Komet
dan asteroid adalah jenis batuan antariksa yang mengorbit Matahari.
Kebanyakan asteroid ditemukan di wilayah Sabuk Utama yang terletak di antara Mars dan Jupiter, sedangkan komet diprediksi berasal dari wilayah Awan Oort,
batas tata surya kita. Tapi mereka juga bisa berada di lokasi-lokasi lain di
sekitar tata surya. Sebagai contoh, beberapa komet dan asteroid mengorbit
Matahari di jalur yang membawa mereka mendekati Bumi.
Apabila
mengorbit di wilayah terdalam tata surya pada jarak sekitar 195 juta kilometer dari Matahari dan sekitar 50 juta kilometer dari lintasan orbit Bumi mengitari Matahari,
komet dan asteroid dikategorikan sebagai Near-Earth Object (NEO). Saat ini
ada lebih dari 18.000 NEO dari berbagai ukuran yang telah ditemukan.
Program Pertahanan Planet yang dipimpin oleh NASA selalu mendeteksi dan melacak
pergerakan NEO, terutama yang berpotensi bersimpangan dengan lintasan orbit Bumi. Program Pertahanan Planet lalu menilai kemungkinan potensi dampak terhadap planet kita dan menyampaikan informasi kepada komunitas astronomi di seluruh dunia
dan publik.
Selain itu, komet dan asteroid dianggap sebagai building blocks penting, karena merupakan sisa-sisa pembentukan tata surya hampir 4,6 miliar tahun yang lalu. Mereka dapat menyediakan informasi tentang asal usul tata surya. Para
ilmuwan menggunakan pesawat antariksa untuk mengumpulkan data ilmiah tentang mereka yang mengarah ke bagaimana lingkungan kosmik kita terbentuk, seperti bulan, planet dan, tentu saja, planet Bumi kita sendiri.
Beberapa
pesawat antariksa telah mencapai sejumlah komet dan asteroid dalam beberapa
dekade terakhir. Berikut daftar pesawat antariksa terbaik yang
terbang mengejar komet dan asteroid di luar angkasa!
1. Galileo
Pesawat
antariksa Galileo NASA adalah pesawat pertama yang pernah mengunjungi asteroid, bahkan dua asteroid sekaligus. Diluncurkan pada tanggal 18
Oktober 1989, Galileo tiba di planet Jupiter pada tanggal 7 Desember 1995 untuk menjalankan misi selama delapan tahun mempelajari planet terbesar tata surya. Sebelum mencapai Jupiter, Galileo mengunjungi dua buah asteroid
yang diberi nama Gaspra dan Ida.
Pertemuan
pertama umat manusia dengan asteroid berlangsung pada tanggal 29 Oktober 1991,
ketika Galileo melakukan terbang lintas mendekati asteroid Gaspra. Selama momen bersejarah ini, Galileo mendekati Gaspra dari jarak 1.604
kilometer. Gaspra adalah sebuah asteroid tipe-S yang mengandung silika. Galileo
mengungkap area datar misterius di Gaspra yang
mungkin dihasilkan oleh dampak benturan dengan objek lain. Mungkin Gaspra
adalah fragmen dari tabrakan objek induk yang lebih besar dengan objek lain.
Kemudian pada tanggal 28 Agustus 1993, Galileo kembali mencetak sejarah. Kali ini Galileo mengejar asteroid pertama yang diketahui memiliki
bulan. Galeri gambar yang dikumpulkan Galileo mengungkap asteroid Ida dan
bulannya, Dactyl, adalah dua buah objek yang sangat aneh, Mereka mengalami pelapukan di luar angkasa yang menyebabkan permukaan berubah merah
seiring waktu. Setelah berpetualang mengejar asteroid, Galileo melanjutkan
perjalanannya ke Jupiter.
2. NEAR-Shoemaker
Near Earth Asteroid
Rendezvous-Shoemaker NASA, (diambil dari nama seorang
ilmuwan planetologi Eugene Shoemaker), dirancang untuk mempelajari near-Earth asteroid (NEA) 433 Eros selama sekitar satu tahun. Diluncurkan pada tanggal 17
Februari 1996, NEAR-Shoemaker mengejar dan mendarat di 433 Eros pada tanggal 12 Februari 2001, yang juga menjadi akhir misi. Karena tidak didesain untuk melakukan pendaratan, NEAR-Shoemaker mengalami
kerusakan parah. Sebelum mendarat di asteroid 433 Eros, NEAR Shoemaker juga melakukan terbang lintas ke asteroid 253 Mathilde.
3. Deep Space 1
Semula
hanya bertujuan untuk menguji mesin propulsi ion, misi Deep Space 1
diperpanjang untuk terbang mengejar asteroid 9969 Braille dan komet Borrelly.
Pesawat antariksa ini diluncurkan pada tanggal 24 Oktober 1998 dan mulai
mengejar Braille pada tanggal 29 Juli 1999. Instrumen pelacaknya gagal
mendeteksi Borrelly, tetapi para insinyur misi berhasil mempertahankan lintasan
dan sukses mendekati komet pada bulan September 2001 dari jarak 2.000
kilometer. Menggunakan instrumen plasma, Deep Space 1 mengambil gambar komet berdiameter sekitar 8 km
Sedangkan
asteroid Braille memiliki beberapa karakteristik yang menarik. Lintasan orbit Braille cenderung lebih miring dibandingkan objek-objek lain di tata surya. Sebagai
salah satu anggota asteroid di sekitar Mars dengan diameter sekitar 1-2 kilometer, Braille berotasi setiap 9,5 hari. Meskipun berhasil mendekatinya
dari jarak 26 kilometer, Deep Space 1 yang mengambil gambar Braille dalam
panjang gelombang cahaya kasat mata dan inframerah mengalami masalah dengan sistem
pelacak dan hanya bisa memotret dari jarak ribuan kilometer.
4. Stardust
Stardust adalah pesawat antariksa besutan NASA dalam misi pengumpulan sampel
pertama dari komet dan mengembalikannya ke Bumi. Diluncurkan pada tanggal 7 Februari
1999, Stardust mendekati asteroid Annefrank pada tanggal 2 November 2002. Namun,
pesawat antariksa ini lebih dikenal karena berhasil mengambil sampel
dari komet Wild 2 pada tahun 2004. Sampel debu dan karbon Wild 2 dikirim
kembali ke Bumi dalam sebuah kapsul tersendiri pada tahun 2006.
Sedangkan
asteroid Annefrank adalah asteroid tipe-S dengan diameter sekitar 4,5
km. Galeri gambar yang dihasilkan Stardust menunjukkan Annefrank sebagai asteroid biner dengan beberapa kawah dampak benturan.
5. Hayabusa
Hayabusa atau MUSES-C adalah pesawat antariksa Jepang yang dirancang untuk mengambil
dan mengembalikan sampel dari NEA 25143 Itokawa. Diluncurkan
pada tanggal 9 Mei 2003, Hayabusa mengejar dan berhasil mendarat di Itokawa
pada bulan September 2005. Hayabusa mengalami beberapa kerusakan selama misi, tetapi telah menyelesaikan sebagian besar tujuan utama misi. Sampel kembali
ke Bumi pada tanggal 13 Juni 2010, tetapi butuh waktu bagi para ilmuwan untuk
membuka kontainer dan memeriksa sampel. Pada bulan November 2010, para ilmuwan misi Hayabusa menegaskan Hayabusa memang telah mengambil sampel dari
Itokawa.
Itokawa
adalah asteroid kategori berbahaya karena secara berkala melintasi
orbit Bumi. Itulah salah satu alasan mengapa asteroid tipe-S dengan diameter 350 meter ini dipilih sebagai target studi.
6. Rosetta
Pesawat antariksa Rosetta besutan ESA diluncurkan pada tanggal 2 Maret 2004 dan melakukan terbang
lintas di asteroid 2867 Steins (September 2008) 21 Lutetia (Juli 2010).
Prestasi lain yang patut diacungi jempol adalah saat Rosetta mengejar Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pada tanggal 6 Agustus 2014. Beberapa minggu setelah mencapai 67P, Rosetta mengerahkan probe Philae untuk mendarat ke permukaan komet yang tidak terpapar sinar
Matahari. Setelah melakukan beberapa aktivitas sains, baterai sumber daya Philae menurun drastis. Rosetta sendiri kemudian mendarat ke komet pada tanggal 30 September 2016 untuk mengakhiri misinya.
7. Dawn
Misi
pesawat antariksa Dawn NASA diluncurkan pada tanggal 27 September 2007 untuk menyelidiki dua anggota terbesar di sabuk asteroid, Ceres (planet katai)
dan Vesta (asteroid). Vesta adalah target pertama yang dicapai oleh Dawn pada tanggal 16 Juli 2001. Dengan diameter 530 km, 95% permukaan Vesta
didominasi oleh sebuah kawah besar yang disebut Rheasilvia, diduga karena tabrakan dengan objek lain yang juga menciptakan puing-puing di sekitar Vesta.
Target berikutnya adalah Ceres. Saat ini Dawn telah memasuki orbit planet
katai di Sabuk Kuiper pada tanggal 6 Maret 2015. Misi Dawn diperkirakan akan berakhir
sekitar akhir tahun 2018, setelah bahan bakar hidrazinnya habis.
8. Procyon
Pesawat
antariksa Procyon Jepang atau Proximate
Object Close flyby with Optical Navigation, diluncurkan bersama Hayabusa2
pada tanggal 4 Desember 2014. Procyon seharusnya terbang mengejar asteroid
185851 2000 DP107 pada tahun 2016, tetapi sistem ion-thruster justru mengalami malfungsi, memaksa JAXA
(Badan Eksplorasi Antariksa Jepang) untuk mengabaikan tujuan original misi, meskipun Procyon telah menangkap sekilas komet 67P tujuan misi Rosetta.
9. Hayabusa2
Pesawat
antariksa Hayabusa2 Jepang, penerus Hayabusa, mengorbit di sekitar asteroid
Ryugu dalam misi mengembalikan sampel ke Bumi. Diluncurkan pada tanggal 2 Desember 2014, Hayabusa2 tiba di Ryugu pada tanggal 27 Juni 2018. Selain direncanakan untuk mengerahkan beberapa wahana peneliti ke permukaan asteroid, Hayabusa2 juga akan mengambil beberapa sampel untuk dikirim kembali ke Bumi pada
akhir tahun 2020. Ryugu adalah NEA tipe-C dan tipe-G yang dikategorikan
berbahaya, mengorbit
Matahari sekitar 16 bulan sekali. Nama Ryugu diambil dari istana bawah laut
cerita dongeng rakyat Jepang.
10. OSIRIS-Rex
OSIRIS-Rex
(Origins, Spectral Interpretation,
Resource Identification, Security, Regolith Explorer) adalah pesawat
antariksa NASA yang diluncurkan pada tanggal 8 September 2016 untuk
mengejar sebuah asteroid tipe-C yang disebut 101955 Bennu. OSIRIS-Rex
diharapkan mencapai Bennu pada bulan Agustus 2018 untuk mengambil sampel dan mengembalikannya ke Bumi pada bulan September 2023.
Itulah
10 pesawat antariksa terbaik yang terbang mengejar komet dan asteroid sebagai
upaya manusia untuk mempelajari asal usul tata surya, sekaligus melindungi planet rumah kita dari mereka.
Ditulis
oleh: Elizabeth Howell, kontributor www.space.com
Artikel terkait: Misi Antariksa Mengejar Asteroid
sangat bagus
BalasHapusTerima kasih gan
BalasHapus