Langsung ke konten utama

Bintang Ultra-Biru Langka di Pusat Galaksi Andromeda

bintang-ultra-biru-langka-di-pusat-galaksi-andromeda-informasi-astronomi
Kredit gambar: WIYN/KPNO; T. Rector dan B. Wolpa (NOAO/AURA/NSF); NASA, ESA, B. Williams dan J. Dalcanton (Universitas Washington)

Warna biru adalah indikator bagi bintang muda yang panas. Namun dalam kasus aneh berikut, bintang-bintang lanjut usia mirip Matahari, secara prematur ditemukan melepas lapisan terluar material dan memperlihatkan inti mereka yang sangat biru dan panas.

Satu tim astronom terkejut ketika menemukan mereka karena simulasi menunjukkan hanya tipe bintang tua istimewa yang bisa seterang ini dalam cahaya ultraviolet.

Sementara Hubble mengintai bintang-bintang ultra-biru di pusat galaksi Andromeda, observasi terbaru yang mencakup area lebih luas mengungkap bahwa ketidaksesuaian dengan simulasi ini tersebar di seluruh area pusat galaksi yang padat dengan bintang. Para astronom menggunakan instrumen Wide Field Camera 3 Hubble untuk menemukan sekitar 8.000 bintang ultra-biru melalui sensus bintang dalam spektrum cahaya ultraviolet untuk melacak cahaya dari bintang-bintang terpanas. Penelitian ini adalah bagian dari survei Panchromatic Hubble Andromeda Treasury selama beberapa tahun untuk memetakan populasi bintang di seluruh galaksi Andromeda.

“Kami tidak mencari bintang-bintang ultra-biru, mereka begitu menonjol karena bersinar terang dalam cahaya ultraviolet dan sangat berbeda dari bintang-bintang yang kami harapkan,” ungkap penanggung jawab survei Hubble Julianne Dalcanton dari Universitas Washington di Seattle.

Hasil studi telah dipresentasikan saat pertemuan rutin American Astronomical Society di Austin Texas.

Hubble memantau bintang dalam radius 2.600 tahun cahaya dari inti Andromeda. Setelah melakukan analisis terhadap bintang selama hampir satu tahun, tim menentukan mereka telah melewati masa kejayaan dalam skala kehidupan bintang. “Mereka lebih redup dengan kisaran suhu permukaan yang berbeda daripada bintang-bintang sangat terang di wilayah pembentuk bintang Andromeda,” jelas anggota tim Phil Rosenfield dari Universitas Washington.

Seiring tahap evolusi yang harus dilalui, ukuran bintang membesar menjadi raksasa merah dan melepaskan sebagian besar lapisan material terluar yang memperlihatkan inti biru panas. Sedangkan bintang normal menyerupai Matahari yang membengkak menjadi raksasa merah hanya kehilangan lebih sedikit material sehingga tidak pernah terlihat seterang itu pada spektrum ultraviolet.

“Kami menemukan mereka saat menjalani tahap evolusi paling terang, tepat sebelum menjadi bintang katai putih,” kata anggota tim Leo Girardi dari Astronomical Observatory of Padua. “Diperkirakan ada banyak bintang panas serupa lainnya di wilayah pusat Andromeda pada tahap awal evolusi mereka. Tetapi mereka terlalu redup untuk diamati Hubble karena bercampur di tengah kerumunan bintang normal lainnya.”

Para astronom telah menggagas dua skenario untuk menjelaskan tentang mengapa bintang-bintang biru ini menjalani proses evolusi secara berbeda. Menurut Rosenfield, skenario terkuat mungkin mereka kaya dengan unsur-unsur kimia selain hidrogen dan helium. Observasi menggunakan jajaran teleskop berbasis darat mengindikasikan bintang-bintang di pusat galaksi memiliki persediaan “unsur-unsur berat” yang berlimpah, memudahkan mereka untuk mengeluarkan banyak material ke ruang angkasa menjelang akhir kehidupan.

Dalam skenario ini, radiasi bintang lebih efisien untuk mendorong gas yang mengandung unsur-unsur berat dan melepaskan material layaknya hembusan angin yang mendorong layar kapal tebal. Meskipun inti setiap bintang diperkaya oleh unsur-unsur berat, bintang-bintang biru cerah diperkirakan mengandung unsur berat dalam jumlah sangat tinggi yang mempercepat hilangnya massa.

Peneltian juga mengungkap semakin jauh jarak dari inti Andromeda, semakin berkurang pula jumlah bintang biru, termasuk penurunan dalam kadar unsur berat.

Sementara itu, sistem biner adalah skenario kedua untuk menjelaskan tahap evolusi yang berbeda. Bintang-bintang biru berada dalam sistem biner rapat dan telah kehilangan massa yang ditransfer ke bintang pengiring. Interaksi ini menyebabkan inti biru panas bintang terekspos. Para astronom juga terkejut menemukan kemiripan cara distribusi bintang ultra-biru di dalam galaksi, seperti halnya populasi bintang biner dengan massa serupa yang ditemukan dalam observasi sinar-X oleh Observatorium Sinar-X Chandra NASA.

Langkah selanjutnya yang akan ditempuh para astronom adalah menyusun simulasi terkait bintang-bintang ultra-biru untuk menentukan skenario terbaik yang menjelaskan jalur evolusi berbeda mereka.

Ditulis oleh: Staf hubblesite.org


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang