh: Staf phys.org



#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Messier 78, Nebula Refleksi yang Mengelabui Para Pemburu Komet

Kredit: NASA, ESA, J. Muzerolle (Space Telescope Science Institute) dan S. Megeath (Universitas Toledo) Gambar penuh warna ini menampilkan sebagian kecil dari struktur objek Messier 78, sebuah nebula refleksi yang terletak di rasi Orion. Nebula refleksi diciptakan oleh awan debu kosmik yang menghamburkan atau memantulkan cahaya bintang yang berada di dekatnya. Messier 78 terletak sekitar 1.600 tahun cahaya dari Bumi dengan magnitudo semu 8. Ditemukan pada tahun 1780 oleh Pierre Méchain, salah satu kolega Charles Messier, Messier 78 dan paling ideal diamati pada bulan Januari menggunakan teropong dan teleskop kecil. Dibutuhkan setidaknya teleskop berdiameter 8 inci untuk mengungkap nebula refleksi secara mendetail. Messier 78 memiliki fitur khas mirip komet, yaitu salah satu sisi nebula yang memanjang layaknya ekor komet. Fitur ini telah mengelabui banyak pemburu komet saat itu, yang mendorong mereka untuk meyakini telah membuat penemuan baru. Observasi dalam spektrum inf...