Langsung ke konten utama

10 Fakta Menarik TRAPPIST-1, Sistem Bintang dengan 7 Planet Mirip Bumi

Sebagai berita utama yang terus menerus dibahas, penemuan tujuh planet seukuran Bumi yang mengorbit bintang TRAPPIST-1, mungkin membuat kita bertanya-tanya, “Kenapa juga harus diributkan?”

Menurut astronom Amaury Triaud dari Universitas Cambridge, penemuan ini adalah sebuah “langkah penting” untuk menemukan kehidupan di luar Bumi. Bahkan, jika penemuan tujuh planet mirip Bumi ternyata berujung mengecewakan, tetap memberikan implikasi luas bagi masa depan sains.

Penemuan sistem TRAPPIST-1 tergolong langka, mengingat sistem planet di sana dianggap memiliki kombinasi yang sempurna, ukuran yang kurang lebih setara dengan Bumi dan beriklim sedang. Mereka berpotensi menampung air cair di permukaan, unsur utama yang dibutuhkan oleh kehidupan.

10. Atmosfer Bukan Lapisan Tebal Hidrogen

10-fakta-trappist-1-sistem-bintang-dengan-7-planet-mirip-bumi-informasi-astronomi
Kredit: ESO/N. Bartmann/spaceengine.org 

Para ilmuwan telah mengkonfirmasi setidaknya dua planet yang mengorbit TRAPPIST-1, tidak sepenuhnya diselimuti lapisan tebal hidrogen. Jadi komposisi mereka kemungkinan berbatu, seperti Bumi. Meskipun secara intrinsik tidak terdengar sebagai sebuah berita menarik, hasil studi mengesampingkan kemungkinan planet gas raksasa yang tidak ramah terhadap kehidupan.

Planet gas raksasa kerap ditemukan mengorbit bintang seukuran TRAPPIST-1, namun ketujuh planet mirip Bumi ini adalah pengecualian, mengarahkan para ilmuwan untuk meyakini ada lebih banyak planet layak huni di dalam sistem.

9. Kombinasi Ozon dan Metana

10-fakta-trappist-1-sistem-bintang-dengan-7-planet-mirip-bumi-01-informasi-astronomi
Kredit: JPL/NASA

Dibutuhkan kombinasi yang tepat antara unsur-unsur tertentu untuk membentuk lingkungan planet layak huni. Tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Tidak mengandung terlalu gas dan tidak terlalu padat. Harus memilki permukaan yang relatif berbatu, menerima banyak cahaya, lapisan atmosfer yang relatif tebal untuk mendukung iklim sedang dan air cair yang terkumpul di danau, sungai dan lautan.

Keberadaan ozon di atmosfer, yang berpotensi menjadi produk samping oksigen yang dihasilkan oleh fotosintesis tanaman, menyediakan lapisan perlindungan tak ternilai untuk menghalau efek merusak radiasi ultraviolet dari bintang induk. Para ilmuwan yakin dapat menemukan kombinasi ozon dan metana di atmosfer, setidaknya di tiga planet sistem TRAPPIST-1, yaitu planet TRAPPIST-1e, f dan g, yang membuat mereka ramah terhadap kehidupan.

Selain itu, kehadiran metana dan oksigen di udara planet adalah petunjuk jejak biologis yang memproduksi mereka. “Jika ada kombinasi ozon dan metana di tengah kehadiran karbon dioksida dan air, maka kita hanya memiliki satu penjelasan pasti,” kata astronom Michael Gillon dari Universitas Liege di Belgia. “Kehidupan.”

8. Bintang Katai Merah Berusia Sangat Panjang

10-fakta-trappist-1-sistem-bintang-dengan-7-planet-mirip-bumi-02-informasi-astronomi
Kredit: JPL/NASA

TRAPPIST-1 adalah bintang tipe M atau katai merah yang mendominasi populasi bintang di seluruh galaksi. Lebih kecil dan lebih redup daripada Matahari, TRAPPIST-1 diklasifikasikan bintang katai tipe M “ultra cool”.

Bintang katai merah cenderung mengkonsumsi bahan bakar hidrogen untuk fusi nuklir relatif lebih lambat dibandingkan bintang yang lebih panas dan lebih terang seperti Matahari kita, sehingga dapat menerangi sistem planet yang mengorbit untuk waktu yang sangat lama, bahkan hingga triliunan tahun. Sebagai perbandingan, Matahari berusia sekitar 4,6 miliar tahun dan akan kehabisan bahan bakar hidrogen 5 miliar tahun lagi.

Usia yang sangat panjang ini berarti kehidupan biologis kompleks memiliki lebih banyak waktu untuk berevolusi, jelas astronom Dr. Seth Shostack dari SETI Institute.

7. Wawasan Baru Pembentukan Planet

10-fakta-trappist-1-sistem-bintang-dengan-7-planet-mirip-bumi-03-informasi-astronomi
Kredit: ESA/Hubble

Penemuan ini sudah dianggap sebagai kemenangan besar sains, bahkan jika akhirnya sistem planet tidak ramah terhadap kehidupan. Tak diragukan lagi, sistem planet ini akan memberikan para ilmuwan skenario yang ideal untuk menguji berbagai macam hipotesis.

Sistem TRAPPIST-1 dapat menjadi perbandingan “tidak hanya bagi Bumi dan planet berbatu di tata surya kita, namun juga untuk diri mereka sendiri,” kata Michael Gillon. Karena planet terbentuk dari cakram protoplanet yang mengitari bintang induk sebagaimana proses yang membentuk tata surya kita.

Para ilmuwan meyakini perbedaan kecil dalam komposisi kimia dan atmosfer setiap planet akan menyediakan wawasan terhadap sejarah dan evolusi planet. Informasi yang diperoleh kemudian dapat digunakan untuk menganalisis evolusi sistem planet lain dan meningkatkan pengetahuan kita tentang kosmos secara keseluruhan.

6. Visi Jelas Dunia-Dunia Jauh

10-fakta-trappist-1-sistem-bintang-dengan-7-planet-mirip-bumi-04-informasi-astronomi
Kredit: ESO/M. Kornmesser

Sistem TRAPPIST-1 mungkin akan dimanfaatkan sebagai model yang berharga, terutama ketika menyangkut pencarian kehidupan. TRAPPIST-1 adalah laboratorium alami bagi para ilmuwan untuk menguji harapan, hasrat, dan kekhawatiran mereka terkait planet yang mengorbit bintang katai merah bermassa rendah yang sangat dingin.

Dalam skenario terbaik, para ilmuwan akan menemukan bukti kuat jejak biologis. Sedangkan skenario terburuk, juga dianggap masih cukup bagus. Mungkin teknologi saat ini belum bisa menentukan senyawa oksigen di salah satu planet sistem TRAPPIST-1 yang diproduksi atau dikonsumsi oleh makhluk hidup.

5. Planet Seukuran Bumi Mungkin Tergolong Umum

10-fakta-trappist-1-sistem-bintang-dengan-7-planet-mirip-bumi-05-informasi-astronomi
Kredit: JPL/NASA

Hanya dengan probabilitas sederhana, penemuan sistem TRAPPIST-1 yang relatif dekat menyiratkan ada lebih banyak sistem serupa daripada perkiraan sebelumnya. Berarti kita memiliki lebih banyak kesempatan untuk menemukan kehidupan di luar Bumi. Barangkali para ilmuwan yang mendeteksi sinyal radio sebagai produk peradaban asing, selama ini telah mencarinya di tempat yang salah.

4. Dikonfirmasi oleh Teleskop Antariksa Spitzer NASA

10-fakta-trappist-1-sistem-bintang-dengan-7-planet-mirip-bumi-06-informasi-astronomi
Kredit: NASA/JPL-Caltech

Para astronom mengamati sistem TRAPPIST-1 selama lebih dari 500 jam menggunakan Teleskop Antariksa Spitzer NASA untuk menentukan jumlah planet yang mengorbit.

Keampuhan deteksi inframerah Spitzer sangat ideal untuk mempelajari bintang TRAPPIST-1 yang jauh lebih dingin daripada Matahari kita. Para astronom mendeteksi penurunan lemah skala kecerahan cahaya bintang saat ketujuh planet melintas di depannya. Observasi Spitzer juga memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari ukuran dan massa sistem planet, yang dapat digunakan untuk mempersempit komposisi mereka.

Tiga dari ketujuh planet, TRAPPIST-1e, f dan g, berada di “zona layak huni” bintang induk, wilayah orbit yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, sehingga berpotensi menopang air cair di permukaan planet.

3. Relatif Dekat, Hanya 40 Tahun Cahaya

10-fakta-trappist-1-sistem-bintang-dengan-7-planet-mirip-bumi-07-informasi-astronomi
Kredit: NASA/JPL-Caltech

Alam semesta begitu luas dan tidak diragukan lagi mengandung planet yang tak terhitung jumlahnya. Namun sangat jarang kita menemukan tujuh planet seukuran Bumi yang relatif dekat dengan kita.

40 tahun cahaya adalah jarak yang relatif dekat dalam skala kosmik. Dengan teknologi saat ini, dibutuhkan sekitar 44 juta tahun untuk menempuh jarak sejauh itu. Namun para ilmuwan dapat menyusun kesimpulan tentang tata surya kita dan sistem planet yang lebih jauh dan sulit diamati, berdasarkan data yang diperoleh dari sistem TRAPPIST-1.

Jarak yang relatif dekat memungkinkan para ilmuwan untuk lebih memahami bagaimana planet, asteroid, satelit, komet, dan objek kosmik lainnya terbentuk dan saling berinteraksi.  

2. Landasan untuk Memahami Atmosfer Planet

10-fakta-trappist-1-sistem-bintang-dengan-7-planet-mirip-bumi-08-informasi-astronomi
Kredit: NASA/JPL-Caltech

Perlu diketahui, inilah pertama kalinya tujuh planet seukuran Bumi ditemukan mengorbit bintang katai merah dari jarak yang ideal. Berarti atmosfer mereka akan memberikan kita kesempatan untuk menganalisis “sidik jari” kimia yang ditinggalkan oleh air, metana, oksigen, ozon, dan lain-lain.

Sistem TRAPPIST-1 menyediakan peluang terbaik dalam satu dekade berikutnya untuk mempelajari atmosfer planet seukuran Bumi. Para ilmuwan juga dapat melihat suhu dan tekanan permukaan planet, faktor terpenting untuk menentukan apakah mereka layak huni.

1. Ketujuh Planet Berpotensi Menampung Air Cair

10-fakta-trappist-1-sistem-bintang-dengan-7-planet-mirip-bumi-09-informasi-astronomi
Kredit: ESO/M. Kornmesser

Untuk menemukan jejak biologis di planet berbatu selain Bumi, para ilmuwan selalu memulai dengan sebuah pertanyaan sederhana, apakah memiliki air cair di permukaan?

Sementara planet berbatu tata surya lainnya seperti Mars dan Venus, diduga pernah menampung air, minimnya ozon dan unsur pelindung lainnya menyebabkan setiap potensi kehidupan yang muncul akan punah, sebab tidak mampu bertahan menghadapi radiasi ultraviolet berbahaya dari Matahari.

Meskipun ada kemungkinan air cair ditemukan di ketujuh planet sistem TRAPPIST-1, probabilitas tertinggi terletak di tiga planet yang berada di zona layak huni, TRAPPIST-1 e, f dan g.

Ditulis oleh: Nick Logan, listverse.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang