Langsung ke konten utama

Galaksi Hanya dengan Satu “Bintang”

Lubang hitam supermasif ini bersinar sangat terang hingga mengatasi seluruh cahaya bintang di dalam galaksi.

galaksi-hanya-dengan-satu-bintang-informasi-astronomi

“Jika berada di pusat galaksi Bima Sakti, monster ini akan memusnahkan kehidupan di Bumi, karena emisi sinar-X berbahaya yang ia pancarkan,” ungkap astronom Christian Wolf dari Australian National University Research School of Astronomy and Astrophysics. “Lubang hitam itu akan terlihat 10 kali lebih terang daripada cahaya Bulan purnama dan akan melampaui terang seluruh cahaya bintang di langit. Mungkin 10.000 kali lipat lebih terang daripada gabungan cahaya seluruh bintang di galaksi induk. “Sangat terang, begitu menyilaukan pandangan sehingga galaksi induk itu sendiri tidak bisa kita amati.”

Pada bulan Mei 2018, tim astronom dari Australian National University (ANU) menemukan lubang hitam dengan laju pertumbuhan paling cepat di alam semesta. Tim menggambarkannya sebagai raksasa yang menelan massa setara Matahari setiap dua hari sekali. Tim melihat jauh ke masa lalu, kembali sekitar 12 miliar tahun yang lalu saat awal zaman kegelapan kosmos, untuk menemukan lubang hitam supermasif dengan massa sekitar 20 miliar kali Matahari dan laju pertumbuhan 1% setiap satu juta tahun.

Kobaran api dari material yang mengelingi lubang hitam SMSS J215728.21-360215.1, setara dengan cahaya 700 triliun Matahari.

“Lubang hitam ini tumbuh dengan sangat cepat, sehingga bersinar ribuan kali lebih terang daripada cahaya bintang di seluruh galaksi. Semua molekul gas yang ia tarik setiap hari menghasilkan banyak gesekan dan panas. Energi yang dipancarkan oleh lubang hitam supermasif yang baru ditemukan ini disebut quasar, yang memancarkan sebagian besar sinar ultraviolet, termasuk sinar-X.”

Teleskop SkyMapper di Siding Spring Observatory ANU mendeteksi quasar pada panjang gelombang inframerah-dekat, setelah cahaya darinya mengalami pergeseran merah selama miliaran tahun cahaya untuk mencapai Bumi. “Ekspansi kosmos merentangkan gelombang cahaya dan mengubah warnanya,” jelas Dr. Wolf.

Bagaimana ia tumbuh begitu cepat tak lama setelah Big Bang, menambah misteri tentang asal usul lubang hitam supermasif purba di pusat-pusat galaksi yang biasanya hanya memiliki kisaran massa sekitar satu miliar Matahari.

“Bagaimana lubang hitam mencapai massa sebesar itu tak lama setelah Big Bang adalah teka-teki fisika,” kata tim.

“Lubang hitam semacam ini sangat langka, kami telah mencari mereka menggunakan SkyMapper selama beberapa bulan. Satelit Gaia ESA (Badan Antariksa Eropa) yang mengukur pergerakan lemah benda-benda langit telah membantu kami untuk menemukannya.”

Dr. Wolf mengatakan, satelit Gaia mengkonfirmasi lubang hitam yang mereka temukan diam, mengindikasikan letaknya yang sangat jauh sekaligus kandidat quasar yang berukuran sangat besar. Penemuan lubang hitam supermasif baru ini kemudian dikonfirmasi menggunakan spektrograf teleskop ANU yang membagi warna ke garis spektrum.

“Kami tidak tahu bagaimana ia tumbuh begitu besar dengan sangat cepat pada masa awal alam semesta,” Wolf menambahkan. “Pencarian objek serupa juga masih berlangsung.”

Quasar dapat dimanfaatkan sebagai suar untuk mempelajari pembentukan elemen di galaksi generasi pertama. “Para astronom dapat mengamati bayangan ojek di latar depan lubang hitam supermasif,” imbuhnya. “Lubang hitam supermasif yang tumbuh dengan cepat mengionisasi molekul gas dan membantu membersihkan kabut di sekitarnya agar alam semesta lebih transparan oleh cahaya.”

Menurut Wolf, instrumen masa depan yang diinstal di jajaran teleskop berbasis darat, dapat mengukur ekspansi kosmos secara langsung dengan memanfaatkan lubang hitam yang sangat terang ini.

Ditulis oleh: Staf dailygalaxy.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang