Langsung ke konten utama

Di Mana Alien Bersembunyi? Ini 8 Metode Ilmiah untuk Menemukan Mereka

Bukan sci-fi, metode ini benar-benar digunakan para ilmuwan!

metode-ilmiah-untuk-menemukan-alien-informasi-astronomi
Kredit: iflscience.com

Apakah kita sendirian di alam semesta? Inilah pertanyaan yang diajukan oleh umat manusia sejak dulu dan sampai sekarang kita masih belum memiliki jawaban pasti.

Sains astronomi meningkat pesat dan kamu tidak perlu menjadi seorang ilmuwan untuk mengetahui bahwa alam semesta itu besar. Penuh sesak dengan bintang-bintang, yang banyak di antaranya “mirip Matahari” dan cukup banyak planet yang secara teoritis “layak huni”, namun kita belum memiliki bukti nyata eksistensi kehidupan ekstraterestrial.

Rasa frustrasi atas ketidakmampuan kita untuk mendeteksi mereka, secara sempurna dirangkum dalam paradoks Fermi; “Jika kondisi yang berpotensi menopang kehidupan begitu umum di seluruh kosmos, lalu di mana mereka?”

Meskipun belum membuahkan hasil, pencarian kehidupan di luar Bumi mungkin telah berada pada sebuah titik balik. Seiring bertambahnya jumlah penemuan planet terestrial (berbatu) layak huni, peluncuran jajaran teleskop canggih terbaru, dan misi eksplorasi antariksa yang menjanjikan, kita mungkin akan segera menemukan bukti kehidupan di luar Bumi.

Diolah dari berbagai sumber, berikut 8 metode ilmiah yang digunakan oleh para ilmuwan untuk menemukan kehidupan ekstraterestrial (alien).

1. Metode SETI, Mendeteksi Sinyal Gelombang Radio

wow-signal-seti-metode-ilmiah-untuk-menemukan-alien-informasi-astronomi
Kredit: NAAPO

Insititut SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) adalah organisasi nirlaba yang mendedikasikan diri untuk memantau radiasi elektromagnetik sebagai tanda-tanda transmisi alien.

Sebagian besar upaya SETI difokuskan untuk menganalisis gelombang radio di luar angkasa dengan harapan menemukan sinyal yang merupakan produk kecerdasan. Mereka melakukannya dengan mengamati ribuan bintang di galaksi Bima Sakti, namun hingga kini belum membuahkan hasil.

Sejauh ini, upaya terbaik deteksi sinyal gelombang radio hanya mendeteksi satu sinyal pada tahun 1977, itupun bukan SETI Institute yang mendeteksi. Sinyal misterius yang disebut “Wow!signal”, adalah deteksi radio narrow-band selama 72 detik yang berasal dari wilayah langit tanpa bintang dan planet.

Tidak secara definitif dijelaskan sebagai fenomena alam, lebih dari 50 kali deteksi ulang di wilayah langit yang sama selama beberapa dekade berikutnya gagal mendeteksi sinyal misterius tersebut.

2. Metode METI, Mengirim Pesan ke Luar Angkasa

meti-internasional-pesan-ke-planet-gj-273b-informasi-astronomi
Kredit: Danielle Futselar/METI

Selama setengah abad upaya SETI untuk memindai kosmos menggunakan jajaran teleskop radio canggih, sinyal gelombang radio di luar angkasa tetap sepi. Beberapa orang bahkan mengatakan alam semesta sunyi. Fakta ini membuat banyak ilmuwan merasa tidak puas. Mereka berpikir kita harus lebih aktif menjangkau kosmos atas nama planet Bumi.

Mereka kemudian mencoba metode METI (Messaging Extraterrestrial Intelligences) yang memicu perdebatan sengit di komunitas ilmuwan. Sudah banyak pesan yang secara sengaja dikirim ke luar angkasa dengan maksud terdeteksi oleh alien dari planet lain, untuk selanjutnya melakukan kontak dengan Bumi.

Misalnya, organisasi METI Internasional yang pada tahun 2017 telah mengirim pesan terperinci tentang eksistensi kita ke planet GJ 273b. Pesan berisi 33 potongan musik, masing-masing berdurasi 10 detik, termasuk tutorial sains dan matematika dimulai dari prinsip dasar hingga konsep yang lebih kompleks untuk menunjukkan kecerdasan kita.

GJ 273b adalah sebuah planet “Bumi super” sekitar 2,9 kali ukuran Bumi yang mengorbit di zona layak huni bintang induk. Bintang induk GJ 273 alias Luyten adalah sebuah bintang katai merah yang terletak sekitar 12,4 tahun cahaya dari Bumi.

Jika memang ada peradaban maju di sana, METI Internasional mengharapkan jawaban dari mereka dalam kurun waktu sekitar 25 tahun.

3. Mencari Jejak Biologis di Atmosfer Eksoplanet

metode-ilmiah-untuk-menemukan-alien-01-informasi-astronomi
Kredit: NASA Goddard

20 tahun telah berlalu sejak kita menemukan eksoplanet pertama yang mengorbit bintang deret utama, dan sekarang kita telah menemukan 2.000 planet di luar tata surya. Dengan planet-planet baru yang terdeteksi hampir setiap hari, semakin banyak ilmuwan yang meyakini jejak biologis pertama akan berasal dari deteksi unsur kimiawi buatan/biologis di lapisan atmosfer planet.

Sebuah metode untuk mendeteksi fotosintesis tanaman di atmosfer eksoplanet telah dikembangkan oleh para ilmuwan. Mereka mencari unsur dimer oksigen (dua molekul O2 yang terikat oleh kekuatan antarmolekul) sebagai rambu kehidupan, karena hanya terbentuk pada tekanan normal di atmosfer kaya oksigen.

Lapisan atmosfer eksoplanet mungkin memiliki sejumlah karakteristik yang mengindikasikan kehidupan atau kondisi yang sesuai untuk menopang kehidupan. Oksigen di Bumi juga dihasilkan oleh fotosintesis tanaman dan juga dapat dideteksi di lapisan atmosfer.

Selain oksigen, metana juga bisa menjadi salah satu petunjuk. Meskipun diproduksi di Bumi melalui dua proses yaitu biologis dan abiotik, namun metana dapat memberikan informasi tentang kondisi kehidupan di sebuah eksoplanet.

Oleh karena itu, menemukan metana dan oksigen di lapisan atmosfer eksoplanet dianggap sebagai salah satu metode terbaik untuk menemukan alien.

4. Menemukan Limbah dari Produk Teknologi Antariksa

metode-ilmiah-untuk-menemukan-alien-02-informasi-astronomi
Kredit: space.com

Tingkat kemajuan teknologi dianggap sebanding dengan kebutuhan energi sebuah peradaban. Penggunaan energi selalu menghasilkan panas dan Teleskop Colossus yang akan segera diluncurkan, didesain untuk melihat jejak energi ini.

Melalui metode ini, para ilmuwan bisa mendeteksi cahaya buatan di planet alien yang berasal dari lampu-lampu perkotaan malam hari, mirip dengan bagaimana Bumi diterangi oleh lampu pada malam hari.

Analisis spektrografi atmosfer planet juga bisa menemukan limbah dari sebuah peradaban maju. Karbon dioksida atau produk sampingan yang lebih kompleks dari aktivitas industri, pasti akan meninggalkan beberapa jejak energi yang mengindikasikan eksistensi peradaban maju.

Demikian pula dengan gagasan deteksi aktivitas peradaban asing di atmosfer eksoplanet, seperti dari kelimpahan CFC (klorofluorokarbon, aerosol yang bertanggung jawab atas penipisan ozon). Karena CFC adalah senyawa buatan dan tidak dihasilkan oleh alam, menemukannya sama dengan menemukan peradaban alien maju.

5. Deteksi Sinar Gamma, Neutrino dan Gelombang gravitasi

metode-ilmiah-untuk-menemukan-alien-03-informasi-astronomi
Kredit: NASA/JPL

Ada kemungkinan peradaban asing secara signifikan lebih maju daripada kita, dan mungkin menggunakan teknologi yang belum bisa kita deteksi. Diperkirakan teknologi komunikasi yang digunakan oleh peradaban alien maju meliputi sinar gamma, neutrino, dan gelombang gravitasi.

Sinar gamma memungkinkan transmisi kumpulan data dalam jumlah besar yang lebih cepat daripada metode tradisional. Teknologi untuk transmisi ini masih dalam tahap pengembangan di Bumi.

Emisi neutrino buatan dan anomali gravitasi dapat dideteksi dalam 10 tahun ke depan, namun mengidentifikasi seluk beluk sinyal mungkin masih berada di luar kemampuan kita. Tentu saja semua itu sekadar spekulasi, karena jika memang peradaban alien memang eksis, siapa yang tahu bagaimana cara mereka berkomunikasi.

6. Gagasan Menemukan Alien Melalui Reposisi Bintang

metode-ilmiah-untuk-menemukan-alien-reposisi-bintang-informasi-astronomi
Kredit: John Purvis

Astrofisikawan Dan Hooper menggagas pada akhirnya sebuah peradaban maju harus bergulat dengan bintang demi kelangsungan hidup peradaban. Mengingat kosmos terus meluas dan menarik bintang-bintang bersamanya. Jika benar, gagasan ini akan sangat membantu untuk menemukan peradaban asing di luar angkasa.

Dalam makalah ilmiahnya, teori Hooper terkait dengan teknologi maju yang belum ditemukan, yaitu bola Dyson atau megastruktur raksasa peradaban maju yang memanfaatkan bintang untuk memenuhi kebutuhan energi.

Ekspansi kosmos adalah fenomena yang tidak bisa ditolak, jadi setiap peradaban maju ditakdirkan untuk memaksimalkan kemampuannya saat memanfaatkan bintang yang turut tertarik bersama ekspansi kosmos dan harus segera mengamankan bintang sebagai sumber energi sebelum tidak bisa diakses secara permanen.

Mungkin saja peradaban maju alien sudah mulai mengamankan bintang-bintang mereka sebagai sumber energi dan menggunakan bola Dyson dengan mesin pendorong raksasa untuk mendorong bintang-bintang agar kembali ke pusat galaksi mereka.

Itulah sebabnya Hooper menyarankan untuk mencari peradaban asing melalui reposisi bintang. Mencari anomali pergerakan bintang yang ‘tersesat’ dari kelompoknya, karena bisa saja sebuah peradaban maju adalah penyebabnya.

7. Mencari Kehidupan Mikroba di Tata Surya

menemukan-kehidupan-mikroba-asing-informasi-astronomi
Kredit: NASA/JPL/SETI Institute

Pencarian kehidupan di tata surya tidak selalu berada di garis terdepan program antariksa, namun hadir sebagai salah satu tujuan misi yang digelar oleh badan-badan antariksa di seluruh dunia. Program Viking pada tahun 1970-an, misalnya, adalah pesawat antariksa pertama yang mencari kehidupan di Mars sebagai salah satu tujuan utama ilmiah.

Meskipun tidak menemukan bukti nyata kehidupan, Viking menunjukkan Mars mungkin pernah menampung kehidupan di masa lalu.

Dengan penemuan deposit air yang mengalir secara musiman di Planet Merah dan konfirmasi lautan bawah tanah di Europa dan Enceladus, fokus misi badan antariksa kini beralih ke eksplorasi yang berfokus pada kehidupan asing mikroba.

ExoMars, program kerjasama antariksa antara Eropa dan Rusia memiliki tujuan khusus untuk mendeteksi jejak biologis di permukaan dan lapisan atmosfer Mars. Sementara misi-misi lain, seperti di Europa, sedang dalam tahap pengembangan, termasuk NASA yang ingin mempelajari Europa, salah satu bulan Jupiter, menggunakan pesawat antariksa baru.

Teknologi yang diperlukan untuk melakukan pengeboran otonom oleh wahana antariksa untuk menembus kerak es di Europa atau Enceladus, masih di luar kemampuan kita saat ini.

8. SETI vs METI, Pro Kontra Metode Pencarian Alien

seti-vs-meti-metode-ilmiah-untuk-menemukan-alien-informasi-astronomi
Kredit: steemit.com

Bertolak belakang dengan metode SETI yang cenderung pasif karena hanya mendengarkan sinyal, metode METI sangat aktif mengirim sinyal ke bintang-bintang terdekat, terutama yang diketahui memiliki planet di zona layak huni.

Kelompok oposisi METI berargumen karena kita tidak mengetahui dengan pasti seperti apa makhluk ekstraterestrial, mengirim pesan secara sengaja ke luar angkasa mendatangkan risiko eksistensial bagi seluruh umat manusia.

Mengirim pesan kepada peradaban lain adalah keputusan yang harus disetujui oleh seluruh umat manusia. Diskusi ilmiah, politik dan kemanusiaan dalam skala internasional harus dilakukan terlebih dahulu, apakah layak mengumumkan eksistensi kita ke kosmos yang membuat peradaban kita lebih mudah terdeteksi.

Apakah kita akan menjadi introvert, menutup diri di galaksi, meringkuk di balik pintu dan hanya mendengarkan tanda-tanda kehidupan di luar angkasa? Atau ekstrovert, membuka diri dan memulai percakapan? Dan jika ekstrovert adalah yang kita pilih, apa yang harus kita katakan?

Terlepas dari apakah ada peradaban asing di luar sana, opsi terbaik adalah selalu mengganggap kita sendirian di alam semesta. Bangkitlah untuk menghadapi tantangan yang kita hadapi dan berusahalah menjadi lebih baik dari masa lalu kita.

Dan jika kita kebetulan bertemu dengan peradaban lain, umat manusia dapat menghadapi mereka bukan dengan rasa takut, tetapi sebagai spesies yang setara.


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang