Langsung ke konten utama

Zona Layak Huni

Zona layak huni adalah wilayah orbit planet mengitari bintang induk yang berpotensi menopang air cair di permukaan. Air cair adalah unsur krusial bagi semua organisme biologis di Bumi, jadi definisi zona layak huni didasarkan pada hipotesis bahwa kehidupan di luar Bumi juga harus memenuhi persyaratan serupa. Definisi ini mungkin sangat konservatif, karena suhu permukaan planet tak sekadar bergantung pada jarak dari bintang induk, tetapi juga pada faktor-faktor lain seperti gas rumah kaca di atmosfer, reflektifitasnya dan sirkulasi atmosfer atau lautannya.

Selain itu, sumber energi internal seperti peluruhan radioaktif dan pemanasan pasang surut, dapat menghangatkan permukaan planet hingga mencapai suhu titik leleh air. Sumber energi internal juga dapat menjaga deposit air cair di bawah permukaan, sehingga sebuah planet bisa saja menampung kehidupan tanpa harus berada di zona layak huni bintang induk. Bumi, misalnya, memiliki biosfer yang berkembang pesat di bawah permukaan, meskipun hanya organisme sederhana yang dapat bertahan hidup di lingkungan yang miskin oksigen. Europa (bulan Jupiter) diduga memiliki lautan air cair puluhan kilometer di bawah permukaan, yang mungkin layak huni bagi beberapa organisme mikroba.


zona-layak-huni-informasi-astronomi
Zona layak huni (hijau) bintang mirip Matahari (tengah), lebih panas dari Matahari (tengah) dan lebih dingin dari Matahari (bawah). Wilayah berwarna merah adalah zona di mana air akan menguap karena efek rumah kaca, sedangkan wilayah biru adalah zona di mana air akan membeku.
Kepler mission/Ames Research Center/NASA


Sekitar 40 planet, termasuk eksoplanet terdekat Proxima Centauri b dan tiga planet di sistem TRAPPIST-1, ukurannya kurang lebih setara dengan Bumi dan mengorbit di zona layak huni bintang induk masing-masing. Para astronom juga telah menggunakan simulasi iklim planet, misalnya di eksoplanet Kepler-452b, untuk menentukan apakah mereka memiliki air cair di permukaan berdasarkan kondisi iklim yang tepat.

Batasan

Batas terdalam zona layak huni adalah wilayah di mana air cair akan menguap akibat efek rumah kaca, atau sebuah kondisi ketika gas rumah kaca di atmosfer planet menjebak radiasi inframerah bintang dan memicu peningkatan suhu. Batas terluar zona layak huni adalah wilayah di mana pemanasan karena efek rumah kaca tidak mampu mempertahankan suhu permukaan di atas titik beku. Para astronom telah menghitung sejauh mana zona layak huni untuk berbagai tipe bintang. Sebagai contoh, zona layak huni Matahari membentang mulai dari sekitar 0,9 hingga 1,5 AU. (1 AU adalah jarak Bumi-Matahari).

zona-layak-huni-informasi-astronomi
Ilustrasi Teleskop Antariksa Kepler NASA yang didesain untuk menemukan planet mirip Bumi di zona layak huni bintang seperti Matahari.
Wendy Stenzel, misi Kepler/NASA

Lokasi zona layak huni sebuah bintang tergantung pada tingkat luminositasnya. Karena luminositas (jumlah energi yang dipancarkan) bintang meningkat seiring waktu, batas zona layak huni akan menjauh. Jadi suhu planet yang berada di zona layak huni bintang belia, cenderung memanas seiring waktu. Venus mungkin adalah planet semacam itu. Namun mengingat aktivitas geologisnya, permukaan Venus dianggap terlalu muda untuk membuktikan bahwa miliaran tahun yang lalu Venus pernah memiliki iklim yang lebih sejuk.

Planet lain yang mengorbit bintang induk berusia muda, mungkin terletak terlalu jauh dari zona layak huni sehingga terlalu dingin untuk menopang air cair. Namun miliaran tahun kemudian saat luminositas bintang meningkat, mereka mungkin dapat cukup hangat untuk menampung air cair di permukaan. Fenomena semacam ini mungkin akan terjadi di Mars beberapa miliar tahun yang akan datang saat Matahari menjalani tahap evolusi raksasa merah. Dengan demikian, wilayah yang paling menjanjikan untuk menemukan kehidupan seperti di Bumi adalah yang berada di “zona layak huni berkelanjutan”, zona yang memungkinkan keberadaan air cair dari sejak awal kehidupan bintang hingga saat ini. Zona layak huni berkelanjutan Matahari, dari empat miliar tahun lalu hingga saat ini, terletak pada jarak 0,9-1,2 AU.

Profil lapisan tengah dan terbawah atmosfer Venus diperoleh berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh misi antariksa Pioneer Venus dan pesawat antariksa lainnya. Di bawah 60 mil, suhu akan meningkat secara perlahan dan meningkat sangat cepat di altitude yang lebih rendah, jauh melebihi titik lebur timah di permukaan Venus. Sebaliknya, angin di dekat lapisan teratas atmosfer Venus sebanding dengan kecepatan badai tropis terkuat di Bumi, meskipun terkadang melambat drastis seperti hembusan angin sepoi-sepoi.

Perubahan Zona Layak Huni Matahari

Bumi telah menampung air cair di permukaan selama lebih dari empat miliar tahun terakhir. Namun, empat miliar tahun lalu luminositas Matahari hanya sekitar 75% dibandingkan saat ini, dan model iklim memprediksi kondisi Bumi akan lebih dingin sehingga air membeku pada tingkat luminositas Matahari yang lebih rendah. Perbedaan antara teori dan observasi ini dikenal sebagai "faint young Sun problem".

Planet yang mungkin mengalami faint young Sun problem adalah Mars. Wilayah tertua di Planet Merah mengindikasikan jejak aliran air, sementara di wilayah yang lebih muda tidak ditemukan jejak aliran air. Berarti atmosfer Mars lebih hangat dan lebih tebal di masa lalu ketika tingkat luminositas Matahari lebih rendah daripada saat ini. Suhu hangat di Bumi dan Mars selama periode awal mereka (solusi untuk faint young sun problem) dapat dikaitkan dengan gas rumah kaca yang melimpah di atmosfer mereka, dengan karbon dioksida, air, dan mungkin amonia dan metana memainkan peran utama.

ruell-valles-mars-informasi-astronomi
Lembah Ruell Valles di Mars. Dinding lembah yang curam dan dasar lembah yang datar, menunjukkan Ruell Valles terbentuk oleh aliran air di permukaan Mars. Tiga kawah besar terlihat di sebelah kiri, sementara banyak kawah kecil dapat dilihat di selatan lembah. Gambar komposit ini menggabungkan beberapa data yang dikumpulkan oleh pesawat antariksa Viking.
Kredit:
 NASA/JPL/Caltech

Zona Layak Huni Bintang Bermassa Rendah dan Tinggi

Zona layak huni juga tergantung pada massa bintang. Zona layak huni bintang yang massanya lebih kecil seperti Matahari kita, dapat bertahan jauh lebih lama daripada bintang bermassa tinggi. Zona layak huni bintang bermassa tinggi hanya bertahan selama jutaan tahun, sementara kehidupan dengan peradaban maju membutuhkan waktu miliaran tahun untuk berkembang di Bumi. Jadi, meskipun sebuah planet mirip Bumi berada di zona layak huni bintang bermassa tinggi, lingkungan stabil yang dibutuhkan agar kehidupan muncul dan berevolusi menjadi spesies peradaban maju tidak terpenuhi.

Zona layak huni bintang katai redup justru bertahan selama triliunan tahun. Namun, mereka memancarkan hampir seluruh luminositas pada panjang gelombang inframerah, yang mempersulit kehidupan untuk memanfaatkannya. Mereka juga kerap menampilkan variasi luminositas yang lebih besar daripada bintang mirip Matahari. Selain itu, agar berada di zona layak huni bintang katai redup, sebuah planet harus mengorbit sangat dekat dan rawan mengalami penguncian pasang surut, hanya satu sisi planet yang selalu menghadap bintang induk (sama seperti satu sisi Bulan yang selalu menghadap Bumi). Penguncian pasang surut meniadakan siklus siang dan malam. Jika atmosfer planet tidak cukup tebal, sisi gelap yang selalu membelakangi bintang akan membeku. Jika memiliki lapisan atmosfer yang tebal, angin akan mendistribusikan panas sehingga sisi gelap tidak membeku. Selain itu, suhu tinggi di zona layak huni bintang katai redup menghasilkan planet miskin molekul gas yang dibutuhkan kehidupan.

Zona Layak Huni Galaktik

Konsep zona layak huni telah diperluas hingga ke lokasi planet di wilayah galaksi Bima Sakti. Di dekat pusat Bima Sakti, jarak antar bintang biasanya lebih dekat daripada bintang yang berada di lengan-lengan spiral, seperti lokasi Matahari kita berada. Di pusat galaksi, fenomena seperti ledakan supernova lebih berpotensi mengancam kehidupan daripada di wilayah tempat Bumi berada.

Di sisi lain, di wilayah terluar Bima Sakti jumlah bintangnya lebih sedikit. Karena sebagian besar planet berbatu tersusun dari unsur kimiawi yang ditempa di inti bintang, pasokan material dari bintang yang baru terbentuk (di wilayah terluar Bima Sakti) untuk membentuk planet mirip Bumi sangat minim.

Pertimbangan berbagai tipe layak huni ini telah memunculkan konsep zona layak huni galaktik, analog dengan zona layak huni bintang. Jangkauan dan batas zona layak huni galaktik, lebih sulit ditentukan daripada zona layak huni bintang.

Ditulis oleh: Jack J. Lissauer, www.britannica.com



#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Messier 73, Asterisme Empat Bintang yang Membentuk Huruf Y

Asterisme Messier 73. Kredit gambar: Wikisky Messier 73 adalah asterisme (pola bintang) yang disusun oleh empat bintang di rasi selatan Aquarius yang terletak sekitar 2.500 tahun cahaya dari Bumi. Dengan magnitudo semu 9, nama lain bagi Messier 73 adalah NGC 6994 di New General Catalogue . Keempat bintang yang menyusun asterisme mirip huruf Y tidak memiliki hubungan secara fisik satu sama lain, mereka hanya tampak berdekatan di langit karena berada di satu garis pandang ketika diamati dari Bumi. Messier 73 cukup redup dan tidak mudah diamati menggunakan teropong 10×50, dibutuhkan setidaknya teleskop 4 inci untuk mengungkap pola huruf Y secara mendetail. Menduduki area 2,8 busur menit, keempat bintang Messier 73 memiliki magnitudo semu 10,48, 11,32, 11,90 dan 11,94. Musim panas adalah waktu terbaik untuk mengamatinya. Messier 73 dapat ditemukan di sebelah selatan Aquarius, tepatnya di dekat perbatasan dengan Capricornus. Messier 73 juga bisa dilokalisir hanya 1,5 der