Langsung ke konten utama

Bisakah Kita Melampaui Kecepatan Cahaya?

bisakah-kita-melampaui-kecepatan-cahaya-informasi-astronomi
Melampaui kecepatan cahaya.
Kredit: Metro.co.uk

Teori relativitas khusus Einstein menyatakan bahwa segala sesuatu yang memiliki massa tidak bisa bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya di ruang hampa. Dan pernyataan itu menjadi masalah besar untuk menempuh perjalanan antar sistem bintang. Jika ingin pergi ke sistem bintang jauh, kita harus menemukan cara untuk sampai ke sana dalam masa hidup kita.

Misalnya ke Alpha Centauri, salah satu bintang tetangga terdekat yang terletak 4,35 tahun cahaya dari Bumi, membutuhkan waktu sekitar 70.000 tahun jika kita ke sana hanya dengan kecepatan pesawat antariksa Voyager 1 NASA. Salah satu cara untuk mendorong batas eksplorasi antariksa adalah dengan melampaui kecepatan cahaya, sekitar 300 ribu km/detik atau 1,07 miliar km/jam. Sebagai perbandingan, Juno, pesawat antariksa tercepat besutan NASA hanya mampu mencapai kecepatan 266.000 km/jam.

Menurut hukum fisika mustahil untuk memecahkan ‘c’, batas kecepatan kosmik yang ditetapkan oleh Albert Einstein.

Masalah Besar

bisakah-kita-melampaui-kecepatan-cahaya-informasi-astronomi
Fisikawan teoritis kelahiran Jerman, Albert Einstein (1879-1955) ketika berada di rumahnya, Princeton, New Jersey, 1944.
(Popperfoto/Getty Images)

Penghalang utama untuk melampaui kecepatan cahaya adalah massa. Masalahnya sebagian besar partikel pasti memiliki massa. Setiap objek yang berakselerasi membutuhkan energi dan membutuhkan energi lebih banyak untuk melaju lebih cepat lagi. Jadi sebuah pesawat antariksa membutuhkan energi yang tak terbatas untuk melaju secepat cahaya.

“Tidak ada satu pun sumber bahan bakar yang cukup mumpuni untuk mempercepat sesuatu hingga mencapai kecepatan cahaya,” jelas ilmuwan Peter William Millington dari Universitas Nottingham. Tetapi, para ilmuwan tidak mengenal kata berhenti untuk memecahkan teori relativitas khusus. Banyak tim ilmuwan di laboratorium CERN Swiss yang berusaha untuk mengakselerasi neutrino, partikel paling ringan di alam semesta, untuk melampaui kecepatan cahaya, meskipun belum membuahkan hasil.

Upaya mereka juga sempat menghasilkan drama. Pada tahun 2011, tim OPERA (Oscillation Project with Emulsion tRacking Apparatus) berjanji untuk menulis ulang pemahaman kita tentang alam semesta. Mereka menyatakan telah cukup yakin dapat mengakselerasi neutrino agar melaju melampaui kecepatan cahaya. Sempat membangkitkan antusias para penggemar fiksi ilmiah yang mengharapkan pesawat antarbintang segera diproduksi, setidaknya secara teoritis, ternyata terjadi kekeliruan disebabkan kesalahan koneksi kabel dalam sistem GPS yang digunakan untuk menghitung waktu pergerakan partikel. Kekeliruan ini menyebabkan kesalahan sekitar 73 nanodetik lebih cepat.

Jadi, kita belum mampu melampaui kecepatan cahaya berdasarkan pemahaman fisika saat ini.

Melipat Ruang dan Waktu

Meskipun dilarang oleh relativitas khusus, teori lain yang dicetuskan oleh Albert Einstein justru adalah teori terbaik untuk menjelaskan gravitasi. Relativitas umum menyatakan bahwa massa dapat melengkungkan ruang dan waktu dalam berbagai bentuk.

“Dengan memanipulasi materi atau energi, sebuah peradaban maju mungkin dapat melipat ruang dan waktu untuk menciptakan jalan pintas antara titik-titik di jalinan ruang dan waktu itu sendiri,” Dr. Millington menjelaskan.

Gagasan ini memunculkan fenomena hipotetis seperti lubang cacing, yang secara teori memungkinkan pesawat antariksa untuk mengunci satu bagian alam semesta ke bagian lain dalam jalinan ruang dan waktu yang disebut jalan pintas kosmik. Misalnya, jika dua sistem bintang terpisah sejauh 10 tahun cahaya, membutuhkan waktu 10 tahun untuk sampai ke sana jika kita melaju secepat cahaya. Tetapi jika kita mengirim sinyal cahaya melalui lubang cacing, maka akan memangkas jarak hingga lima tahun cahaya. Berarti jarak antara sistem bintang melalui lubang cacing hanya setengah dari jarak yang sebenarnya.

“Dengan demikian, cahaya yang memasuki lubang cacing akan tampak melaju dua kali lipat kecepatan cahaya dibandingkan cahaya yang melewati jalur ruang dan waktu normal,” kata profesor fisika Gerald Cleaver dari Universitas Baylor di Texas. “Kedua berkas cahaya sama-sama merambat dengan kecepatan cahaya. Tetapi, berkas cahaya pertama melintasi jalur yang lebih pendek. Begitulah lubang cacing bekerja dan seolah memberikan perjalanan yang melampaui kecepatan cahaya, padahal faktanya hanyalah jalur pintas yang lebih pendek,” Cleaver menambahkan.

bisakah-kita-melampaui-kecepatan-cahaya-informasi-astronomi
Apakah mungkin menciptakan lubang cacing di jalinan ruang dan waktu?
(NASA)

Lubang cacing baru sebatas teori dan tidak ada satu pun yang pernah ditemukan. Pada tahun 1994, fisikawan teoritis Miguel Alcubierre menggagas “Alcubierre drive” yang mirip warp drive di film fiksi ilmiah Star Trek,  untuk menggambarkan pesawat antarbintang yang ditempatkan di sebuah “warp bubble”.

Secara teoritis, ruang dan waktu dimampatkan di depan bubble untuk menarik pesawat antarbintang, sementara ruang dan waktu di belakang bubble diperluas dan secara efektif mendorong pesawat antarbintang. Cara ini memungkinakan pesawat antarbintang untuk melampaui kecepatan cahaya, meskipun ruang dan waktu terlihat normal di luar bubble (gelembung).

Kembali ke Realitas

Tentu saja, skenario ini bukannya tanpa masalah sama sekali, paling tidak pesawat antariksa membutuhkan teknologi canggih dan jumlah energi tak terbatas untuk mengeksploitasi anomali ruang dan waktu. Bahkan jika sumber bahan bakar tak terbatas ditemukan, bisakah kita melakukan perjalanan secepat itu dengan aman?

Beberapa ilmuwan lain juga telah menggagas konsep perjalanan antarbintang. Para astronot mungkin harus ditempatkan dalam keadaan mati suri atau tinggal di komunitas “generasi antarbintang”, misi para astronot original akan dilanjutkan oleh keturunan mereka yang akan mencapai tempat tujuan beberapa tahun kemudian.

Sedangkan beberapa ilmuwan lain meyakini misi antarbintang sangat berbahaya karena risiko paparan radiasi kosmik, medan gravitasi atau akan tercabik-cabik jika memasuki lubang cacing. Namun terlepas dari segala tantangan yang dihadapi, para ilmuwan terus merenungkan cara untuk menjelajah bintang.

“Mengingat alam semesta yang begitu luas, faktor jarak sangat tidak menguntungkan,” terang Dr. Millington kepada Metro.co.uk. “Jarak antarbintang menyebabkan keturunan dari para astronot original yang berangkat 300.000 tahun lalu, hanya menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh.”

Jadi, sementara gagasan perjalanan antarbintang yang diangkat sebagai tema sci-fi dianggap mustahil, menemukan solusi untuk teori seperti lubang cacing, mendorong para fisikawan untuk melampaui batas pemahaman mereka. “Kita harus meminta para ilmuwan untuk memecahkan batasan-batasan yang diatur oleh hukum fisika saat ini,” katanya.

Tanpa ada terobosan luar biasa dalam hukum fisika atau lompatan besar kemajuan teknologi, Millennium Falcon dan U.S.S Enterprise akan tetap menjadi bagian dari fiksi ilmiah. “Hanya dengan melampaui kecepatan cahaya, peradaban maju dapat menjelajah di luar bintang setempat. Tidak akan pernah ada United Federation of Planets Star Trek tanpa pesawat antarbintang yang melampaui kecepatan cahaya,” pungkas Profesor Cleavers.

Ditulis oleh: Sarah Griffiths, metro.co.uk

Sarah Griffiths adalah jurnalis lepas bidang sains dan teknologi yang telah menulis untuk BBC, MailOnline, dan New Scientist


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang