Langsung ke konten utama

Bagaimana Cahaya Matahari Sepenuhnya Diblokir dalam Fenomena Gerhana?

bagaimana-cahaya-matahari-sepenuhnya-diblokir-dalam-fenomena-gerhana-informasi-astronomi
Ilustrasi ini menunjukkan kesejajaran langka antara matahari dan bulan yang menghasilkan bayangan di planet kita.
Kredit: NASA/GSFC/CI Lab

Selama gerhana matahari total, bulan melintas di antara bumi dan matahari. Bulan benar-benar menghalangi cahaya matahari. Namun radius bulan sekitar 400 kali lebih kecil daripada matahari. Lalu, bagaimana bulan bisa menghalangi semua cahaya itu?

Itu semua ada hubungannya dengan jarak antara bumi-matahari dan bumi-bulan.

bagaimana-cahaya-matahari-sepenuhnya-diblokir-dalam-fenomena-gerhana-informasi-astronomi
Ilustrasi yang menampilkan bumi, bulan dan matahari selama gerhana tanggal 21 Agustus 2017.
Kredit gambar: Studio Visualisasi Ilmiah NASA

Ketika jarak sebuah objek lebih dekat dengan kita, objek tersebut akan terlihat lebih besar daripada objek lain yang jaraknya lebih jauh. Seperti sebagian besar bintang di langit malam yang hanya terlihat bagaikan titik-titik cahaya putih kecil, faktanya banyak dari mereka yang ukurannya lebih besar daripada matahari kita, hanya saja jarak mereka lebih jauh dari bumi!

Meskipun radius bulan 400 kali lebih kecil daripada matahari, namun jarak bulan sekitar 400 kali lebih dekat dengan bumi daripada matahari. Berarti menurut sudut pandang para pengamat di bumi, ukuran bulan dan matahari tampak hampir sama di langit.

bagaimana-cahaya-matahari-sepenuhnya-diblokir-dalam-fenomena-gerhana-informasi-astronomi
Kredit gambar: NASA

Jadi ketika bulan melintas di antara bumi dan matahari selama fenomena gerhana matahari total, bulan mampu menutupi seluruh cahaya matahari.

Namun, tidak ada yang abadi, termasuk fenomena gerhana matahari total!

Orbit bulan terus berubah. Bahkan, orbit bulan semakin melebar sekitar 3,8 cm setiap tahun. Saat orbit bulan menempatkannya semakin menjauh dari bumi, bulan juga akan tampak semakin kecil di langit kita.

Perubahan orbit bulan juga sesekali terjadi hari ini, karena orbit bulan memang tidak bulat sempurna. Orbit elips menyebabkan jarak bulan kadang-kadang sedikit lebih jauh dari Bumi. Terkadang bulan cukup jauh sehingga tidak mampu menghasilkan gerhana matahari total dan hanya mengaburkan sebagian besar cahaya matahari untuk menghasilkan gerhana cincin.

Namun begitu orbit semakin melebar, katakanlah sekitar sekitar 23.500 km lebih jauh daripada jarak rata-rata saat ini, bulan akan terlampau jauh untuk sepenuhnya menutupi matahari.

Jangan khawatir, karena hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Jika orbit bulan semakin melebar sekitar 3,8 cm setiap tahun, dibutuhkan waktu lebih dari 600 juta tahun agar fenomena gerhana matahari total tidak terjadi lagi!

Cari tahu lebih lanjut tentang fenomena alam gerhana di: Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari

Ditulis oleh: Staf spaceplace.nasa.gov


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Apa Itu Astrofisika?

Mosaik Hubble menyingkap koleksi simpul ukiran gas dan debu di sebagian kecil wilayah Nebula Kepala Monyet (juga dikenal sebagai NGC 2174 dan Sharpless Sh2-252). Nebula adalah wilayah pembentuk bintang terdiri dari awan debu gelap yang siluet terhadap gas bercahaya. Kredit: NASA, ESA, dan Hubble Heritage Team (STScI/AURA) Astrofisika adalah cabang ilmu antariksa yang menerapkan hukum fisika dan kimia untuk menjelaskan kelahiran, kehidupan dan kematian bintang, planet, galaksi, nebula dan objek-objek lain di alam semesta. Astrofisika memiliki dua sepupu dalam sains, astronomi dan kosmologi, juga termasuk garis kabur di antara keduanya. Dalam pengertian yang paling sederhana: Astronomi mengukur posisi, luminositas, pergerakan dan karakteristik lainnya, (luminositas adalah jumlah energi yang dipancarkan sebuah objek ke segala arah per satuan waktu). Astrofisika menggagas teori fisika mulai dari struktur berukuran kecil hingga berukuran sedang di alam semesta. Kosmologi mengg