Langsung ke konten utama

Dua Supernova Menjadi Bukti Perlambatan Ekspansi Alam Semesta

dua-supernova-menjadi-bukti-perlambatan-ekspansi-alam-semesta-informasi-astronomi
Kredit: NASA dan J. Blakeslee (JHU)

Para astronom memanfaatkan Advanced Camera for Surveys (ACS) Teleskop Antariksa Hubble NASA untuk menemukan dua ledakan supernova yang menyediakan petunjuk tentang akselerasi ekspansi kosmos dan “energi gelap” misterius. Lokasi kedua supernova terletak sekitar 5 dan 8 miliar tahun cahaya dari Bumi. Supernova yang lebih jauh meledak sejak dahulu kala, pada masa ketika ekspansi kosmos diduga melambat karena gaya gravitasi.

“Kami sedang berusaha mengisi wilayah kosong tempat peralihan laju ekspansi kosmos, dari perlambatan karena gaya tarik gravitasi ke percepatan karena gaya tolak energi gelap,” ungkap peneliti ACS John Blakeslee dari Universitas Johns Hopkins di Baltimore Maryland, sekaligus penulis utama makalah ilmiah yang telah dipublikasikan di Astrophysical Journal. “Tantangan yang cukup berat, namun ACS mengatasinya dengan mudah melalui observasi supernova jauh dan memperoleh informasi rinci tentang mereka.”

“Secara elegan, ACS telah unjuk gigi sebagai ‘mesin supernova’ untuk menyelidiki alam semesta awal,” jelas rekan penulis makalah ilmiah Holland Ford, yang memimpin tim instalasi kamera ACS Hubble pada bulan Maret 2002. Menurut para astronom Universitas Johns Hopkins, supernova yang mereka temukan layaknya ‘hidangan pembuka’ dari banyak ‘menu’ supernova yang akan diidentifikasi ACS.

Ditambah visi tangguh Hubble, ACS dapat memilah cahaya redup supernova jauh dan mengurai cahaya (dengan spektroskopi) untuk mengukur jarak, mempelajari bagaimana mereka memudar dan mengkonfirmasi mereka sebagai tipe khusus dari bintang yang memicu ledakan sekalgus indikator jarak andal.

Pada tahun 2001, para astronom Hubble telah menemukan fenomena supernova yang lokasinya lebih jauh lagi. Penemuan ini menyediakan bukti terkait perlambatan ekspansi kosmos. Para astronom kemudian memanfaatkan kamera terbaru Hubble untuk berburu supernova lain sebagai bukti pendukung. “Kami memiliki cukup data dari supernova terbaru untuk menentukan jarak dan mengatasi debu kosmik penghalang,” kata Blakeslee. Efek penyaringan debu antarbintang berpotensi menyebabkan kesalahan interpretasi jarak dalam skala kosmik, kecuali jika diperhitungkan secara cermat.

Supernova tipe Ia diyakini dipicu oleh bintang katai putih yang menarik gas dari bintang pengiring pada sistem biner. Katai putih menyedot massa hingga melampaui ambang batas gelombang “pembakaran” termonuklir oksigen, karbon dan unsur-unsur lain yang lebih berat, dan meledakkan bintang dalam beberapa detik. Fisik ledakan serupa dengan semua supernova tipe Ia yang puncak kecerahannya dapat diprediksi. Supernova tipe Ia adalah objek astronomi andal untuk mengkalibrasi jarak antargalasi.

Dua supernova jauh ditemukan ketika anggota tim ACS, Daniel Magee (Universitas California di Santa Cruz) dan Zlatan Tsvetanov (Universitas John Hopkins), membandingkan gambar-gambar lama Hubble dari bidang langit yang sama dengan gambar-gamber terbaru ACS. Observasi tindak lanjut untuk mengkonfirmasi mereka digelar dengan ACS dan instrumen Hubble lainnya untuk menentukan intensitas dan jarak mereka dari Bumi.

Kesimpulan studi supernova Tipe Ia justru bertolak belakang dengan penemuan akselerasi laju ekspansi kosmos, yang ditandai oleh galaksi-galaksi yang menjauh semakin cepat. Para astronom menghubungkan akselerasi ekspansi kosmos dengan faktor misterius yang disebut energi gelap.

Menatap lokasi-lokasi jauh di alam semesta sama dengan menatap masa lalu, dan para ilmuwan ACS telah mengantongi bukti bahwa gaya gravitasi pada periode waktu itu telah memperlambat ekspansi kosmos. Namun tim hanya memiliki sedikit data pada periode transisi antara kedua fase ini, ketika gaya tolak energi gelap mulai melampaui gaya tarik gravitasi.

“Studi berkelanjutan supernova memungkinkan kita untuk mengungkap sejarah lengkap ekspansi kosmos,” pungkas Blakeslee. “Gambar yang lebih tajam, area bidang pandang yang lebih luas dan sensitivitas ACS akan mengarah ke sepuluh kali lipat jumlah penemuan supernova dibandingkan kamera utama pencitraan Hubble sebelumnya.”

Ditulis oleh: Staf hubblesite.org


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang