Langsung ke konten utama

Cakram Bintang Biru Misterius di Sekitar Lubang Hitam Andromeda

cakram-bintang-biru-misterius-di-sekitar-lubang-hitam-andromeda-informasi-astronomi
Kredit: NASA, ESA, R. Bender (Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics), T. Lauer (NOAO), dan J. Kormendy (Universitas Texas)

Menggunakan Teleskop Antariksa Hubble NASA, para astronom telah mengidentifikasi sumber cahaya biru misterius yang mengelilingi lubang hitam supermasif di galaksi tetangga utama Andromeda (M31). Meskipun cahaya biru misterius telah membingungkan para astronom selama lebih dari satu dekade, penemuan terbaru yang dihasilkan Hubble justru membuatnya semakin misterius.

Cahaya biru berasal dari cakram bintang-bintang belia nan panas. Bintang-bintang ini mengelilingi lubang hitam sebagaimana planet-planet di tata surya mengelilingi Matahari. Para astronom belum bisa menjelaskan bagaimana cakram bintang yang membentuk struktur mirip pancake (kue serabi) bisa berada begitu dekat dengan lubang hitam raksasa. Dalam lingkungan yang tidak bersahabat seperti itu, gaya pasang surut gravitasi lubang hitam seharusnya mengoyak material di sekitarnya, sehingga gas dan debu tidak akan pernah bisa terakumulasi untuk membentuk bintang.

Penemuan cakram bintang sekaligus membuktikan eksistensi lubang hitam monster. Bukti ini telah membantu para astronom untuk menyingkirkan semua teori alternatif tentang massa gelap di inti Andromeda, meskipun para astronom telah lama memprediksinya sebagai lubang hitam.

“Mengamati bintang-bintang ini bagaikan menonton seorang pesulap menarik kelinci dari topi. Kita tahu apa yang akan dilakukan oleh pesulap, tetapi tidak tahu bagaimana cara melakukannya,” ungkap Tod Lauer dari National Optical Astronomy Observatory di Tucson, Arizona. Lauer adalah anggota tim astronom yang dipimpin oleh Ralf Bender dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics di Garching Jerman dan John Kormendy dari Universitas Texas di Austin. Makalah ilmiah yang melaporkan hasil studi telah dipublikasikan di Astrophysical Journal.

Hubble Selidiki Cahaya Biru Aneh

Bersama para kolega, astronom Ivan King dari Universitas Washington, pertama kali mengamati cahaya biru misterius pada tahun 1995 menggunakan Hubble. Semula King menduga cahaya biru berasal dari sebuah bintang biru terang atau bersumber dari fenomena kosmik yang energik. Tiga tahun kemudian, Lauer dan Sandra Faber dari Universitas California di Santa Cruz kembali menggunakan Hubble untuk mempelajari cahaya biru. Observasi mereka mengungkap cahaya biru yang berasal dari sekelompok bintang biru.

Saat ini, pengamatan spektroskopi terbaru menggunakan instrumen Space Telescope Imaging Spectrograph (STIS) Hubble, telah mengungkap cahaya biru bersumber dari sekitar 400 bintang belia yang berusia sekitar 200 juta tahun (Sebagai perbandingan, usia Matahari adalah 4,5 miliar tahun). Mereka tersusun sangat rapat dalam struktur cakram hanya seluas satu tahun cahaya. Cakram bintang tepat berada di dalam cincin elips dari bintang-bintang yang lebih tua, lebih dingin dan lebih merah yang terlihat dalam observasi Hubble sebelumnya.

cakram-bintang-biru-misterius-di-sekitar-lubang-hitam-andromeda-informasi-astronomi
Hubble telah memberikan wawasan terkait inti kompleks galaksi Andromeda (Messier 31). Gambar-gambar terbaru Hubble mengungkap cakram bintang-bintang biru berusia muda nan panas yang mengitari lubang hitam supermasif. Cakram bintang-bintang biru berada tepat di dalam cincin elips bintang-bintang yang lebih tua, lebih dingin dan lebih merah yang terlihat dalam pengamatan Hubble sebelumnya. Gambar inset menampilkan inti cerah Andromeda dan pemandangan seluruh galaksi.
Kredit: NASA, ESA, dan A. Feild (STScI)

Para astronom juga menggunakan STIS untuk mengukur kecepatan pergerakan bintang-bintang biru. Mereka memperoleh kecepatan bintang dengan menghitung efek perubahan pada panjang gelombang cahaya mereka yang terentang dan terkompres saat mengitari lubang hitam. Di bawah cengkeraman gaya gravitasi masif lubang hitam, bintang-bintang biru bergerak sangat cepat: 3,6 juta kilometer per jam atau 1.000 kilometer per detik. Mereka bergerak sangat cepat, sehingga hanya membutuhkan waktu 40 detik untuk mengelilingi Bumi dan enam menit untuk mencapai di Bulan. Bintang-bintang tercepat bahkan menyelesaikan satu kali orbit mengitari lubang hitam dalam waktu 100 tahun.

Inti aktif Andromeda kemungkinan membentuk cakram bintang serupa di masa lalu dan barangkali bisa terus membentuknya.

“Bintang-bintang biru dalam cakram berumur pendek, sehingga dalam sejarah panjang 12 miliar tahun Andromeda, tidak mungkin cakram berumur pendek seperti itu hanya muncul saat ini,” jelas Lauer. “Itu sebabnya kami berpikir mekanisme yang membentuk cakram bintang ini mungkin juga membentuk cakram bintang lain di masa lalu dan akan terus membentuknya di masa depan. Namun kami masih belum mengetahui proses yang membentuk cakram semacam itu dan masih menjadi teka-teki untuk dipecahkan.”

Para astronom mengakui ketajaman visi Hubble yang mampu menemukan cakram bintang-bintang biru.

“Hanya Hubble yang memiliki resolusi dalam cahaya biru untuk mengamati cakram bintang ini,” tutur salah satu anggota tim Richard Green dari National Optical Astronomy Observatory di Tucson. “Ukurannya sangat kecil dan bentuknya sangat berbeda daripada bintang-bintang merah di sekitarnya, sehingga kami dapat menggunakannya untuk menyelidiki jantung Andromeda yang sangat dinamis. Pengamatan ini dilakukan oleh anggota tim kami yang membangun STIS. Kami sengaja merancang channel cahaya kasat mata yang secara khusus mengukur cahaya bintang di dekat lubang hitam.”

Bukti Solid untuk Lubang Hitam Monster

Selain penemuan cakram bintang, para astronom juga menggunakan Hubble untuk membuktikan bahwa Andromeda memiliki lubang hitam pusat. Pada tahun 1988, dalam studi independen berbasis darat, John Kormendy, tim Alan Dressler dan Douglas Richstone menemukan pusat objek gelap di Andromeda yang mereka yakini adalah lubang hitam supermasif. Inilah kasus kuat pertama dari deteksi 40 lubang hitam yang diketahui saat itu, sebagian besar deteksi juga dibuat oleh Hubble. Namun, asumsi tersebut tidak boleh mengesampingkan alternatif lain meskipun peluangnya sangat kecil.

“Ada alasan kuat untuk meyakininya sebagai lubang hitam supermasif,” kata Kormendy. "Tapi klaim sepihak juga membutuhkan bukti kuat. Kita harus yakin itu adalah lubang hitam, bukannya gugus bintang gelap yang telah mati.”

Pengamatan STIS terhadap Andromeda begitu akurat, sehingga para astronom telah menghilangkan semua alternatif lain bagi objek pusat nan gelap itu. Mereka juga menghitung massa lubang hitam, sekitar 140 juta massa Matahari, tiga kali lebih masif dari perkirakan sebelumnya.

Sejauh ini, gugus bintang gelap telah dikesampingkan hanya di dua galaksi, NGC 4258 dan galaksi Bima Sakti kita. “Dua galaksi ini menyediakan bukti jelas terkait eksistensi lubang hitam,” tambah Kormendy. “Tetapi keduanya adalah kasus khusus, NGC 4258 berisi cakram water masers yang kami amati dengan teleskop radio dan pusat galaksi Bima Sakti kita sangat dekat sehingga kami dapat mengikuti orbit setiap bintang. Andromeda adalah galaksi pertama yang semua penjelasan alternatif bisa dikesampingkan.”

“Mempelajari lubang hitam selalu menjadi misi utama Hubble,” kata Kormendy. “Tak diragukan lagi, inti Andromeda menampung lubang hitam supermasif. Inilah bagian penting dari warisan Hubble, yang mengarahkan kita untuk meyakini bahwa objek gelap yang terdeteksi di pusat galaksi lainnya adalah lubang hitam.”

“Sekarang karena kita telah membuktikan kehadiran lubang hitam di tengah cakram bintang-bintang biru, lalu bagaimana mereka bisa terbentuk begitu dekat dengan lubang hitam,” tambah Bender. “Gas yang membentuk bintang harus mengitari lubang hitam dengan begitu cepat, jadi pembentukan bintang di tempat yang ekstrem seperti itu mustahil terjadi. Tetapi, faktanya bintang-bintang itu ada di sana.”

Inti Aktif Galaksi

cakram-bintang-biru-misterius-di-sekitar-lubang-hitam-andromeda-informasi-astronomi
Ilustrasi cincin bintang-bintang merah yang berusia lebih tua dan cakram bintang-bintang biru belia.
Kredit: NASA, ESA, dan A. Feild (STScI)

Lubang hitam dan cakram bintang bukan satu-satunya karya arsitektur di inti Andromeda. Satu tim astronom yang dipimpin oleh Lauer dan Faber yang menggunakan Hubble pada tahun 1993 juga menemukan gugus bintang ganda di pusat Andromeda. Penemuan yang cukup mengejutkan, karena kedua gugus bintang seharusnya bergabung menjadi satu hanya dalam waktu beberapa ratus ribu tahun. Scott Tremaine dari Universitas Princeton mengajukan solusi untuk keanehan tersebut, “nukleus ganda” Andromeda sebenarnya adalah struktur cincin dari bintang-bintang merah yang telah lanjut usia.

Cincin terlihat seperti dua gugus bintang karena para astronom hanya melihat bintang-bintang di ujung yang berlawanan dari cincin. Struktur cincin membentang seluas lima tahun cahaya dari lubang hitam dan mengelilingi cakram bintang-bintang biru. Kemiringan sudut cakram dan cincin sama apabila dilihat dari Bumi, menunjukkan bahwa mereka mungkin saling terkait.

Meskipun para astronom dikejutkan oleh penemuan cakram bintang-bintang biru yang mengitari lubang hitam supermasif, namun mereka juga menjelaskan teka-teki arsitektur inti Andromeda mungkin cenderung umum.

“Dinamika di dalam inti galaksi tetangga kita mungkin lebih umum daripada yang kita pikirkan,” pungkas Lauer. “Karena Bima Sakti kita sendiri rupa-rupanya memiliki bintang-bintang yang usianya bahkan lebih muda di dekat lubang hitam inti galaksi. Dan tidak mungkin hanya dua galaksi raksasa terdekat dengan aktivitas aneh seperti itu. Jadi perilaku mereka bukanlah pengecualian, tetapi memang harus seperti itu adanya. Bahkan kami juga telah menemukan galaksi lain yang memiliki nukleus ganda.”

Ditulis oleh: Staf hubblesite.org


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang