1 septillion, mudah untuk
diingat dan terdengar keren, bukan?
Kredit: earthsky.org |
Waktu kecil kamu pasti
pernah menghitung bintang di langit. Namun seperti peribahasa ‘bagai
menghitung bintang di langit’, usaha yang kamu lakukan akan sia-sia. Karena
memang tidak ada yang bisa menghitungnya, apalagi kamu yang sekadar
duduk merenung menatap langit kemudian iseng-iseng menghitung bintang.
Tidak pernah ada angka yang pasti, bahkan
para astronom hanya mempunyai perkiraan teoritis. Lantas, mengapa para
astronom tidak mampu menentukan secara pasti jumlah bintang di langit?
1. Yale Bright Star Catalog
Kredit: Wikipedia |
Setiap bintang yang bisa
kamu lihat hanya terbatas pada bintang yang ada di galaksi Bima Sakti. Jika
berada jauh dari lampu perkotaan, tanpa cahaya Bulan dan tidak terhalang awan,
kamu dapat melihat sebagian struktur Bima Sakti sebagai pita tebal bintang yang
membentang di langit.
Dilansir dari Wikipedia, meskipun jumlah
bintang yang terlihat di seluruh penjuru langit sangat banyak, sebenarnya hanya
4.548 bintang yang bisa kamu lihat dengan
mata telanjang.
Berkat jerih payah astronom Dorrit Hoffleit dari Universitas Yale di
Amerika Serikat, kamu tidak perlu susah payah menghitung bintang satu per satu.
Hoffleit menyusun Yale Bright Star Catalog yang memuat daftar bintang dengan magnitudo (tingkat
kecerahan) +6,5, batas penglihatan kasat mata manusia.
Ada 9.096 bintang di
langit utara dan langit selatan di dalam katalog tersebut. Karena hanya satu belahan langit saja yang bisa kamu lihat, berarti jumlah maksimal yang bisa kamu
hitung hanya 4.548 bintang saja.
2. Menghitung Bintang di Galaksi Bima Sakti
Kredit: NASA |
Semakin besar magnitudo
bintang, cahayanya semakin redup. Bintang dengan magnitudo melampaui +6,5 tidak dimasukkan ke dalam Yale Bright Star Catalog karena hanya bisa diamati
menggunakan teleskop.
Apabila menggunakan teleskop, jumlah bintang di langit akan berlipat ganda, bahkan melampaui angka miliaran. Kalau masih penasaran, kamu dapat melakukan pencarian di Google dan hasil pencarian akan
mengarahkanmu pada kisaran angka 100-300 miliar bintang, hanya di
galaksi Bima Sakti saja.
Berdasarkan serangkaian observasi, para astronom mengetahui Bima Sakti adalah galaksi
spiral berbatang yang ukurannya membentang sekitar 100.000 tahun cahaya.
Terdapat tonjolan di wilayah pusat galaksi yang dikelilingi oleh empat lengan, dua lengan utama
dan dua lengan minor. Dua lengan utama Bima Sakti disebut Perseus dan
Sagitarius. Tata surya kita berada di salah satu lengan minor yang
disebut Lengan Orion.
3. Menimbang Bobot Galaksi Bima Sakti
Kredit: space.com |
Sebenarnya para astronom
tidak dapat menghitung jumlah bintang di galaksi Bima Sakti secara langsung.
Mereka menerapkan metode tertentu untuk memperoleh estimasi terbaik.
Cara utama yang digunakan oleh para astronom untuk memperkirakan jumlah bintang
di galaksi Bima Sakti adalah dengan menentukan massa galaksi terlebih dahulu.
Berkat Hukum Ketiga
Kepler dan Hukum Gravitasi Newton, massa total sebuah planet dapat diketahui
dengan mudah apabila periode orbit dan jarak salah satu bulannya telah diketahui. Perhitungan ini juga dapat diterapkan ke Matahari setelah
mengetahui periode orbit dan jarak kedelapan planet utamanya.
Demikian pula dengan
galaksi Bima Sakti, massanya dapat dihitung melalui pergerakan orbit Matahari mengitari wilayah pusat galaksi, atau mengikuti pergerakan awan gas dan
bintang yang terletak lebih jauh.
4. Memisahkan Massa Bintang dengan Non-Bintang
Kredit: NASA |
Massa total Bima Sakti
diperkirakan antara 400-700 miliar massa Matahari. Perhitungan rumit
selanjutnya adalah memisahkan massa bintang dengan massa non-bintang.
Penyusun galaksi Bima
Sakti bukan hanya bintang, karena juga ada awan gas dan debu antarbintang,
nebula, planet, bulan, komet, asteroid, lubang hitam, materi gelap dll. Semua
objek non-bintang ini turut menyumbang massa Bima Sakti.
Setelah total massa
bintang di Bima Sakti diketahui, langkah terakhir adalah membaginya dengan
rata-rata massa bintang. Terdapat 53 bintang dalam radius 16 tahun cahaya dari Bumi. Hanya 11 di antaranya yang massanya setara dengan Matahari, sedangkan
42 sisanya tergolong sebagai bintang katai merah dengan massa sekitar
10% Matahari.
Itu berarti untuk setiap
15 bintang dengan massa Matahari, terdapat 53 tipe bintang lain yang
didominasi bintang katai merah.
5. Berapa Jumlah Bintang di Alam Semesta?
Kredit: space.com |
Lalu, apakah ada cara
untuk mengetahui berapa jumlah bintang secara akurat? Pada akhirnya hanya
berdasarkan estimasi, karena menghitung bintang satu per satu bukanlah hal
yang mudah sehingga tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini.
Dilansir dari situs
space.com, astronom David Kornreich, pendiri situs “Ask An Astronomer” dari Cornell University memperkirakan jumlah
bintang di galaksi Bima Sakti pada kisaran angka 100 miliar. Apabila perkiraan ini
diterapkan ke seluruh alam semesta yang memiliki sekitar 10 miliar galaksi,
maka estimasi jumlah bintang dapat mencapai angka 1 dengan 24 nol di
belakangnya atau 1 septillion.
Pueh, akhirnya kita tahu jumlah bintang di langit meskipun
hanya sebatas perkiraan. Eit, tunggu
dulu! 1 septillion adalah perkiraan jumlah bintang di “alam semesta teramati”. Kata
teramati di sini berarti segala sesuatu yang dapat kamu lihat dari Bumi, karena alam semesta terus meluas, galaksi-galaksi yang terletak jauh dari kita justru akan semakin menjauh.
Sedangkan “alam semesta
tak teramati”, dari namanya saja kamu pasti bisa menduga, tidak ada yang tahu
seperti apa di sana.
Yah, ‘bagai menghitung
bintang di langit’, peribahasa ini ternyata mengandung sebuah kebenaran. Jadi jangan
terlalu sibuk menghitung bintang di langit, sebab kamu akan kehilangan bulan. Oleh
karena itu, jika tidak ingin merasa kehilangan, maka jangan pernah
menyia-nyiakan mereka yang bersamamu saat ini.
Diolah dari berbagai
sumber: Katalog Bintang Terang, How Many Stars Are in the Milky Way?, How Many Stars Are In The Universe?, Counting the Stars in the Milky Way
Komentar
Posting Komentar