Langsung ke konten utama

Perbedaan Visi Terhadap Galaksi Cerutu

perbedaan-visi-terhadap-galaksi-cerutu-informasi-astronomi
Pemandangan paling detail dari inti Messier 82 yang mengisolasi cahaya dari kilau awan gas yang menghalangi sebagian besar cahaya bintang. Gambar ini menunjukkan cahaya yang dipancarkan oleh sulfur (merah), cahaya kasat mata dan ultraviolet dari oksigen (masing-masing berwarna hijau dan biru), dan cahaya dari hidrogen (sian atau biru kehijauan).
Kredit: ESA/Hubble & NASA

Gambar ini menampilkan inti Messier 82 atau galaksi Cerutu. Melimpah dengan debu kosmik, bintang-bintang belia terang dan pendar molekul gas, Messier 82 relatif cerah dan tidak terlalu jauh dari Bumi dalam skala astronomi. Tipe galaksi starburst ini terletak sekitar 12 juta tahun cahaya di rasi Ursa Mayor (Beruang Besar).

Galeri gambar Messier 82 yang diambil oleh Hubble sebelumnya telah mengungkap galaksi yang terang benderang oleh kilau cahaya bintang, namun gambar terbaru inti Galaksi Cerutu terlihat sangat berbeda, karena justru didominasi oleh molekul gas dan debu yang bercahaya, sementara bintang-bintangnya hampir tidak terlihat. Lantas, apa yang menyebabkan perbedaannya?

Gambar terbaru ini lebih tajam dibandingkan hasil pengamatan Hubble sebelumnya, bahkan gambar paling detail yang pernah dihasilkan dari galaksi ini. Namun, alasan utama yang menyebabkan perbedaan adalah karena penerapan metode observasi. Jajaran kamera Hubble sebenarnya tidak melihat dalam warna, namun, sensitif terhadap berbagai panjang gelombang dalam warna grayscale (rentang gradasi warna hitam dan putih).

Gambar berwarna dihasilkan setelah cahaya melewati filter warna berbeda untuk mengkombinasikan gambar, pilihan filter menghasilkan perbedaan besar pada gambar pamungkas.

Menggunakan filter pita warna relatif luas, mirip dengan yang dilihat oleh mata kita, menghasilkan warna natural karena cahaya bintang bersinar terang di seluruh spektrum.

Menggunakan filter transparan hanya untuk spektrum yang dipancarkan oleh elemen kimia tertentu, seperti pada gambar ini, mengisolasi cahaya yang bersumber dari awan gas, sambil menghalangi sebagian besar cahaya bintang. Pilihan filter transparan menjelaskan mengapa bintang-bintang tampak redup dalam gambar ini, termasuk siluet tajam jalur debu terhadap awan gas bercahaya terang.

Gambar mengungkap cahaya yang dipancarkan oleh unsur sulfur (warna merah), cahaya kasat mata dan ultraviolet dari unsur oksigen (hijau dan biru) dan cahaya dari hidrogen (sian atau biru kehijauan).

Galaksi Cerutu Lebih Umum dari yang Kita Duga

perbedaan-visi-terhadap-galaksi-cerutu-informasi-astronomi
Ilustrasi tentang galaksi cerutu. Kredit: J. Chang, PMO/T. Muller, HDA

Alam semesta adalah tempat yang aneh. Kita punya planet dengan hujan berlian, bintang yang berputar super cepat, dan kilatan gelombang radio yang tidak bisa dijelaskan.

Dan bagi saya, ada semacam galaksi aneh yang benar-benar menarik. Meskipun nama sains yang disandangnya adalah prolate rotator, para astronom kerap menyebutnya "galaksi cerutu". Bagaikan gelondong, galaksi ini menyerupai cerutu dan berotasi di sepanjang poros terpanjang. Ya, mereka mengagumkan.

Masalahnya, kita berpikir mereka sangat langka. Kita hanya menemukan 12 galaksi cerutu di seluruh alam semesta. Tapi sebuah studi terbaru yang mempelajari 600 galaksi, telah menemukan delapan galaksi cerutu lainnya. Temuan ini menunjukkan bahwa mereka mungkin tidak begitu langka dan kita juga bisa memperkirakan kemungkinan bagaimana mereka terbentuk. Mari kita kaji lebih dalam!

Makalah studi yang melaporkan penemuan dipimpin oleh para astronom dari Max Planck Institute for Astronomy di Jerman telah dipublikasikan di journal Astronomy and Astrophysic.

"Para astronom menganggap tipe galaksi ini sangat langka," kata penulis utama studi Athanasia Tsatsi kepada IFLScience. "Sungguh mengejutkan ditemukan begitu banyak galaksi dengan fitur serupa, praktis sepuluh kali lipat lebih banyak dari perkiraan!"

Dalam penemuannya, tim menganalisis data dari Calar Alto Legacy Integral Field Area (CALIFA), sebuah proyek yang mempelajari cahaya dari 600 galaksi menggunakan Observatorium Calar Alto di Spanyol. Sampel galaksi telah dipilih secara cermat untuk memastikan mereka dipilih secara acak dan mewakili alam semesta secara keseluruhan.

Hal paling menarik dalam penelitian adalah perkiraan bagaimana galaksi cerutu terbentuk. Pertama, dua galaksi spiral saling bertabrakan. Salah satu galaksi kemudian membentuk sebuah "batang", yang akhirnya menciptakan sebuah galaksi elips berbentuk cerutu, sementara bintang-bintang di galaksi lainnya mengorbit batang galaksi ini. Seperti itulah kurang lebih prediksi bentuk gelondong teratur diperoleh.

Proses ini mungkin tidak biasa, tapi juga tidak jarang. Mungkin ada lebih banyak lagi galaksi cerutu di luar sana yang menunggu kita untuk ditemukan dan saya juga berharap seperti itu.

"Temuan kami menunjukkan bagaimana putaran rotasi di galaksi-galaksi tipe awal mungkin lebih umum daripada perkiraan sebelumnya dan dapat membantu kita memahami tentang struktur dinamis dan asal usul formasi mereka," tulis tim dalam makalah.

"Penelitian merupakan kombinasi observasi berkualitas tinggi terhadap sampel acak galaksi (yang mewakili galaksi di seluruh alam semesta) dengan model dinamis berbasis orbit. Kombinasi telah memberikan wawasan tentang sifat dinamis dari galaksi khusus tipe rotator ini." 

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov dan Jonathan O’Callaghan, iflscience.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang